NASA Terbangkan Helikopter untuk Pantau Kondisi Mars

Nantinya, NASA akan menyertakan helikopter untuk menjelajah Planet Mars saat misi itu berhasil dilakukan.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 15 Mei 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2018, 08:00 WIB
planet Mars
planet Mars (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana NASA untuk mengetahui seluk beluk Planet Mars dilaporkan makin matang. Terbaru, badan antariksa Amerika Serikat itu berencana untuk menyertakan sebuah helikopter saat perjalanan ke Planet Merah tersebut benar-benar terlaksana.

Dikutip dari The Verge, Selasa (15/5/2018), NASA akan turut membawa sebuah helikopter otonomos kecil dalam penerbangan ke Mars yang direncanakan dilakukan pada 2020.

Nantinya, helikopter ini akan terbang mengitari di atmosfer NASA yang 10 kali lebih tipis dari Bumi.

Desain helikopter bernama Mars Helicopter ini sudah dikerjakan selama empat tahun oleh Jet Propulsion Laboratory NASA. Namun ketika itu, belum dapat diputuskan kapan helikopter tersebut akan diterbangkan.

Kendati demikian, helikopter disebut tak akan mempengaruhi misi penerbangan ke Mars. Jika helikopter ini berhasil, bisa jadi akan dapat membantu misi ke Mars karena mampu merekam video dalam posisi bird-eye, sesuatu yang tak dapat dilakukan sebelumnya.

Bukan tak mungkin, helikopter ini bisa digunakan untuk menjelajah wilayah yang tak terjangkau sebelumnya. Rencananya, helikopter akan disematkan di bawah rover yang diterbangkan ke Mars

Begitu tiba di Planet Merah, helikopter akan mencari tempat yang tepat untuk mulai meluncur dan terbang.

Akan tetapi perlu diingat, karena jarak Bumi dan Mars sangat jauh, perintah yang diberikan membutuhkan waktu beberapa menit untuk dapat diterima helikopter.

"Ide helikopter yang terbang di planet lain ini sangat menarik. Mars Helicopter menawarkan banyak kesempatan untuk perkembangan ilmu, penemuan, dan misi Mars di masa depan," tutur anggota NASA Jim Bridenstine.

Sekadar informasi, misi ke Mars ini direncanakan akan dilakukan pada 2020, tepatnya di Bulan Juli. Apabila sesuai jadwal, pesawat luar angkasa yang diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat ini akan tiba di Mars pada Februari 2021.

NASA Bakal Pelajari Sejarah Terbentuknya Mars

planet Mars
planet Mars (iStockPhoto)

Sebelumnya, pada awal tahun ini, NASA juga berencana mengirim robot baru yang akan didaratkan di Mars. Rencananya, robot tersebut akan ditugaskan untuk mempelajari asal usul Planet Merah tersebut.

Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut sebetulnya memang sudah melakukan beberapa misi besar penjelajahan Mars. Namun, berbeda dengan misi terbaru kali ini, robot tersebut akan dilengkapi sejumlah teknologi canggih untuk bisa menyelami permukaan Mars.

Menurut yang dilansir CNBC, Selasa (30/1/2018), misi tersebut bernama Interior Exploration Using Seismic Investigations, Geodesy and Heat Transport atau InSight.

Tugas utamanya adalah meneliti proses pembentukan bebatuan dan komponen alam lain di dalam Mars. Misi ini akan dilangsungkan dari Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California.

"Kami sama sekali belum melihat isi dari Mars. Bahkan tidak bisa melihatnya sampai 1 persen," kata Sue Smrekar, Deputy Principal Investigator, InSight Education NASA.

"Kami ingin menyelami permukaan Mars, kami ingin bisa melihat 99,9 persen apa yang ada di bawah permukaanya," ujarnya menambahkan.

Teknik penggalian permukaan Mars sebelumnya sudah dilakukan para astronot di Bulan. Dalam hal ini, robot InSight akan menggunakan lengannya untuk bisa menggali permukaan Mars.

Robot Pertama yang Menyelami Mars

planet Mars
planet Mars (iStockPhoto)

InSight sendiri akan menjadi robot pertama yang akan langsung terjun ke dalam perut Mars.

Ia dibekali dengan berbagai instrumen canggih, seperti seismometer untuk mencatat gelombang seismik, sensor panas untuk bisa menggali isi Mars hingga kedalaman tiga meter, hingga transmisi radio untuk bisa berkomunikasi dengan Bumi.

Sebelumnya, InSight direncanakan akan diluncurkan pada 2017. Namun, peluncuran itu ditunda akibat adanya masalah teknis. Salah satunya adalah ada kebocoran pesawat yang merupakan peralatan penting dalam misi ini.

"Tujuan dari InSight sangat menarik. Oleh sebab itu NASA dan CNES berencana untuk mengatasi tantangan teknis yang mungkin terjadi," ujar John Grunsfeld, Associate Administrator NASA.

(Dam/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya