Data Milik 20 Juta Pengguna 7 Layanan VPN Gratis Bocor

Secara akumulatif, ada sekitar 20 juta pengguna layanan VPN gratis yang berpotensi terdampak oleh insiden kebocoran data ini.

oleh M Hidayat diperbarui 23 Jul 2020, 13:32 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2020, 08:28 WIB
Ilustrasi smartphone, aplikasi VPN di smartphone. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi smartphone, aplikasi VPN di smartphone. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Data milik pengguna tujuh layanan VPN gratis bocor. Secara akumulatif, ada sekitar 20 juta pengguna yang berpotensi terdampak oleh insiden kebocoran data ini.

Mengutip The Sydney Morning Herald, Selasa (21/7/2020), peneliti keamanan siber dari vpnMentor menyatakan telah menemukan server yang digunakan oleh ketujuh penyedia layanan VPN tersebut dan menemukan data Personally Identifiable Information (PII) milik pengguna.

Data PII ini semestinya tidak disimpan oleh para penyedia layanan VPN tersebut.

Meski menawarkan kebijakan tidak menyimpan log pengguna, nyatanya mereka tetap melakukan hal itu, sehingga log pengguna mulai dari alamat, kata sandi dalam format teks mentah, dan aktivitas online tersimpan sebagai log di server yang mereka pakai. 

Satu kesamaan di antara mereka adalah mereka berbasis di Hong Kong. Mereka adalah UFO VPN, FAST VPN, Free VPN, Super VPN, Flash VPN, Safe VPN, dan Rabbit VPN.

Mozilla Rilis Aplikasi VPN dengan Prinsip Privasi Data

Aplikasi Mozilla VPN
Aplikasi Mozilla VPN

Sebelumnya Mozilla merilis VPN berbayar untuk perangkat berbasis Windows dan Android. Mozilla VPN didasarkan pada teknologi seperti WireGuard, sebuah protokol yang banyak dipakai di layanan VPN terkemuka.

Soal tampilan antarmuka pengguna, perusahaan mengklaim Mozilla VPN terlihat dan sederhana dan mudah digunakan, bahkan oleh siapa pun yang baru mengenal VPN.

"Di pasar yang ramai oleh perusahaan yang menjanjikan privasi dan keamanan, mungkin sulit untuk mengetahui siapa yang harus dipercaya. Mozilla memiliki reputasi untuk membangun produk yang membantu Anda menjaga keamanan informasi Anda," tutur juru bicara perusahaan dikutip dari keterangan resmi, Jumat (17/7/2020).

Lebih lanjut, perusahaan menyebut menjalankan Prinsip Privasi Data yang diklaim mudah dibaca dan tidak berbelit-belit.

"Prinsip ini berfokus hanya pada informasi yang kami butuhkan untuk menyediakan layanan. Kami tidak menyimpan log data pengguna," kata juru bicara perusahaan lebih lanjut.

Tarif

Untuk tarif berlangganan, Mozilla VPN dibanderol dengan harga USD 4,99 per bulan atau sekitar Rp 70 ribuan per bulan. Untuk sementara, Mozilla VPN akan tersedia di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Singapura, Malaysia, dan Selandia Baru.

Selanjutnya perusahaan akan berupaya menambah cakupan layanan ke negara lainnya.

"Kami tidak bermitra dengan platform analitik pihak ketiga yang ingin membuat profil dari apa yang Anda lakukan di dunia maya. Dan karena pembuat VPN ini didukung oleh perusahaan yang digerakkan oleh misi, Anda dapat memercayai bahwa uang yang Anda keluarkan untuk produk ini tidak hanya akan memastikan Anda memiliki VPN terbaik, tetapi juga membuat internet lebih baik untuk semua orang," tutur juru bicara perusahaan.

(Why/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya