NASA Gandeng 13 Perusahaan Swasta untuk Siapkan Misi ke Bulan

Melalui kerja sama ini, NASA menyebut ingin melakukan percepatan misi memboyong manusia kembali ke Bulan.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 01 Agu 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2019, 14:00 WIB
Bulan
Ilustrasi: misi pendaratan ke bulan (sumber: space.com)

Liputan6.com, Jakarta - NASA mengumumkan telah menggandeng 13 perusahaan swasta untuk melakukan pengembangan teknologi misi ke luar angkasa. 13 perusahaan itu akan melakukan peran berbeda untuk membantu NASA mencapai Bulan dan Mars.

Dikutip dari Tech Crunch, Kamis (1/8/2019), beberapa perusahaan swasta yang dimaksud adalah SpaceX, Blue Origin, dan Lockheed Martin.

NASA menuturkan, nantinya setiap perusahaan akan bertanggung jawab pada sejumlah proyek berbeda, seperti pengembangan roket dengan kemampuan pendaratan vertikal atau kendaraan tahan suhu tinggi.

Sebagai contoh, Blue Origin akan bertugas untuk mengembangkan sistem navigasi dalam proses pendaratan ke Bulan.

Sementara itu, SpaceX akan menggarap teknologi yang memungkinkan roket berpindah dari satu kendaraan ke kendaraan lain dalam orbit.

Menurut NASA, kerja sama ini merupakan upaya mempercepat proyek penjelajahan luar angkasa yang dicanangkan pihak Amerika Serikat. Selain itu, kolaborasi ini bisa menekan pengeluaran biaya. 

Sekadar informasi, NASA memang baru saja mengumumkan sebuah proyek bernama Artemis. Proyek ini mengusung misi untuk membawa kru wanita dan pria ke Bulan pada 2024.

AS Minta NASA Terbangkan Manusia ke Bulan Pada 2024

Bulan
Pemandangan Bumi dari Bulan. (Doc: NASA)

Sebelumnya, Mike Pence, Wakil Presiden AS mengatakan, pemerintahan Presiden Trump berkomitmen mengirim kembali manusia ke bulan pada 2024.

Target ini empat tahun lebih cepat ketimbang target NASA sebelumnya yakni mengantarkan manusia ke bulan pada 2028.

Dalam pidatonya di kantor NASA, Alabama, AS, menyebutkan bahwa pemerintah akan mencoba memenuhi target ini dengan cara apapun yang diperlukan.

Mengutip The Verge, Kamis (28/3/2019), Pence meminta NASA mengadopsi kebijakan baru. Ia berpendapat badan antariksa itu "perlu menerapkan pola pikir baru yang dimulai dengan menentapkan tujuan berani dan tetap pada jadwal."

Pence mengatakan, NASA bisa mempertimbangkan untuk membuang beberapa kontraktor kemudian mengembangkan kendaraan baru untuk membawa menusia ke ruang angkasa.

"Jika roket komersial adalah satu-satunya cara membawa astronot AS ke bulan dalam lima tahun ke depan, maka buatlah roket komersial," tuturnya.

Kendati demikian, Pence menawarkan beberapa rekomendasi perubahan yang dapat membantu NASA seperti masalah kepemimimpinan, dan sumber daya.

Pemerintah AS benar-benar ingin NASA bisa membawa manusia ke bulan. Pada Desember 2017 misalnya, Trump menandatangani arahan kebijakan luar angkasa pertamanya, memerintah NASA untuk mengirim manusia ke bulan.

Pembangunan Stasiun Ruang Angkasa

Stasiun luar angkasa
Tiangong, stasiun luar angkasa Tiongkok. (Foto: The Guardian)

Kendati begitu, NASA memang tidak menjelaskan tentang target rencana itu. NASA menyebut 2028 menjadi tahun pertama manusia bisa sampai di bulan. Pence menyatakan ketidaksenangannya dengan itu.

Saat ini strategi NASA untuk mencapai bulan bergantung pada pembangunan stasiun ruang angkasa di orbit sekitar bulan yang disebut dengan Gateway. Platform ini berfungsi sebagai stasiun jalan bagi para astronot untuk melakukan perjalanan ke dan dari bulan.

NASA juga berfokus pada pengembangan roket terbaru yang disebut dengan Space Launch System (SLS). Nantinya roket ini digunakan untuk meluncurkan kapsul awal yang disebut Orion ke luar angkasa.

SLS tidak hanya akan mengirim orang ke Gateway, tetapi juga digunakan untuk mengirim kargo dan membantu membawa modul baru ke stasiun ruang angkasa bulan.

(Dam/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya