Eks Bos Microsoft Terjerat Kasus Penggelapan Rp 22,7 Miliar

Ditetapkannya Tran sebagai tersangka berlangsung setelah FBI melakukan investigasi belum lama ini. Dalam kasus tersebut, Tran bisa terancam hukuman penjara 20 tahun.

oleh Jeko I. R. diperbarui 23 Okt 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2018, 11:00 WIB
Microsoft
Microsoft. (Doc: TechCrunch)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Direktur Marketing Sports Microsoft, Jeff Tran, dilaporkan menjadi tersangka kasus penggelapan dana perusahaan sebesar US$ 1,5 juta (setara dengan Rp 22,7 miliar).

Tak cuma itu, Jeff dituding telah mencuri dan menjual lebih dari 60 tiket pertandingan Super Bowl yang seharusnya diberikan secara cuma-cuma untuk karyawan Microsoft.

Ditetapkannya Tran sebagai tersangka berlangsung setelah FBI melakukan investigasi belum lama ini. Dalam kasus tersebut, Tran bisa terancam hukuman penjara 20 tahun.

Tudingan untuk Tran bermula saat ia melakukan aksi penggelapan pada Januari 2017 lalu.

Waktu itu, Tran memang memiliki peran besar karena berhasil bekerjasama dengan NFL untuk membawa tablet Surface yang dipromosikan di Super Bowl.

Karena termasuk ke dalam perjanjian kerja sama, Microsoft pun membeli satu blok tiket Super Bowl pada waktu itu, yang seharusnya bisa didapat secara cuma-cuma oleh karyawan Microsoft.

Menurut Departemen Hukum AS, Tran telah mencuri lebih dari 60 tiket dan menjualnya melalui makelar.

Tran bahkan dituding telah mengirimkan tagihan palsu ke Microsoft lewat piahk lain. Salah satu tagihan bernilai US$ 775 ribu dan pembayaran ditujukan ke rekening pribadi Tran.

Dirinya disebut-sebut telah menghancurkan semua bukti elektronik soal tagihan palsu tersebut.

Bahkan, ia meminta pihak ketiga yang bekerjasama dengannya untuk berbohong ke Microsoft, sebelum Tran mengembalikan US$ 775 ribu ke Microsoft.

"Setelah kami mengetahui rekam jejak Tran, kami langsung melakukan investigasi dan memutuskan hubungan kerja, kami ingin menyerahkan kasus ini ke pihak berwajib," tutur juru bicara Microsoft, sebagaimana dilansir Engadget, Selasa (23/10/2018).

Paul Allen Meninggal Dunia, Bill Gates Berduka

Foto muda Gates dan Allen
Foto muda Bill Gates dan Paul Allen yang dipajang di Microsoft Visitor Center (Foto: Business Insider Singapore)

Terlepas dari kabar di atas, Paul Allen, salah satu pendiri Microsoft selain Bill Gates, meninggal dunia di usia ke-65 tahun pada Senin (15/10/2018) sore.

Kabar meninggalnya Allen sudah sampai di telinga Bill Gates. Dirinya berduka atas kepergian Paul Allen dan mengenang perjuangan yang mereka dilakukan dari awal mereka mendirikan Microsoft.

"Saya turut berduka dengan meninggalnya salah satu teman lama saya yang paling disayangi, Paul Allen," kata Bill Gates sebagaimana dilansir ABC, Selasa (16/10/2018).

"Dari hari-hari awal kami bersama di Lakeside School, kebersamaan yang kami lakukan dalam menciptakan Microsoft hingga beberapa proyek filantropi kami selama bertahun-tahun. Tentu, Allen adalah teman sejati," ujar Gates.

Gates juga mengakui kebaikan Allen semasa dia hidup. "Dia pernah mengatakan, jika ada sesuatu yang bisa menimbulkan kebaikan, maka kita harus melakukannya. Seperti itu kebaikannya," tandasnya.

"Allen lebih pantas mendapat banyak waktu. Yang pasti, jasanya pada dunia teknologi dan filantropi akan terus dikenang hingga generasi berikutnya. Aku akan sangat merindukan Allen," tutur Gates.

Paul Allen, Otak Jenius di Balik Kejayaan Microsoft

Bill Gates
Pendiri perusahaan raksasa Microsoft, Bill Gates (AFP PHOTO/JOEL SAGET)

Pendiri Microsoft yang juga merupakan rekanan Bill Gates, Paul Allen, meninggal dunia di usia 65 tahun akibat komplikasi limfoma non-Hodgkin (semacam kanker getah bening) di Seattle, Amerika Serikat (AS), pada Senin sore.

Informasi tersebut disampaikan Vulcan Inc atas nama keluarga Allen.

Paul Allen nyatanya memang tidak setenar Bill Gates. Namun, kiprahnya di dunia bisnis tentu tak bisa dilupakan begitu saja.

Miliarder tersebut tak cuma berkutat di industri teknologi, tetapi juga merambah ke industri penerbangan, musik, dan juga olahraga. Paul Allen juga aktif dalam kegiatan sosial.

Dilansir BBC, Selasa (16/10/2018), Gates dan Allen mengawali kariernya bersama saat musim dingin pada 1974.

Waktu itu, Allen yang berusia 21 tahun baru saja membeli majalah teknologi Popular Electronics.

Ia sangat tertarik dengan majalah tersebut, bahkan Allen sampai "membujuk" Gates untuk melakukan apa yang diulas di dalam majalah.

Waktu itu, majalah mengulas Altair 8800, PC pertama di dunia. Belum ada software apa pun yang berjalan dengan Altair.

Allen tahu kalau dirinya dan Gates punya passion dalam hal pemrograman. Meski belum pernah menyentuh Altair secara langsung, mereka pun menulis bahasa pemrograman untuk Altair. Kerjasama jenius ini pun menghasilkan BASIC.

Pada 1975, Allen dan Gates mendapat kontrak untuk memasok BASIC sebagai software bagi Altair. Dari situ, lahirlah Microsoft. Sejarah kelahiran Microsoft pun tertuang dalam buku berjudul Idea Man yang diungkap secara lengkap oleh Allen.

Idea Man

Peran Allen bagi Microsoft terbilang sangat vital. Tak berlebihan bila banyak orang yang menjulukinya sebagai "otak cerdas" atau idea man di balik berdirinya Microsoft.

Berbekal ilmu pengetahuan yang mendalam soal infrastruktur pengembangan software, Allen juga berkontribusi dengan menciptakan sejumlah perlengkapan untuk menopang bisnis Microsoft.

Pada 1977, saat Apple merilis komputer Apple II dengan prosesor yang tak kompatibel dengan software Microsoft, Allen pun punya ide untuk mengembangkan sebuah kartu plug-in.

Bersama Gates dan tim Paterson dari Seattle Computer Products, Allen menciptakan kartu Microsoft Softcard atau Z-80 SoftCard.

Dengan kartu plug-in ini, software yang ditulis perangkat non-Apple bisa dijalankan via Apple II.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya