Liputan6.com, Jakarta - Teleskop pemburu planet asing (exoplanet) milik NASA, Kepler, bakal pensiun pada akhir Oktober.
Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut pun memutuskan untuk menonaktifkan Kepler mulai hari ini, Kamis (4/10/2018).
Alasan mengapa NASA ingin menyetop operasi Kepler di luar angkasa tak lain karena teleskop tersebut sudah kehabisan bahan bakar.
Advertisement
Baca Juga
Terlebih, NASA juga tidak bisa memastikan apakah dapat mengunduh semua data Kepler saat bahan bakarnya habis.
Seperti dilansir The Register, setelah 10 Oktober nanti, Kepler akan di-restart dan antena teleskop tersebut akan kembali mengirim ulang data yang tersimpan ke Bumi.
“Karena bahan bakar Kepler mulai habis, kami tidak bisa menjamin kalau bisa mengunduh semua data yang disimpan di dalam teleskop. Kalau pun setelah di-restart Kepler masih bisa berfungsi dengan baik, ia akan mengirim data ke Bumi dengan bahan bakar yang masih tersisa,” tulis NASA dalam keterangan resminya.
Hadir Sejak 2009
Untuk diketahui, NASA menghadirkan Kepler pada 2009 lalu. Tujuannya untuk mencari frekuensi dan eksistensi dari exoplanet yang ada di galaksi kita.
Tak sedikit para ilmuwan menggunakan Kepler untuk berburu exoplanet di luar galaksi Bima Sakti.
Teleskop terbang yang kini berjarak 94 juta mil dari Bumi itu juga telah memegang andil penting dengan memindai sejumlah wilayah exoplanet. Hingga kini, sudah ada sekitar 2.650 exoplanet yang ditemukan Kepler.
NASA sendiri berencana akan mengirim Kepler kembali ke orbit Bumi pada Agustus 2018. Saat kembali, antena teleskop itu akan mengarah ke Bumi dan mentransfer data exoplanet yang sudah ditemukan.
Advertisement
Ada 121 Planet Raksasa yang Memiliki Bulan, Apa Layak Huni?
Terlepas dari kabar Kepler yang bakal pensiun, peneliti baru saja menemukan lebih dari 100 planet raksasa di luar angkasa. Tercatat, ada 121 planet super besar yang ditemukan dan semuanya diyakini memiliki Bulan yang dapat mendukung kehidupan.
Seperti dilansir Phys, Jumat (22/6/2018), penemuan bersejarah ini dipublikasikan dalam sebuah paper The Astrophysical Jornal.
Adapun tim peneliti berasal dari University of California, Riverside, dan University of Southern Queensland.
Para peneliti berpendapat, penemuan planet mendorong rencana mereka untuk menciptakan teleskop masa depan yang bisa mendeteksi bulan yang berpotensi bisa dihuni.
Penelitian ini juga didukung oleh teleskop milik NASA, Kepler, yang diluncurkan sejak 2009. Kepler juga bertugas untuk mencari planet asing alias exoplanet yang layak huni.
Pada pertengahan 2017, Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut juga sempat menemukan 219 exoplanet, yang mana 10 di antaranya memiliki karakteristik mirip dengan Bumi.
Dilansir New Scientist, Kepler menemukan exoplanet ini dengan memantau pergerakan bintang-bintang yang mengelilinginya.
Seiring planet bergerak di antara bintang, cahayanya akan berpendar. Dari sinilah, Kepler dapat mendeteksi tanda-tanda sebuah exoplanet baru.
Dengan ditemukannya 219 exoplanet baru, jumlah exoplanet yang sudah diburu NASA kini bertambah menjadi 4.034.
Walau demikian, NASA tidak bisa menyingkap apakah semua exoplanet yang diburu benar-benar memiliki karakteristik yang sama dengan Bumi atau tidak.
(Jek/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: