Startup eFishery Diduga Gelembungkan Pendapatan hingga Rp 9 Triliun , Ini Ceritanya

Manajemen eFishery juga menyajikan laba USD 16 juta untuk sembilan bulan pertama 2024 kepada para investor. Namun penyelidikan menyebutkan bahwa startup ini justru rugi sebesar USD 35,4 juta.

oleh Arthur Gideon diperbarui 30 Jan 2025, 20:00 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2025, 20:00 WIB
Start-up agritech Indonesia, eFishery meraih pendanaan seri C senilai USD 90 juta setara Rp 1,3 triliun.
Start-up agritech Indonesia, eFishery meraih pendanaan seri C senilai USD 90 juta setara Rp 1,3 triliun.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu startup (perusahaan rintisan) eFishery diduga telah menggelembungkan nilai pendapatan dan laba dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini berdasarkan hasil dari penyelidikan internal yang dilakukan setelah adanya whistleblower tentang manipulasi akuntansi eFishery.

Dikutip dari Straits Times, Kamis (30/1/2025), penyelidikan awal yang sedang berlangsung terhadap perusahaan rintisan agritech ini memperkirakan bahwa manajemen menggelembungkan pendapatan hampir USD 600 juta atau kurang lebih Rp 9,74 triliun (estimasi kurs Rp 16.236 per USD) di kuartal III 2024. Itu artinya lebih dari 75 persen dari angka yang dilaporkan adalah palsu.

Manajemen eFishery juga menyajikan laba USD 16 juta untuk sembilan bulan pertama 2024 kepada para investor. Namun penyelidikan yang ditugaskan oleh dewan direksi menduga perusahaan tersebut sebenarnya menghasilkan kerugian sebesar USD 35,4 juta.

Pendapatan untuk periode tersebut diperkirakan sebesar USD 157 juta, bukan USD 752 juta yang diberitahukan kepada investor. Manajemen juga membesar-besarkan angka pendapatan dan laba selama beberapa tahun sebelumnya.

Penyelidikan ini sudah disetujui dan didukung oleh para investor, termasuk SoftBank Group dari Jepang dan Temasek dari Singapura.

eFishery yang menyediakan alat pemberi makan ikan dan udang bagi para pembudidaya ikan dan udang ini merupakan perusahaan yang digemari oleh dunia usaha rintisan dan menjadi perusahaan unicorn dengan valuasi sebesar USD 1,4 miliar.

untuk diketahui, unicorn adalah perusahaan rintisan yang mencapai valuasi sebesar USD 1 miliar dan tidak terdaftar di pasar saham.

Perusahaan rintisan ini telah mengumpulkan ratusan juta dolar dalam upaya untuk memodernisasi industri perikanan di Indonesia. Langkah yang dijalankan adalah menyediakan perangkat pemberian makan pintar serta pakan bagi para pembudidaya dan kemudian membeli hasil panen mereka untuk dijual ke pasar yang lebih luas.

 

Dari Laporan whistleblower

eFishery
Layanan AI yang ada di eFishery dan bisa dimanfaatkan untuk para pengguna. (Dok: eFishery)... Selengkapnya

Penyelidikan terhadap laporan keuangan ini dimulai setelah seorang whistleblower mendatangi seorang anggota dewan komisaris dengan membawa sebagian kecil bukti bahwa laporan keuangan eFishery tidak akurat.

Menurut orang-orang yang mengetahui masalah menyebutkan bahwa dewan komisaris kemudian menugaskan penyelidikan formal pada Desember, dan memberhentikan salah satu pendiri dan CEO Gibran Huzaifah setelah ketidakkonsistenan akuntansi ditemukan.

“Kami sepenuhnya menyadari beratnya spekulasi pasar, dan kami menangani masalah ini dengan sangat serius,” kata eFishery dalam sebuah email.

“Kami tetap berdedikasi untuk menegakkan standar tata kelola perusahaan dan etika tertinggi dalam semua operasi eFishery.”

Laporan yang ditulis oleh FTI Consulting tersebut ditandai sebagai draf dan dapat berubah lebih lanjut seiring penyelidikan berlanjut. Laporan tersebut didasarkan pada lebih dari 20 wawancara dengan staf perusahaan dan tinjauan akun serta pesan di WhatsApp, Slack, dan saluran lainnya.

Draf laporan mencatat bahwa penyelidik belum berbicara dengan auditor atau meninjau kertas kerja audit atau dokumentasi lainnya. Angka-angka tersebut kemungkinan akan berubah lebih lanjut, dengan laporan bank, wawancara, dan akun lainnya yang masih belum ditemukan atau diselesaikan.

 

Pemegang Saham Terkejut

Pemegang saham terkejut dengan skala dugaan penipuan mengingat tindakan perlindungan yang diberlakukan, termasuk pemeriksaan saluran dan wawancara keluar staf.

Perusahaan sebelumnya telah mempekerjakan PricewaterhouseCoopers dan Grant Thornton untuk mengaudit hasil keuangan. Kedua firma akuntansi tersebut menolak berkomentar melalui email.

Panggilan investor telah dilakukan sejak penyelidikan dimulai, dan pertanyaan utamanya adalah apa yang harus dilakukan dengan aset perusahaan dan sisa uang tunai.

Sementara eFishery mengatakan memiliki lebih dari 400.000 tempat pakan ikan yang beroperasi, penyelidikan awal memperkirakan hanya memiliki sekitar 24.000.

Pembukuan internal menunjukkan kerugian yang ditahan sekitar USD 152 juta sejak awal hingga November 2024. Sementara total aset mencapai USD 220 juta, termasuk USD 63 juta dalam piutang usaha dan USD 98 juta dalam investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya