Saham Facebook Turun Usai Zuckerberg Umumkan Perubahan News Feed

Nilai saham Facebook turun 4,47 persen setelah CEO Mark Zuckerberg mengumumkan adanya perubahan penyaringan News Feed medsos raksasa itu.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 13 Jan 2018, 16:05 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2018, 16:05 WIB
Mahalnya Biaya Keamanan Pribadi Bos Facebook
Begitu juga dengan keamanan sang pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg. Selama tiga tahun Facebook menghabiskan

Liputan6.com, Jakarta - Nilai saham Facebook turun sekitar 4 persen pada Jumat, 12 Januari 2018, tepat sehari setelah CEO Facebook, Mark Zuckerberg, mengumumkan bakal melakukan perubahan besar-besaran pada News Feed di Facebook.

Sehari sebelumnya, Zuckerberg menuliskan status yang cukup panjang di akun Facebooknya. Suami Priscilla Chan itu mengatakan, News Feed di Facebook bakal lebih memfasilitasi interaksi antarpengguna ketimbang unggahan bisnis, tautan berita, dan lain-lain.

Mengutip laman Daily Mail, Sabtu (13/1/2017), perusahaan riset Pivotal Research Group mengatakan, tingkat konsumsi digital menunjukkan, penggunaan Facebook turun sebelum Zuckerberg mengumumkan hal tersebut.

Untuk sementara waktu, penggunaan Facebook mungkin bakal turun setelah perusahaan mengubah News Feed berakibat nilai saham Facebook turun sekitar US$ 8,40 (Rp 112 ribu) menjadi US$ 179,37 (sekitar Rp 2,3 juta) per lembar saham.

	Nilai saham Facebook turun setelah Mark Zuckerberg mengumumkan bakal ada perubahan news feed Facebook (Sumber: Daily Mail)

"Kami berspekulasi, ada kekhawatiran yang tecermin gara-gara unggahan Zuckerberg yang menjadi pemicu turunnya nilai saham ini," tulis Analis Senior di Pivotal, Brian Wieser.

Perusahaan yang berdiri sejak 2004 itu sebelumnya mendapat kritik dari berbagai pihak terkait dengan algoritma News Feed-nya. News Feed di Facebook dianggap dapat melanggengkan berita misleading atau hoax di halaman feed milik pengguna.

Bahkan, Facebook disebut-sebut telah memengaruhi hasil pilpres Amerika tahun 2016 serta menimbulkan berbagai masalah terkait perbedaan pandangan politik di berbagai negara.

Menanggapi hal tersebut, Zuckerberg dalam unggahannya mengatakan, perubahan News Feed ini memungkinkan orang untuk membuat pengguna memiliki waktu berkualitas selama menggunakan Facebook. Namun, dengan perubahan ini, kemunculan berita dan konten lainnya akan lebih terbatas di News Feed pengguna.

Facebook Ubah Penyaringan News Feed

Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg, Founder sekaligus CEO Facebook, banyak disalahkan sebagian pihak karena membiarkan penggunanya membagikan tautan berita hoax di Facebook. (Doc: Wired)

Facebook mulai Kamis (11/1/2018) akan mengubah cara penyaringan unggahan dan video yang tampil di News Feed. Hal ini merupakan bentuk dari pernyataan CEO Facebook, Mark Zuckerberg, mengenai sejumlah perubahan desain yang akan diterapkan pada jejaring sosial terbesar di dunia tersebut.

Zuckerberg melalui unggahannya di Facebook mengatakan akan mengubah penyaringan News Feed dengan memprioritaskan yang dibagikan oleh teman-teman dan keluarga. Di sisi lain, Facebook akan mengurangi konten noniklan dari merek dan penerbit atau organisasi media.

Facebook selama bertahun-tahun memprioritaskan material yang dianggap oleh algoritma komputernya akan melibatkan orang-orang melalui komentar "like" atau berbagai cara lain untuk menunjukkan ketertarikan. Namun, kata Zuckerberg, hal itu tidak lagi menjadi tujuan perusahaan.

"Saya mengubah tujuan yang saya berikan kepada tim produk kami dari fokus membantu kalian menemukan konten relevan menjadi membantu kalian memiliki lebih banyak interaksi sosial berarti," tulis Zuckerberg.

Zuckerberg memperkirakan perubahan ini akan mengurangi waktu yang dihabiskan orang-orang di Facebook dan keterlibatan mereka akan menurun dalam jangka singkat. Namun, ia menilai perubahan ini akan memberikan dampak yang lebih baik bagi para pengguna dan bisnis dalam jangka panjang.

Konten Bermasalah di News Feed

Meniru Kebiasaan Sehari-hari Orang Kaya
Mulai dari Mark Zuckerberg yang hobi membaca dan Richard Branson yang selalu bangun pagi.

Facebook dan sejumlah media sosial lain banyak dikritik lantaran layanan mereka membuat para pengguna melihat berbagai isu sosial dan politik, sehingga menyebabkan kebiasaan adiktif.

Algoritma Facebook sendiri dikritik karena diduga memprioritaskan berita dan informasi yang salah di News Feed para pengguna, termasuk memengaruhi Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) pada tahun lalu, serta memicu wacana politik di berbagai negara lain.

Perombakan produk Facebook yang dimulai dengan perubahan algoritma sebagai "pengontrol" News Feed ini, diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Perubahan lain, kata Zuckerberg, akan diterapkan pada berbagai produk Facebook lainnya dalam beberapa bulan ke depan.

"Kami merasa bertanggung jawab untuk memastikan layanan kami tidak hanya menyenangkan untuk digunakan, tapi juga baik untuk kehidupan masyarakat," ungkap suami Priscilla Chan tersebut.

Facebook saat ini memiliki lebih dari 2 miliar pengguna bulanan dan merupakan media sosial terbesar di dunia. Selain itu, Facebook juga merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia dengan pendapatan berkisar US$ 36 miliar per 30 September 2017, yang sebagian besar berasal dari iklan.

Berbeda dengan konten iklan yang tidak terkena dampak perubahan ini, hal ini dinilai justru akan menjadi pukulan berat bagi organisasi berita. Banyak media menggunakan Facebook untuk mendorong pembaca, tapi kata Zuckerberg, banyak unggahan semacam itu ternyata "tidak sehat".

"Sejumlah berita membantu memulai percakapan mengenai berbagai isu penting. Namun, kini terlalu sering, menonton video dan membaca berita menjadi pengalaman pasif," tulis Zuckerberg. Demikian seperti dikutip dari Reuters, Jumat (12/1/2018).

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya