Pendiri WhatsApp Lagi-Lagi Ajak Pengguna Hapus Akun Facebook

Dia bercerita alasannya menjual WhatsApp ke Facebook, mengapa dirinya mundur dari WhatsApp, dan mengkritik keputusan Facebook yang memprioritaskan monetisasi alih-alih privasi pengguna.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 19 Mar 2019, 09:30 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2019, 09:30 WIB
Ilustrasi Facebook - Media sosial
Ilustrasi Facebook - Media sosial (Foto: Unsplash.com/William Iven)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pendiri WhatsApp , Brian Acton, muncul jadi pembicara sebuah kelas di Stanford University beberapa waktu lalu. Di sana, dia berbicara mengenai keputusannya menjual WhatsApp ke Facebook.

Uniknya, Acton juga berpesan kepada para mahasiswa di kelas itu untuk menghapus akun Facebook mereka.

Di kelas ilmu komputer 181 tersebut, Acton mengisi kelas bersama dengan mantan karyawan Facebook lainnya Ellora Israni yang menjadi pendiri She++.

Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari The Verge, Selasa (19/3/2019), selama kelas, dia bercerita alasannya menjual WhatsApp ke Facebook, mengapa dirinya mundur dari WhatsApp, dan mengkritik keputusan Facebook yang memprioritaskan monetisasi alih-alih privasi pengguna.

Dia menyebut, perusahaan raksasa teknologi dan internet seperti Apple dan Google terus berupaya mengatur konten-konten yang ada di platform-nya.

"Perusahaan-perusahaan di atas tidak dibekali perangkat untuk mengambil keputusan tersebut. Kami memberi mereka kekuatan dan itu bagian yang buruk. Kami membeli produk mereka dan mendaftar ke situs web tersebut. Jadi, hapus Facebook ya," katanya.

Acton memang selalu mengkritik Facebook sejak kepergiannya di tahun 2017. Dia meninggalkan Facebook setelah jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg itu lebih disebut-sebut memilih monetisasi ketimbang mengembangkan privasi pengguna.

 

Bukan Pertama Kalinya Ajak Hapus Facebook

Pendiri WhatsApp Buka-bukaan Soal Akuisisi
Brian Acton (StartX)

Ini juga bukan pertama kalinya Acton mengajak orang lain untuk menghapus akun Facebook mereka.

Acton mengatakan hal serupa tahun lalu, setelah Facebook dihantam kasus pelanggaran data Cambridge Analytica.

Sebelumnya, Acton menyerukan #deletefacebook juga dilontarkan oleh pendiri WhatsApp, Brian Acton. Ini jelas mengejutkan, mengingat WhatsApp adalah layanan pesan instan yang dimiliki Facebook.

Dilansir Market Watch, Rabu (21/3/2018), Acton menyampaikan pernyataan tersebut dalam Twitter-nya @brianacton. "Inilah waktunya, #deletefacebook," cuit pria tersebut.

Hingga berita ini naik, Acton tidak mengungkap alasan mengapa ia sampai mencuit pernyataan yang menghebohkan ini.

Laporan Market Watch, akun Facebook Acton masih aktif setelah beberapa jam cuitan itu ditayangkan, hingga akhirnya dinonaktifkan pada Selasa malam waktu Amerika Serikat.

Jual WhatsApp ke Facebook

jan-koum-and-brian-acton-140220b.jpg
WhatsApp

Sekadar kilas balik, Acton dan rekannya, Jan Koum, menjual WhatsApp kepada Facebook pada 2014 senilai US$ 22 miliar (setara dengan Rp 302 triliun).

Dalam kesepakatan aksi korporasi besar ini, Acton mengantongi US$ 3 miliar (Rp 41 triliun) dan kemudian memiliki nilai kekayaan bersih sebanyak US$ 5,5 miliar (Rp 75 triliun), demikian dikutip Forbes.

Saat diakuisisi, Acton masih tetap ada di WhatsApp selama hampir tiga tahun, sampai akhirnya ia keluar dari Facebook pada September 2017.

Setelah resign, ia menciptakan aplikasi pesan instan terenkripsi bernama Signal. Dan pada Februari lalu, Acton mendiirkan yayasan nonprofit Signal Foundation sebagai Executive Chairman dan berinvestasi sebanyak US$ 50 juta (Rp 680 miliar).

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya