Kecerdasan Buatan Akan Gantikan Peran Ahli Onkologi

Vinod Khosla menilai penerapan kecerdasan buatan juga akan meluas ke bidang onkologi atau ilmu tentang tumor.

oleh M Hidayat diperbarui 22 Jun 2017, 08:00 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2017, 08:00 WIB
Ilustrasi Kecerdasan Buatan, Robot
Ilustrasi Kecerdasan Buatan, Robot

Liputan6.com, Jakarta - Kecerdasan buatan dan penerapannya di berbagai bidang pekerjaan masih menjadi pembicaraan hangat di dunia teknologi. Banyak pihak mengkhawatirkan kecerdasan buatan akan menggeser pekerjaan manusia seperti supir truk, akuntan, dan lain-lain.

Pemodal ventura dan co-founder Sun Microsystems, Vinod Khosla, menilai penerapan kecerdasan buatan juga akan meluas ke bidang onkologi (ilmu tentang tumor).

"Saya tidak bisa membayangkan bagaimana bisa ahli onkologi manusia akan memberi nilai tambah, mengingat jumlah data di bidang onkologi," kata Khosla, saat diskusi panel yang diselenggarakan MIT di San Francisco sebagaimana dikutip dari Venture Beat, Rabu (22/6/2016).

"Mereka (ahli onkologi manusia, red.) tidak mungkin bisa memahami semua hal yang mungkin terjadi," tambahnya.

Pernyataan Khosla adalah bagian dari poin yang lebih luas bahwa pendidikan dan kecakapan tinggi tidak akan cukup membendung pergolakan ekonomi dan kehilangan pekerjaan, yang timbul sebagai salah satu akibat dari penerapan kecerdasan buatan. Lebih lanjut, ia bahkan tidak yakin ahli radiologi manusia masih akan ada dalam lima tahun mendatang.

Diwartakan sebelumnya, robot, mobil otonomos, hingga asisten virtual rasanya sudah tak asing lagi di telinga kita. Ya, ketiganya adalah beberapa contoh nyata dari pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan.

Menurut survei yang dilakukan University of Oxford and Yale, mesin atau robot berpeluang besar lima puluh persen untuk dapat melakukan pekerjaan lebih baik daripada manusia pada 2062.

(Why/Ysl)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya