Menkominfo Sarankan Startup Fintech Rombak Strategi

Kini semakin banyak startup fintech di Indonesia telah mendapatkan transaksi yang bagus.

oleh Andina Librianty diperbarui 26 Okt 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2018, 17:00 WIB
Menkominfo Rudiantara
Menkominfo Rudiantara ketika menjadi pembicara kunci di Indonesia Eximbank Panel Discussion, The Perfect Time To Enhance Emerging Economies Cooperations On Trade, di Sofitel Hotel, Nusa Dua, Bali, Selasa (09/10/2018) Foto: Kemkominfo

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, melihat peluang startup fintech (financial technology/teknologi finansial) lokal untuk menjadi unicorn dalam waktu dekat ini belum bisa tercapai.

Ia menilai, sektor fintech harus mengubah strategi agar lebih menargetkan konsumen yang belum memiliki rekening, sehingga layanannya lebih maksimal.

"Saya lihat umumnya yang pakai fintech (layanan) adalah orang-orang yang punya rekening di bank. Harusnya fintech itu didorong ke pasar baru yang unbank (orang yang belum memiliki rekening bank) dengan produk baru atau yang sudah ada. Jadi harus ada strategi ulang untuk mendorong ke arah pasar baru yaitu unbank ," tutur Rudiantara saat ditemui di Ideafest 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (26/10/2018).

Kendati demikian, bukan berarti fintech tidak berkembang. Menurut Rudiantara, kini semakin banyak startup fintech di Indonesia telah mendapatkan transaksi yang bagus. Sayangnya, total perputaran uang di industri tersebut belum begitu besar.

"Total industrinya, perputarannya (uang) baru Rp 9 triliun, yang lain lebih besar," sambungnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Peluang Besar

Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan
Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan. Kredit: Freepik

Di sisi lain, startup di sektor edutech dan healthtech memiliki peluang besar untuk lebih tumbuh. Bahkan, secara teoritis dianggap berpeluang besar menjadi unicorn. Hal ini salah satunya disebabkan perputaran uang yang besar di kedua sektor tersebut.

Dari pemerintah saja, kata Rudiantara, kedua sektor tersebut mendapatkan dana belanja yang besar. Seperti diketahui, pemerintah mengalokasikan APBN sebesar 20 persen untuk pendidikan dan 5 persen kesehatan.

"Secara teoritis, edutech dan healhtech itu bagus dan yang akan besar. Alokasi APBN saja sudah besar, belum lagi belanja swasta (perputaran uang)," ungkap pria yang akrab disapa Chief RA tersebut.

(Din/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya