Liputan6.com, Massachusetts - Smartwatch dengan kemampuan fitness tracker yang bisa mendeteksi status kesehatan, ternyata tak bisa sepenuhnya berfungsi dengan optimal. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan kapasitas daya dan koneksi nirkabel.
Melihat permasalahan ini, ilmuwan Universitas Harvard dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) menciptakan perangkat berupa tato pintar yang bisa berfungsi sebagai sensor kesehatan penggunanya. Menariknya, tato ini tidak memerlukan daya atau koneksi nirkabel sama sekali.
Seperti dilansir Engadget, Rabu (4/10/2017), tinta tato tersebut ternyata berperan sebagai kandungan kimia yang mampu mendeteksi kondisi darah pengguna.
Advertisement
Baca Juga
Tinta berwarna hijau bisa mengetahui kondisi saat pengguna dehidrasi, sedangkan tinta warna hijau satunya lagi bisa berubah warna menjadi cokelat jika gula darah penggunanya naik.
Tato ini juga dirancang "bersahabat" dengan orang yang tidak terbiasa menggunakan tato. Pasalnya, tato bisa dipasang dengan lem khusus dan tidak menyakiti kulit. Ia juga bisa tampil transparan, dan hanya akan tampak jika terkena cahaya di luar.
Tato pintar yang bisa mengontrol status kesehatan manusia semacam ini, bukanlah yang pertama. Sebelumnya, MIT juga menciptakan tato bernama DuoSkin yang bisa terhubung dengan smartphone.
Tak hanya itu, tato ini juga bisa menampilkan output suhu tubuh serta mengirimkan data ke perangkat lain melalui NFC.
Menurut tim peneliti, tato tersebut dapat digunakan tiga hal, yakni sebagai trackpad atau virtual control untuk mengatur volume pada smartphone atau perangkat lainnya.
Tato juga bisa menampilkan output yang sesuai dengan perubahan suhu tubuh si pemakai. Ketiga, tato tersebut bisa juga berisi data yang mampu dibaca perangkat lainnya.
(Jek/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: