Liputan6.com, Jakarta - Meski belum terdengar begitu familier, gong teknologi Blockchain ternyata perlahan semakin nyaring berbunyi.
Di lanskap teknologi Tanah Air, teknologi yang satu ini tak bisa ditampik mulai perlahan mulai dilirik kalangan korporasi.
Secara definisi, Blockchain adalah besaran digital yang terdesentralisasi, meliputi transaksi-transaksi, dan bekerja dengan data yang diatur melalui serangkaian catatan yang disebut blok.
Advertisement
Sistem Blockchain juga diklaim memiliki proteksi yang tinggi. Singkatnya, mampu membuat proses bisnis yang terjadi lebih efisien.
Baca Juga
Lantas, sektor mana yang paling ideal untuk diimplementasikan teknologi Blockchain?
Menurut CEO Splend Rick Bleszynski, sektor yang kini dianggap paling ideal dan mapan untuk mengadopsi Blockchain adalah sektor teknologi finansial (fintech, financial technology).
“Fintech itu adalah sektor yang bisa dikatakan mapan untuk Blockchain. Tidak cuma di Jakarta, tetapi juga di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lainnya,” ujar Rick kepada Tekno Liputan6.com di acara MoU Splend dengan XecureIT di Jakarta, Kamis (20/9/2018).
Menariknya, lanjut Rick, fintech beberapa tahun lalu dianggap sebagai sektor yang belum tentu bisa berkembang.
Tidak cuma fintech, pria yang tinggal di AS selama lebih dari 30 tahun ini juga mengungkap kalau ada beberapa sektor lain yang kelak bisa mengadopsi Blockchain.
“Ada beberapa, seperti pemerintahan, supply chain, kesehatan, saham, perbankan, you name it. Semua akan menjadi penarik kuat untuk pemanfaatan Blockchain,” tandasnya.
Namun, sektor selain fintech yang disebutkan di atas, ternyata masih mengalami kendala untuk bisa berjalan sinergi dengan Blockchain. Salah satu kendala yang diungkap Rick adalah UU ITE.
“Kalau dari sisi UU ITE itu ada batasannya, karena semua sektor belum bisa mengadopsi Blockchain secara utuh. Itu belum dianggap sah secara elektronik,” terang Rick.
Masuk Indonesia, Startup Splend Siap Ramaikan Industri Blockchain
Splend adalah startup Amerika Serikat (AS) yang menyediakan infrastruktur Blockchain. Menariknya, meski berbasis di AS, Splend didirikan oleh orang Indonesia.
Pada hari ini, Kamis (20/9/2018), Splend mengumumkan kehadirannya di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, Splend juga menggandeng perusahaan keamanan siber dan informasi Tanah Air, XecureIT.
Keduanya sepakat bekerjasama menyediakan infrastruktur Blockchain berbasis keamanan tingkat tinggi melalui connectivity dan seamless, dengan target pasar korporasi.
“Saat ini, jaringan Blockchain memasuki kondisi yang sama seperti pada saat internet awal memasuki era 1990-an, dimana problem kelambatan, ketidakamanan, trust dan biaya tinggi menjadi isu penting,” ujar Rick Bleszynski, CEO Splend di Jakarta.
“Hal ini menyebabkan infrastruktur Blockchain mengalami tantangan terhadap terhambatnya kelanjutan pengembangan dan adaptasi secara masif sehingga solusi kami bisa menjadi jawabannya,” lanjutnya pria yang sudah tinggal di Negeri Paman Sam selama lebih dari 30 tahun tersebut.
Dengan kerjasama itu, pria yang karib disapa Rick ini juga berharap bisa mempercepat adopsi Blockchain di Indonesia di semua sektor industri.
“Ini adalah sebuah kemitraan yang membanggakan untuk kami di mana XecureIT yang merupakan karya asli anak bangsa bisa memberikan solusi keamanan untuk sebuah platform blockchain global,” sahut Gildas Deograt Lumy, CEO XecureIT.
Advertisement
Keunggulan Splend
- Kecepatan yang belum pernah ada sebelumnya untuk transaksi crypto yang mendekati instan.
- Layanan biaya yang sangat rendah atau bahkan dalam kondisi tertentu akan nihil, seperti untuk pembayaran kripto, dan transfer, kredit mikro, penerbitan kartu virtual, dll.
- Keamanan tanpa kompromi. Pelindung keamanan tingkat tinggi yaitu dengan 12 lapis terhadap setiap usaha penyusupan.
- Complete One-Stop Solution menyediakan fungsionalitas lintas platform.
- Protokol Blockchain P2P yang terdesentralisasi.
- Kompetensi pada perangkat keras dan perangkat lunak.
- Keahlian pada system-on-a-chip.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: