Honor Bakal Pakai Chipset MediaTek 5G untuk Smartphone Baru?

Honor mengumumkan smartphone segmen menengah X10 5G pada Rabu, dan President Honor, Zhao Ming, membuat pernyataan menarik setelah acara keynote.

oleh Andina Librianty diperbarui 24 Mei 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2020, 11:00 WIB
Huawei HQ
Device Laboratory milik Huawei di Beijing, Tiongkok. Liputan6.com/Andina Librianty

Liputan6.com, Jakarta - Honor mengumumkan smartphone segmen menengah X10 5G pada Rabu dan President Honor, Zhao Ming, membuat pernyataan menarik setelah acara keynote. Ia mengungkapkan ketertarikan perusahaan memperkuat kerja sama dengan MediTek.

Dilansir dari GSM Arena, Minggu (24/5/2020), Ming mengatakan Honor berencana untuk menggunakan chipset 5G milik MediaTek untuk ponsel Honor di masa depan.

Rencana ini muncul setelah induk perusahaan, Huawei, dilarang berbisnis dengan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) untuk satu tahun lagi. Selain itu, Departemen Perdagangan AS mengumumkan aturan baru yang sangat membatasi akses Huawei ke produk chipset.

Kebijakan AS tersebut menempatkan Huawei dan Honor dalam situasi sulit, sehingga pindah ke penyuplai chip baru seperti MediaTek yang berbasis di Taiwan.

Seri chipset Dimensity milik MediaTek menawarkan banyak pilihan 5G terjangkau dan beberapa fitur bagus seperti dukungan dual SIM 5G.

Bos Huawei Kritik Pemerintah AS

Huawei P9
Logo Huawei dan Leica terpampang jelas di acara peluncuran Huawei P9 di Battersea Evolution, London, Inggris (Liputan6.com/ Andina Librianty)

Huawei Rotating Chairman, Guo Ping, secara terbuka mengkritik pemerintah AS dalam acara tahunan Huawei Global Analyst Summit beberapa waktu lalu.

Ia menilai kebijakan pemerintah AS terhadap bisnis Huawei sebagai tindakan sewenang-wenang, dan berpotensi mengancam seluruh industri di dunia.

Huawei pada pekan lalu mendapatkan kabar buruk untuk bisnis mobile. Pelarangan Huawei berbisnis dengan perusahan-perusahaan AS diperpanjang selama satu tahun lagi.

Kebijakan ini diterapkan usai Presiden AS, Donald Trump, menandatangani executive order baru terkait ancaman keamanan nasional, dan hal ini terutama berpusat pada Huawei.

Setelah itu, Departemen Perdagangan AS juga mengeluarkan aturan ekspor baru yang secara efektif akan memangkas suplai chip global Huawei.

"Dalam upaya tanpa henti memperkuat cengkramannya pada perusahaan kami, pemerintah AS memutuskan untuk melanjutkan dan sepenuhnya mengabaikan keprihatinan banyak perusahaan dan asosiasi industri. Keputusan ini sewenang-wenang, serta merusak dan mengancam seluruh industri di dunia," ungkap Ping.

Dampak Terhadap Bisnis

Ping mengatakan, aturan baru pemerintah AS tersebut akan memengaruhi bisnis perusahaan di ratusan negara.

"Aturan baru ini akan berdampak pada ekspansi, pemeliharaan, dan operasional berkelanjutan dari jaringan bernilai jutaan miliar dolar yang kami rilis di lebih dari 170 negara. Kami memperkirakan bisnis kami pasti akan terpengaruh. Kami akan mencoba semua yang kami bisa untuk mencari solusi," jelas Ping.

Bisnis Huawei menghadapi tantangan berat sejak tahun lalu. Namun, perusahaan disebut berhasil bertahan, dan bahkan meningkatkan R&D yang bertujuan untuk terus berbisnis tanpa mitra-mitra dari AS.

Ping juga memastikan bahwa bisnis Huawei tidak terganggu, serta rantai suplai dan kerja sama dengan mitra-mitra kunci akan terus tumbuh karena perusahaan akan menemukan solusi baru untuk tantangan ini.

(Din/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya