Khawatir Tampil di Video Kebencian, Perusahaan Ini Tarik Iklan dari YouTube

Munculnya begitu banyak konten-konten negatif di YouTube membuat para perusahaan waswas menaruh iklannya di platform itu.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 11 Mei 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2018, 15:00 WIB
Markas Besar Youtube © AFP
Markas Besar Youtube © AFP

Liputan6.com, Jakarta - Munculnya begitu banyak konten negatif di YouTube membuat para perusahaan waswas menaruh iklannya di platform itu.

Dilansir Reuters, Jumat (11/5/2018), perusahaan elektronik Cisco memutuskan untuk menarik iklannya dari YouTube karena khawatir iklan mereka tanpa sengaja tayang di video-video berisi konten penebar kebencian.

Mengetahui kabar itu, pihak Google langsung menyampaikan klarifikasi atas langkah berani Cisco.

"Kami telah bermitra dengan pengiklan untuk membuat perubahan signifikan tentang monetasi YouTube melalui kebijakan yang lebih ketat, kontrol yang lebih baik, dan transparasi," kata seorang juru bicara Google.

Selain ingin terus membuka dialog dengan pengiklan, bulan lalu pihak YouTube sendiri mengaku sudah menghapus setidaknya lima juta video yang kontennya melanggar peraturan mereka.

Keputusan Cisco sendiri ditenggarai munculnya laporan ada lebih dari 300 iklan YouTube tayang di video-video bernuansa ekstremis.

Akibatnya, para perusahaan pengiklan tanpa sadar jadi turut membiayai kanal-kanal berbahaya tersebut.

Cisco sendiri menolak berkomentar, tetapi mereka berencana tetap memakai YouTube untuk membagikan video mereka.

 

Konten Negatif di YouTube

Penembakan di Markas YouTube
Petugas penegak hukum berjalan menuju kantor pusat YouTube sesaat setelah insiden penembakan di San Bruno, California, Amerika Selatan, Selasa (3/4). Polisi telah menutup seluruh gedung untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. (AP/Jeff Chiu)

Ini adalah pekerjaan rumah terberat bagi YouTube. Sebelumnya, YouTube dikritik karena banyaknya konten-konten konspirasi dan berita palsu.

Ketika terjadi aksi penembakan massal di SMA Marjory Stoneman Douglas pada Februari 2018, YouTube dikritik karena adanya video penyebar hoax yang menyebut korban selamat sebagai aktor semata.

YouTube pun mulai menerapkan aturan pencekalan. Bila ada kanal yang kerap menebar konten kebencian, maka layanan berbagi video tersebut akan memberikan peringatan sampai tiga kali sebelum mencekal kanal tersebut.

Sayangnya, pengaturan konten ini dapat terbilang belum optimal dan kurang konsisten dalam penegakannya.

(Tom/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

https://www.vidio.com/watch/1325068-hands-on-honor-view-10

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya