Meski Lebih Efisien, Tak Semua Aplikasi Cocok Pakai Blockchain

Meski dapat membuat proses bisnis yang terjadi lebih efisien, ternyata tidak semua aplikasi cocok menggunakan sistem blockchain.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jun 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2018, 19:00 WIB
Blockchain
Ilustrasi Blockchain. Dok: catalysts.cc

Liputan6.com, Jakarta - Tak dapat dimungkiri, teknologi blockchain memang sedang populer dan menarik perhatian banyak orang di berbagai negara.

Disebutkan, teknologi ini dapat membuat proses bisnis yang terjadi lebih efisien. Informasi, blockchain merupakan basis data global online yang dapat diakses siapapun via internet.

Terlepas dari hal tersebut, apakah sistem blockchain ini dapat digunakan dalam pengembangan semua aplikasi?

"Tidak seluruh aplikasi cocok menggunakan blockchain," ucap pengamat IT dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Budi Raharjo, yang dilansir Merdeka.com, Sabtu (2/6/2018).

"Ini karena pada dasarnya sistem blockhain sendiri, hanya sesuai digunakan bila proses bisnisnya distribusi."

Ia menambahkan, "Banyak orang yang menambahkan embel-embel blockchain supaya meningkatkan inilah itulah, padahal belum tentu cocok kalau bisnis prosesnya gak distributed."

Proses distributed yang dimaksud adalah jika para pelaku bisnis menginginkan sistem untuk dilakukan blockchain, mereka harus memiliki database dari stakeholder-nya masing-masing, dan satu sama lain mendukung.

"Jika syarat itu tak terpenuhi, tidak perlu memaksakan untuk melakukan blockchain," katanya.

 

Keamanan Blockchain

Ilustrasi blockchain. Dok: netscout.com

Sejalan dengan makin populernya blockchain di masyarakat, Blockchain Zoo, salah satu perusahaan yang konsisten terjun di teknologi tersebut makin giat berbagi pengetahuan tentang sistem yang masih baru ini.

Upaya untuk terus memperkenalkan blockchain juga diutarakan CEO & Chairwoman Blockchain Zoo, Pandu Sastrowardoyo.

Saat mengisi Konferensi Big Data Indonesia 2018, ia mengatakan blockchain dapat dipakai melakukan agregasi data yang dapat dikontrol.

"Kalau menggunakan blockchain, data bisa teragregasi, bisa terkumpul, tapi tidak dimiliki oleh yang mengumpulkan, melainkan tetap berada di pemilik data," tuturnya saat memberikan paparan di Konferensi Big Data beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut ia mengatakan, penyimpanan data akan sangat aman bila menggunakan blockchain sebab data akan dienkripsi lebih dulu dalam satu blok. Setelah itu, dibagikan ke blok yang lain untuk dienkripsi lagi, begitu seterusnya.

Perusahaan atau lembaga yang memakai teknologi blockchain, data yang telah tersimpan tidak dapat diubah. Karena itu, data dipastikan akan tetap aman. Meski data tak dapat diubah, masih dapat diperbarui jika terdapat pembaruan.

 

Smartphone yang Dukung Teknologi Blockchain

HTC (ubergizmo.com)

HTC mengumumkan rencananya untuk membesut smartphone Android yang bisa mendukung teknologi blockchain. Informasi ini pertama kalinya laporkan oleh The Next Web, dan smartphone yang dimaksud bernama Exodus.

Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari laman The Verge, Jumat (18/5/2018), Exodus nantinya menjadi dompet universal dengan dukungan hardware untuk transaksi mata uang kripto (cryptocurrencies).

Exodus akan mendukung penggunaan bitcoin, ethereum, dan sejumlah mata uang kripto lainnya, termasuk dengan kemitraan yang akan datang. Smartphone ini diharapkan dapat mendukung perdagangan cryptocurrency antar penggunanya.

Saat ini, belum ada harga yang dibanderol untuk Exodus. Namun perusahaan Taiwan itu dikabarkan mempertimbangkan pembelian Exodus bisa dilakukan dengan cryptocurrency.

Reporter: Fauzan Jamaludin

Sumber: Merdeka.com

(Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya