Liputan6.com, Jakarta - Sinar biru atau yang biasa disebut sebagai blue light memang kerap disebut-sebut berpengaruh buruk pada kondisi mata pengguna.
Ada beberapa dampak buruk, mulai dari sulit tidur hingga berpengaruh pada hormon.
Namun, temuan dari penelitian terbaru ternyata sinar biru ternyata meningkatkan risiko kebutaan.
Advertisement
Sebelumnya, sinar biru memang disebut memiliki efek berbahaya, tapi tidak sampai menciderai kondisi mata manusia.
Baca Juga
Dikutip dari Business Insider, Selasa (14/8/2018), para peneliti dari Universitas Toledo menemukan cahaya biru dari perangkat pintar,seperti smartphone, dapat mengubah molekul vital sel mata menjadi sel pembunuh dan mengakibatkannya tidak bisa beregenerasi.
Menurut asisten profesor Ajith Karunarathne, eksperimen yang dilakukan timnya adalah untuk mengetahui cara sinar biru mengakibatkan kerusakan mata yang cukup fatal.
"Kita sudah terpapar sinar biru terus menerus, sedangkan kornea dan lensa mata tidak dapat membloki atau memantulkannya," tuturnya.
Oleh sebab itu, sudah bukan rahasia bahwa sinar biru membahayakan penglihatan manusia dengan merusak retina.
Menurut penjelasan studi ini, sinar biru dapat mengubah retinal dan membunuh sel fotoresptor dengan melarutkan beberapa membrannya. Padahal, retinal merupakan molekul yang dibutuhkan sel fotoresptor untuk menangkap cahaya.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Bahaya Sinar Biru untuk Mata Manusia
Sementara itu, saat sel fotoresptor mati, sel tersebut tidak dapat beregenerasi kembali.
Kondisi itu yang dinamakan sebagai macular degeneration dan dikenal sebagai salah satu penyebab kehilangan penglihatan paling umum di dunia.
"Sifat membunuh yang ada di cahaya biru bersifat universal, jadi sinar ini dapat membunuh beragam tipe sel. Sementara tidak ada aktivitas berbahaya yang dapat diakibatkan oleh cahaya hijau, kuning, atau merah," tutur Karunarathne.
Para peneliti juga menemukan sebenarnya ada molekul di mata dan tubuh manusia yang bernama alpha-Tocopherol dan berfungsi sebagai antioksidan alami, untuk menghentikan sel mati.
Namun, kemampuan ini akan berkurang seiring bertambahnya usia manusia.
Oleh sebab itu, para peneliti menyarankan pengguna perangkat memakai kacamata khusus untuk menyaring sinar ultraviolet dan sinar biru perangkat.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah tidak mengunakan smartphone atau laptop dalam kondisi gelap.
Advertisement
Awas, Sinar Biru pada Gawai Tingkatkan Risiko Terkena Kanker Prostat dan Payudara
Sebelumnya, sebuah studi juga menemukan hubungan antara sinar biru dari benda-benda seperti ponsel atau tablet dengan meningkatnya risiko kanker payudara dan prostat.
"Ada bukti yang menunjukkan hubungan antara paparan cahaya buatan pada malam hari, gangguan ritme sirkadian, dan kanker payudara serta prostat," kata Manolis Kogevinas, dari ISGlobal seperti dikutip dari Tech Times pada Rabu (2/5/2018).
Para peneliti melihat data dari 4000 lebih orang dewasa di Spanyol. Mereka menemukan peserta yang terpapar sinar biru memiliki risiko 1,5 kali lebih tinggi terkena kanker payudara dan dua kali lebih berisiko terkena kanker prostat dibanding mereka yang kurang terpapar.
"Temuan studi kasus ini telah dikaitkan dengan gangguan sirkadian dan cahaya di malam hari selama kerja shift. Memperkuat dugaan pengaruh cahaya buatan di malam hari dalam meningkatkan kanker pada populasi umum," tulis peneliti dalam studi tersebut.
(Dam/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â