Liputan6.com, Jakarta - Rencana kehadiran Gojek di Malaysia mendapatkan respons negatif dari startup lokal. Penolakan tersebut disampaikan layanan kendaraan e-hailing Malaysia, MyCar.
Dikutip dari New Straits Times, Minggu (25/8/2019), pihak MyCar menginginkan pemerintah setempat mempertimbangkan kembali keputusan untuk menghadirkan layanan Gojek.
Advertisement
Baca Juga
Pendiri MyCar, Mohd Noah Maideen, mengatakan alasan penolakannya selain dari faktor keamanan dan pelanggaran norma, kehadiran Gojek dinilai akan menciptakan persaingan tidak sehat di antara perusahaan e-hailing lokal.
"Sebagai perusahaan yang baru beroprasi satu setengah tahun, tidak disarankan untuk bersaing dengan sebuah perusahaan asing yang sudah beroperasi lebih dari delapan tahun," ungkap Mohd Noah.
Ia mengatakan, saat ini ada lebih dari 30 perusahaan e-hailing di Malaysia yang telah disetujui oleh Land Public Transport Agency (APAD).
MyCar sendiri, katanya, siap bekerja sama dengan pihak berwenang untuk meningkatkan layanan MyCar agar fasilitas transportasi umum di Malaysia menjadi lebih baik.
Keputusan Pemerintah Malaysia Dipertanyakan
Mohd Noah juga menyoroti keputusan pemerintah Malaysia yang tidak memberikan persetujuan kepada layanan ojek online lokal, Dego Ride. Namun, justru memberikan izin kepada Gojek.
"Kenapa tiba-tiba kita ingin membawa Gojek masuk?," tuturnya.
Menurutnya, jika pemerintah ingin menyediakan lapangan kerja, terutama untuk pengendara motor, ada inisiatif yang lebih baik.
Salah satu contohnya untuk layanan pengiriman, sebuah karier yang dikembangkan oleh aplikasi Food Panda.
Advertisement
Gojek Akan Bantu Kaum Muda
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddiq Syed Abdul, pada Kamis (22/8/2019), mengatakan kehadiran layanan Gojek akan membantu kaum muda dengan motor untuk mendapatkan penghasilan.
Kemudian satu hari setelahnya, pemerintah memberikan lampu hijau untuk mengimplementasikan layanan Gojek. Namun dengan syarat, tunduk pada studi kelayakan dan ketentuan hukum setempat.
(Din/Isk)