Pertama di Dunia, Drone Jadi Alat Kirim Darah di Kawasan Miskin

Pengiriman darah melalui drone akan mulai dilakukan di Rwanda minggu ini, rencananya drone akan menjangkau ke daerah yang sulit dijangkau.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 16 Okt 2016, 19:42 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2016, 19:42 WIB
Drone
Drone untuk mengirimkan darah di Rwanda (Sumber: The Verge)

Liputan6.com, Rwanda - Rwanda menjadi negara pertama yang memiliki sistem pengiriman menggunakan drone. Nantinya, pesawat nirawak digunakan untuk mengantarkan darah pada pasien di area yang sulit dijangkau.

Drone yang digunakan untuk mengirim darah dibuat oleh perusahaan robotik California, Zipline. Drone itu akan mengirimkan darah ke 21 fasilitas transfusi yang ada di barat Rwanda. Daerah tersebut adalah kawasan miskin dan sulit dijangkau oleh akses kesehatan.

Seperti dikutip dari The Verge, Minggu (16/10/2016), Zipline mengumumkan kemitraannya dengan pemerintah Rwanda awal tahun ini. Selama beberapa bulan, perusahaan tersebut melakukan uji coba di sebuah pusat pendistribusian di wilayah Muhanga.

Pada pusat pendistribusian itu, mereka merancang 15 drone bernama Zips yang mampu terbang hingga 150km sambil membawa 1,5kg darah. 

Untuk memperoleh darah, rumah sakit di Rwanda bisa memesannya melalui SMS dan proses pengiriman berlangsung selama 15 menit.

Pemerintah Rwanda sangat menyambut teknologi tersebut. Pada awal tahun 2016, pemerintah membangun sebuah bandara drone yang bakal selesai di tahun 2020.

Dengan teknologi ini, sistem Zipline bisa membantu mereka yang membutuhkan transfusi darah. CEO Zipline Keller Rinaudo mengatakan, banyak orang yang membutuhkan bantuan pengiriman melalui drone.

"Pengiriman darah bisa dilakukan hingga ratusan kali per hari menggunakan drone, dan hal ini bisa membantu menyelamatkan nyawa manusia," tutur Rinaudo.

Ia mengatakan, sistem ini terinspirasi dari pengangkutan yang dilakukan oleh pesawat terbang dan bouncy castle (rumah balon).

Sistem tersebut terdiri dari sebuah kabel panjang yang ditopang dua kutup dengan sebuah matras plastik yang terletak beberapa meter di depan kabel. Kemudian, sistem akan saling berkomunikasi saat sebuah drone tiba dan menyesuaikan arah dari kutup sehingga drone bisa mendarat dengan aman di matras.

Drone untuk mengirimkan darah akan mulai mengudara minggu ini. Pengiriman darah melalui drone bakal membantu 7 juta orang yang ada di area seluas 18.129km.

Rencananya, Zipline akan memperluas pengiriman darah hingga timur Rwanda awal tahun depan. Dalam proyek ini, Zipline bekerja sama dengan UPS dan GAVI yang didanai oleh Yayasan Bill Gates.

Selain Rwanda, Zipline juga menyasar negara-negara di Afrika Timur. Rinaudo berharap, di waktu mendatang drone miliknya bisa membantu kehidupan di berbagai tempat.

(Tin/Isk)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya