Roket SpaceX Bakal Mendarat ke Bumi dengan Balon Raksasa

Jika memang nantinya bagian atas roket bisa diturunkan dengan metode terjangkau seperti balon raksasa, tentu SpaceX bisa memangkas biaya lebih irit.

oleh Jeko I. R. diperbarui 17 Apr 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2018, 10:00 WIB
Roket Terkuat di Dunia Milik SpaceX Melesat Menuju Orbit Planet Mars
Roket terkuat di dunia milik SpaceX, Falcon Heavy meluncur saat penerbangan uji coba di Kennedy Space Center di Florida (6/2). Roket melesat menuju angkasa dari Kennedy Space Center, Florida Amerika Serikat. (AFP/Jim Watson)

Liputan6.com, Jakarta - SpaceX dikabarkan akan memulangkan semua roketnya ke Bumi. Meski bukan hal mudah, perusahaan teknologi aeronautika tersebut berupaya untuk membawa semua roket yang pernah ke luar angkasa dengan selamat.

Rencana terbaru SpaceX, sebagaimana diungkapkan sang CEO Elon Musk, akan mengembalikan roket dengan balon pesta raksasa. Untuk tahap pertama, perusahaan yang didirikan pada 2002 lalu tersebut akan memulangkan bagian atas roket terlebih dahulu.

"Ini mungkin terdengar gila, tetapi SpaceX bakal mengembalikan bagian atas dari roket kembali dari orbit, dengan menggunakan balon pesta raksasa," ujar Elon Musk dalam akun Twitter resminya, @elonmusk.

Jika upaya tersebut benar bisa dilaksanakan, tentu perusahaan akan menghemat biaya lebih banyak. Pada awal 2018 aja, SpaceX sudah menggelontorkan biaya yang sangat banyak untu meluncurkan roket. Sekiranya dibutuhkan US$ 62 juta untuk meluncurkan roket Falcon 9.

Jika memang nantinya bagian atas roket bisa diturunkan dengan metode terjangkau seperti balon raksasa, tentu SpaceX bisa memangkas biaya lebih irit. Selain itu, pendaratan dengan balon raksasa ini dirasa juga akan menjadi 'atraksi' menarik bagi masyarakat Bumi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dikritik Astronom

Roket Terkuat di Dunia Milik SpaceX Melesat Menuju Orbit Planet Mars
Roket terkuat di dunia milik SpaceX, Falcon Heavy lepas landas di Kennedy Space Center di Florida (6/2). Roket Falcon Heavy meluncur ke antariksa membawa Tesla Roadster milik bos SpaceX, Elon Musk, menuju orbit terdekat planet Mars.(AP Photo / John Raoux)

Walau demikian, upaya SpaceX tersebut dikritik oleh astronom Amerika Serikat (AS) Phil Plait. Ia berkata, helium yang terkandung di dalam balon raksasa nanti tidak akan kuat memanggul roket di luar angkasa.

Apalagi, tambah Plait, roket nanti pasti akan jatuh dalam kecepatan tinggi dari orbit. Kritikan tersebut dilontarkan Plait di dalam thread yang sama di bawah cuitan Elon Musk.

"Helium memang baik untuk membuat benda raksasa. Baik dalam artian mempertahankan bentuk dalam kecepatan Mach, dan menurunkan koefisien balistik hingga dua besaran," timpal Musk.


Pergi ke Luar Angkasa Jadi Solusi dari Perang Dunia

Roket Terkuat di Dunia Milik SpaceX Melesat Menuju Orbit Planet Mars
Falcon Heavy milik SpaceX meluncur saat penerbangan uji coba di Kennedy Space Center di Florida (6/2). Tesla Roadster tersebut berpenumpang manekin berpakaian astronot yang duduk di kursi pengemudi. (AFP/Jim Watson)

Ia turut menyampaikan pernyataan yang kurang mengenakkan, yakni soal akan terjadinya 'zaman kegelapan'.

"Ada kemungkinan besar akan ada zaman kegelapan lagi, terutama jika Perang Dunia III terjadi," kata Elon Musk di SXSW seperti yang dilansir dari The Verge, Selasa (13/3/2018).

Yang ditekankan Elon Musk adalah tentang idenya soal kesiapan umat manusia sebelum adanya Perang Dunia. Ia juga mengatakan, "akan ada bibit peradaban manusia untuk membawa kembali peradaban."

Karenanya, miliarder muda ini percaya, pangkalan luar angkasa dapat merealisasi ide itu dan 'menyelamatkan' manusia dari perang dunia.

Tentu saja, Elon Musk tidak sepenuhnya berpikiran negatif. Ia ingin agar Mars memiliki berbagai fasilitas penunjang.

"Mars akan butuh segalanya mulai dari tempat pengecoran besi sampai tempat pizza sampai klub malam. Mars harusnya memiliki bar yang luar biasa," tambahnya.

Ini bukan pertama kalinya ia mengungkapkan ide kolonialisasi Mars. Pada 2015, ia sempat mendorong umat manusia untuk melebarkan sayap kehidupan ke planet lain karena ia percaya kehidupan yang multiplanetary (berada di berbagai planet) adalah langkah bijaksana.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya