705 Ribu Kicauan Warganet Indonesia Ramaikan #SuperBlueBloodMoon

Di Indonesia, ada sekitar 705 ribu kicauan warganet yang meramaikan fenomena langka gerhana Super Blue Blood Moon.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Feb 2018, 11:36 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2018, 11:36 WIB
Gerhana Bulan atau Supermoon
Gerhana Bulan atau Supermoon (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Euforia terhadap fenomena alam Super Blue Blood Moon berhasil menyita perhatian rakyat seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Wajar saja, berbagai macam media terus-menerus meliput fenomena tersebut, terutama karena fenomena ini adalah pertama sejak 150 tahun yang lalu.

Pantauan Tekno Liputan6.com di Twitter, Kamis (1/2/2018), tampak penduduk Pulau Jawa dan Sumatera yang paling banyak meramaikan kejadian ini lewat tagar #SuperBlueBloodMoon.

Puncak keramaian tersebut adalah sekitar pukul 20.00-21.00 WIB di saat Super Blue Blood Moon paling bersinar.

Bahkan, saking ramainya, Twitter Indonesia mencatat ada 705.000 kicauan warganet Indonesia yang meramaikan Super Blue Blood Moon.

Di luar kedua pulau tersebut, juga banyak warganet yang turut bergabung memeriahkan fenomena langka ini.

Di Pulau Sulawesi misalnya, selain yang berada di Makasssar, para warganet di kota-kota lain seperti Palu, Gorontalo dan Manado juga turut aktif mentwit #SuperBlueBloodMoon di Twitter. Selanjutnya, warganet di Ternate juga antusias mengikuti peristiwa ini.

Warganet di provinsi paling muda, Kalimantan Utara, juga ikut mengamati kejadian Super Blue Blood Moon, tepatnya di daerah Tanjung Selor. Di Papua pun para netizen turut bersemangat mengikuti kejadian ini, terutama di daerah Sorong dan Jayapura.

 

Fakta Super Blue Blood Moon

[Bintang] Gerhana Bulan
Gerhana Bulan (Bambang E. Ros/bintang.com)

Gerhana Bulan Super Blue Blood Moon pernah terjadi sebelumnya, yakni 152 tahun lalu, tepatnya pada 31 Maret 1866, tapi hanya bisa dilihat di Amerika Selatan dan Amerika Utara. 

Fakta lainnya tentang Gerhana Bulan kali ini adalah, menggabungkan tiga fenomena alam sekaligus sehingga disebut sebagai Super Blue Blood Moon.

Fenomena pertama adalah Supermoon. Disebut demikian, karena Bulan masih berada di titik terdekatnya dengan Bumi. Dengan begitu, Bulan akan terlihat lebih besar dan bercahaya dibandingkan waktu-waktu sebelumnya.

Kemudian, fenomena alam yang kedua adalah Bluemoon. Disebut Blue Moon karena merupakan Bulan purnama kedua pada Januari. Sekadar diketahui, Bulan purnama pada bulan ini sebelumnya juga terjadi pada 1 Januari.

 

Blood Moon

Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Penampakan "super blue blood moon" menjelang proses terjadinya gerhana bulan total yang mengubah bulan menjadi kemerahan di atas langit Jakarta, Rabu (31/1). Proses gerhana bulan total tersebut berlangsung selama 4-5 jam. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Fenomena selanjutnya adalah Gerhana Bulan total, yang sering disebut Blood Moon, sebab saat Gerhana Total, Bulan tampak berwarna merah darah karena cahayanya ditapis sedemikian rupa oleh atmosfer Bumi.

Gerhana Bulan kali ini bisa disaksikan dari berbagai negara di dunia, di antaranya Amerika Serikat bagian barat, Alaska, Hawaii, Australia, Asia (termasuk Indonesia dan Singapura), Amerika Utara, Samudera Pasifik, dan Siberia Timur.

Di Indonesia, Gerhana Bulan ini terjadi dalam beberapa tahap, yakni gerhana parsial, gerhana total, dan gerhana parsial. Total, fenomena ini berlangsung sekitar empat jam.

Awal gerhana parsial terjadi pada 18.48 WIB, awal gerhana total terjadi pada 19.52 WIB, puncak gerhana terjadi pada 20.30 WIB, akhir totalitas gerhana terjadi pada 20.08 WIB, dan akhir gerhana terjadi pada 22.11 WIB.

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya