Tiongkok Berhasil Uji Coba Bedah Jarak Jauh dengan 5G

Operasi ini melibatkan dokter bedah dari provinsi Fujian. Dalam prosesnya, ia harus melepas hati hewan percobaan dari jarak 30 mil.

oleh Jeko I. R. diperbarui 15 Jan 2019, 12:30 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2019, 12:30 WIB
Ilustrasi operasi bedah
Ilustrasi operasi bedah (wikipedia)

Liputan6.com, Fujian - Implementasi teknologi 5G di berbagai sektor sudah mulai dilakukan sejak 2018.

Terkini, 5G diujicobakan untuk membantu remote surgery (bedah jarak jauh-di mana dokter bedah melakukan operasi di tempat terpisah dengan pasien) yang dilakukan di Tiongkok.

Dilansir Ubergizmo pada Selasa (15/1/2019), bedah tersebut diklaim menjadi remote surgery pertama yang memanfaatkan 5G.

Operasi ini melibatkan dokter bedah dari provinsi Fujian. Dalam prosesnya, ia harus melepas hati hewan percobaan dari jarak 30 mil.

Bedah berlangsung dari dua tempat, satu tempat di mana ada dokter bedah dengan perangkatnya, dan satu tempat lagi ruang bedah dengan hewan bersama robot yang dikontrol oleh si dokter dari jarak jauh.

Ia mengungkap tidak ada kendala selama melakukan operasi. Sebab, dengan 5G, celah waktu yang dialami cuma berlangsung selama 0,1 detik antara perangkat bedah yang digunakan dengan si robot yang bertugas di ruang bedah.

Para peneliti yang memanfaatkan 5G mengklaim kalau kecepatan sinyal tersebut bisa mengurangi risiko kesalahan fatal dalam operasi.

Ke depannya,mereka berharap 5G bisa membantu operasi semacam remote surgery di tempat-tempat terpencil seperti lokasi bencana, perbatasan, dan lainnya.

 

5G Masuk Indonesia, Ini Dampak yang Bakal Dirasakan

Jaringan HP 4G dan 5G
Ilustrasi Foto Jaringan Telpon Seluler atau HP 4G dan 5G. (iSrockphoto)

Teknologi 5G dipastikan akan membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap pengguna internet di Indonesia.

Meski penerapan teknologi internet super cepat tersebut belum bisa diaplikasikan dalam waktu dekat, Senior Expert ICT Strategy & Business Huawei Indonesia, Mohamad Rosidi mengakui ada beberapa aspek yang bakal mendapat dampak paling besar. Industri 4.0 berbasis IoT (Internet of Things) salah satunya.

Kehadiran 5G akan mempengaruhi efisiensi dalam digitalisasi industri tersebut.

Dengan mengedepankan manufacturing berbasis otomasi robotik yang terintegrasi, niscaya produktivitas akan meningkat.

"Kemudian kita bicara mengenai tracking. Yang paling gampang misalnya pada rental mobil. Dengan adanya teknologi 5G, sekian banyak mobil akan lebih mudah dilacak. Dampaknya luar biasa," ujar dia saat ditemui di Media Camp Huawei, Ubud pada Rabu (19/12/2018).

 

5G pada Agrobisnis

Acara uji coba jaringan 5G Indosat Ooredoo
Acara uji coba jaringan 5G Indosat Ooredoo (Foto: Andina Librianty/Liputan6.com)

Dia juga melanjutkan bahwa 5G nantinya akan memengaruhi bidang agrobisnis.

Jumlah petani serta lahan yang semakin berkurang, kelak akan terbantu dengan teknologi tersebut.

Tak jauh berbeda dengan industri 4.0, diharapkan produktivitas akan meningkat dengan adanya 5G.

"Salah satu idenya adalah bagaimana kita menaruh IOD. Dengan itu kita tahu bagaimana pH tanahnya, kapan harus dipupuk, kapan tanah itu pH-nya naik, itu dengan bisa diketahui dengan konektivitas serta dibantu dengan big data dari 5G," tambah Rosid.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya