Canggih, Helm Pintar Go-Jek Dilengkapi AC dan Headphone

Helm bernama "Headgear 2.0" tersebut dilengkapi beberapa fitur canggih, mulai dari AC pendingin kepala, headphone, pengeras suara, hingga bisa menonton video dalam resolusi 5K.

oleh Jeko I. R. diperbarui 02 Apr 2018, 10:53 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2018, 10:53 WIB
Go-Jek
Ilustrasi helm pintar "Headgear 2.0" Go-Jek. Foto: Twitter Go-Jek

Liputan6.com, Jakarta - Ada-ada saja ulah perusahaan teknologi merayakan April Mop. Kali ini, giliran Go-Jek berhasil mengecoh masyarakat dengan 'inovasi' terbarunya.

Ya, perusahaan teknologi unicorn tersebut baru saja merilis helm terbaru untuk pengemudi dan penumpang layanan ojek online Go-Ride. Sayangnya, helm itu hanya sebuah konsep dan dipastikan tak akan hadir di dunia nyata.

Go-Jek sendiri memamerkan helm bernama "Headgear 2.0" ini lewat akun Twitter-nya, @gojekindonesia. Helm tersebut mengusung desain futuristik dan sejumlah fitur canggih.

"Segera hadir Headgear 2.0! Paduan desain helm terkini dengan teknologi Gojek Dynamic Glass yang dapat menampilkan data digital dan holographic ke kaca helm," tulis Go-Jek.

Go-Jek mengklaim, helm pintarnya ini juga hadir dengan fitur entertainment on the go yang membuat pengguna tetap menikmati sajian hiburan digital dari dalam helm saat naik motor.

Fitur yang dimaksud antara lain seperti AC pendingin kepala, pengeras suara, headphone untuk mendengarkan musik, hingga fitur menonton video dalam resolusi 5K.

Wajar saja Go-Jek membuat lelucon April Mop seperti ini, mengingat helm tersebut kelewat canggih dan tak masuk akal.

Walau cuma sebatas guyonan April Mop, inovasi ala-ala Go-Jek tersebut patut diapresasi, barangkali kelak terjadi di masa depan. Jika memang kejadian, yang pasti para penumpang akan dimanjakan dengan ragam teknologi yang keren di helm ini.

Ekspansi ke Empat Negara Asia Tenggara

Nadiem Makarim
Nadiem Makarim, Founder dan CEO Go-Jek Indonesia

Terlepas dari helm pintar palsu Go-Jek tersebut, perusahaan ini baru saja dikabarkan segera mengumumkan ekspansi bisnis mereka ke negara lain di Asia Tenggara.

Mengutip laporan Reuters, Rabu (28/3/2018), Go-Jek disebut-sebut bakal mengumumkan langkah masuk ke pasar luar negeri dalam beberapa minggu ke depan.

Hal ini berdasarkan sebuah email di kalangan internal Go-Jek yang sempat dilihat oleh Reuters.

Perusahaan rintisan Indonesia yang telah menyandang gelar Unicorn (startup dengan nilai valuasi minimal US$ 1 miliar) ini kabarnya berencana untuk melakukan ekspansi bisnis ke empat negara Asia Tenggara tahun ini, begitu bunyi pernyataan CEO Go-Jek, Nadiem Makarim dalam email internal.

Nadiem dalam email internal itu tidak menyebut negara-negara mana saja yang akan disasar oleh layanan Go-Jek. Namun, beberapa waktu lalu, Chief Technology Officer Go-Jek Ajay Gore menyebut, Go-Jek berupaya menghadirkan layanan di Filipina pada 2018.

"Persiapan sedang berjalan, dalam beberapa minggu ke depan peluncuran negara baru pertama kali akan diumumkan," demikian yang dikatakan Nadiem dalam email tersebut.

Diikuti Tiga Negara Lainnya

CEO Go-Jek Nadiem Makariem
CEO Go-Jek Nadiem Makariem. Liputan6.com/Agustin Setyo W.

"Selanjutnya akan diikuti oleh tiga negara lain di Asia Tenggara pada pertengahan tahun ini," kata Nadiem.

Mengutip partner finansial Go-Jek yang tak disebut namanya, "Go-Jek percaya diri bahwa pihaknya memiliki dukungan untuk mengambil salah satu kisah pertumbuhan paling sukses di seluruh dunia, dari fenomenal di Indonesia hingga global."

Nadiem sebelumnya menyebut, Go-Jek telah mendapatkan suntikan modal dalam jumlah besar yang bisa mendukung perusahaan melakukan ekspansi ke negara lainnya.

Kabar ini datang setelah Uber menyerahkan operasional bisnisnya di Asia Tenggara kepada Grab melalui akuisisi yang diumumkan beberapa hari lalu. Grab sendiri menjadi rival besar Go-Jek di Tanah Air.

Bergabungnya operasional Uber dengan Grab merupakan konsolidasi terbesar pertama di Asia Tenggara yang dihuni oleh 640 juta orang.

Hal ini pun dianggap memberi tekanan kepada Go-Jek yang belum ini mendapatkan suntikan dana dari Alphabet (induk usaha Google) dan Tencent Holdings dari Tiongkok.

Selain Google dan Tencent, investor Singapura Temasek dan Meituan-Dianping dari Tiongkok juga menjadi investor dalam pendaaan yang diterima Go-Jek pada putaran ini.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya