Qualcomm dan Apple Berseteru di Tiongkok

Qualcomm menuntut penjualan dan produksi iPhone di Tiongkok dihentikan.

oleh Andina Librianty diperbarui 15 Okt 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2017, 10:00 WIB
Qualcomm - ilustrasi (Intomobile)
Qualcomm - ilustrasi (Intomobile)

Liputan6.com, Jakarta - Pertempuran Qualcomm dan Apple di meja hijau masih berlanjut, kali ini di Tiongkok. Qualcomm pada Jumat (13/10/2017), mengonfirmasi bahwa perusahaan telah mengajukan tuntutan hukum terhadap Apple di negara tersebut.

Dilansir Reuters, Minggu (15/10/2017), Qualcomm mengajukan tuntutannya di pengadilan kekayaan intelektual Beijing. Produsen chip itu dalam tuntutannya menyatakan Apple telah melanggar paten, serta menginginkan penjualan dan produksi iPhone di Tiongkok dihentikan. Qualcomm mengajukan tuntutannya di pengadilan Beijing pada 29 September 2017.

Pihak Apple memberikan komentar atas kasus yang menimpanya. Perusahaan asal Negeri Paman Sam itu mengatakan, pihaknya selalu bersedia membayar dengan harga yang wajar dan nilai yang masuk akal untuk paten-paten yang digunakan.

"Selama bertahun-tahun melakukan negosiasi dengan Qualcomm, paten-paten tersebut tidak pernah dibahas," tulis Apple melalui surat elektronik kepada Reuters.

Berdasarkan laporan Bloomberg, Qualcomm dalam tuntutannya mempermasalahkan tiga paten essential non-standar, yaitu mencakup manajemen daya dan teknologi layar sentuh bernama Force Touch yang digunakan pada iPhone.

"Hasil penemuan-penemuan itu adalah sedikit contoh dari banyaknya teknologi Qualcomm yang digunakan Apple untuk membuat perangkat menjadi lebih baik dan meningkatkan keuntungannya," tutur juru bicara Qualcomm, Christine Trimble.

Menurut analis Canaccord Genuity Inc, Mike Walkley, regulator Tiongkok dinilai tidak akan gegabah mengambil keputusan terkait kasus ini. Mereka sadar jika produksi iPhone dihentikan, itu akan menyebabkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap para pekerja di berbagai pemasok komponen produk-produk Apple seperti Hon Hai Precision Industri Co.

Sebaliknya, jika tuntutan itu dikabulkan bisa membantu vendor-vendor smartphone Tiongkok seperti Oppo untuk bisa mengungguli Apple.

Para investor sendiri dinilai tidak khawatir dengan kemungkinan gangguan pasokan iPhone, karena mereka yakin Apple akan segera bertindak jika proses produksi terancam.

"Apple tidak akan melewatkan satu pun hari produksi. Apa pun alasannya yang membuat mereka mendapatkan penilaian negatif, mereka akan membayar Qualcomm dalam jangka pendek. Mereka tidak akan membahayakan bisnis mereka karena hal ini," kata Walkley.

(Din/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya