Pandemi Covid-19 Bikin Google Batalkan 2.000 Lowongan Pekerja Kontrak

Google membatalkan penawaran kerja ke lebih dari 2.000 pekerja kontrak dan sementara.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 30 Mei 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2020, 13:00 WIB
Kantor Google
Kantor Google di Australia. Dok: theaustralian.com.au

Liputan6.com, Jakarta - Google membatalkan penawaran kerja ke lebih dari 2.000 pekerja kontrak dan sementara. Hal ini dilakukan dalam upaya mengurangi pengeluaran baru, karena pandemi terus membuat pendapatan iklan merosot.

Mengutip laman The Verge, Sabtu (30/5/2020), Chief Financial Officer Google Ruth Porat pada bulan lalu mengatakan, perusahaan akan memperlambat laju perekrutan tahun ini.

"Mengingat bahwa kita dihadapkan dengan krisis global dengan keparahan dan durasi yang tidak pasti," kata dia.

Laporan The New York Times menyebut, ke-2.000 pekerja kontrak itu berlokasi di selurh dunia. Mereka mewakili sebagian kecil dari tenaga kerja Google. Menurut informasi, Google memiliki lebih dari 130.000 pekerja kontrak dan 123.000 karyawan.

Bicara mengenai perlambatan perekrutan dalam jumlah signifikan, pandemi Covid-19 memang menyebabkan pelambatan di pasar periklanan. Padahal dari iklanlah Google mendapatkan sebagian besar uangnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Pertumbuhan Bisnis Iklan Melambat

Kantor Baru Google di Berlin
Seorang teknisi melewati logo mesin pencari internet, Google, pada hari pembukaan kantor baru di Berlin, Selasa (22/1). Google kembali membuka kantor cabang yang baru di ibu kota Jerman tersebut. (Photo by Tobias SCHWARZ / AFP)

Berdasarkan laporan, pendapatan dari iklan masih naik dari tahun ke tahun untuk kuartal pertama 2020, namun pertumbuhannya melambat.

Tawaran yang dibatalkan ini tentu menimbulkan masalah yang lebih besar bagi mereka yang kini kehilangan pekerjaan.

The New York Times melaporkan, beberapa orang bahkan meninggalkan posisi pekerjaan full time mereka demi bergabung dengan pekerjaan kontrak di Google.

Selain itu, karena mereka meninggalkan pekerjaan secara sukarela, mungkin mereka tidak mendapatkan tunjangan pengangguran.

"Seperti yang kami sampaikan, kami memperlambat laju perekrutan dan investasi. Sebagai hasilnya, kami tidak merekrut orang baru baik yang bekerja full time maupun kontrak, seperti yang kami rencanakan pada awal tahun," kata juru bicara Google.

Karyawan Kerja dari Rumah

Logo Google
Kantor pusat Google. Foto: Digital Trends

Sebelumnya, raksasa internet Google memperpanjang kebijakan kerja di rumah hingga akhir tahun 2020.

Sebelumnya, Google meminta karyawan untuk bekerja dari rumah hingga 1 Juni. Terbaru, CEO Google Sundar Pichai mengumumkan ke karyawan, tampaknya sebagian besar dari mereka harus bekerja dari rumah hingga akhir tahun 2020.

Mengutip laman The Verge, Sabtu (9/5/2020), Pichai menyebut, para karyawan yang secara fisik harus bekerja dari kantor diperbolehkan untuk datang ke kantor pada Juni atau Juli.

Meski begitu, Pichai meminta perusahaan meningkatkan tindakan pencegahan dan pengamanan yang berbeda ketimbang masa sebelum wabah Covid-19.

Bagi sebagian besar karyawan Google lainnya, bekerja dari rumah bakal menjadi "the new normal" alias kondisi normal baru yang harus dijalankan, setidaknya hingga akhir 2020.

Sebelumnya, perusahaan yang bermarkas di Mountain View, California, AS ini telah meminta kepada karyawan untuk bekerja dari rumah sejak awal Maret. Hal ini dilakukan untuk memutus penyebaran Covid-19.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya