Liputan6.com, Jakarta - Platform aplikasi pesan instan WhatsApp kini mungkinkan pengguna untuk mengirimkan mata uang kripto Bitcoin dan Litecoin melalui sebuah bot bernama Lite.Im.
Dengan kehadiran bot ini, proses transaksi mata uang kripto bisa lebih sederhana. Hal ini sekaligus untuk membantu mendekatkan mata uang virtual ke masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
Informasi ini berdasarkan sebuah tweet yang diterbitkan oleh Republic Zulu, yang menyebut bahwa WhatsApp mengumumkan bot Lite.Im untuk membantu menyederhanakan cara menerima dan mengirim mata uang virtual melalui platform mereka.
Mengutip laman Cryptoline News, Jumat (24/5/2019), untuk bisa berkirim mata uang kripto dengan WhatsApp, pengguna harus menambahkan bot Lite.Im WhatsApp dan mengikuti petunjuk yang muncul di layar.
Banyak opsi tersedia untuk pengguna, selain untuk menerima dan mengirim Bitcoin dan Litecoin. Dengan platform ini, pengguna bisa memperoleh mata uang kripto melalui program rujukan.
Ada opsi bagi pengguna untuk mengatur koin default mereka, untuk memilih opsi bahasa, dan kata sandi yang mereka sukai.
Layanan WhatsApp ini juga mendukung penerimaan dan pengiriman mata uang kripto lain seperti Ethereum dan ZTH sebagai token resmi dari platform Zulu Republic.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Transaksi Lebih Mudah
Seiring dengan WhatsApp yang membuka diri pada Bitcoin dan mata uang kripto lain, transaksi lewat SMS pun bisa lebih mudah, terutama bagi mereka yang tak begitu dekat dengan teknologi.
Sebelumnya, Lite.Im menyediakan layanan serupa di Telegram, SMS, dan Facebook Messenger.
Menurut perusahaan, adopsi mata uang kripto adalah komponen penting dalam pesan sosial, apalagi, kini WhatsApp dipakai oleh lebih dari 1,5 miliar pengguna di seluruh dunia.
Transaksi mata uang kripto melalui WhatsApp akan memudahkan orang-orang di Afrika dan Asia Tenggara. Pasalnya di dua wilayah ini, terdapat populasi besar orang-orang yang tak tersentuh perbankan.
Kenyataan bahwa WhatsApp kini terbuka terhadap Bitcoin, jelang peluncuran Facebook Coin ini bakal membantu lebih banyak orang mengenal dan mengembangkan kepercayaan terhadap mata uang virtual. Bitcoin sendiri perlahan menjadi aset yang matang dan memenuhi harapan.
Advertisement
Celah WhatsApp Mudahkan Hacker Retas Perangkat
Sebelumnya, celah keamanan pada WhatsApp dimanfaatkan oleh aktor jahat untuk menyebarkan software mata-mata. Belakangan, teridentifikasi spyware tersebut merupakan besutan NSO Group.
Sebagaimana dilaporkan oleh Financial Times, si penjahat siber bisa memasang software jahat itu di smartphone hanya dengan cara menelepon korban melalui panggilan WhatsApp.
Mengutip laman Business Insider Singapura, Rabu (15/5/2019), rupanya tanpa diangkat oleh korbannya, panggilan telepon tersebut bisa membuat si peretas menguasai smartphone korban.
Hal ini bisa dilakukan tanpa diketahui oleh korban. Pasalnya, si peretas dapat langsung menghapus riwayat panggilan mereka dari perangkat korban.
Jika cara ini sukses, seluruh data-data --termasuk data pribadi-- yang ada di dalam smartphone korban bisa dikuasai. Mulai dari riwayat panggilan sampai data lokasi.
Sejauh ini, tidak diketahui berapa banyak pengguna WhatsApp yang menjadi korban peretasan ini.
Meski begitu, NSO Group kalau pihaknya terkait dengan peretasan WhatsApp. Namun demikian, hal ini tak menghalangi kemungkinan ada aktor lain yang memakai produk-produk NSO Group untuk mengeksploitasi celah keamanan WhatsApp.
(Tin/Jek)