Facebook Hapus Belasan Iklan Donald Trump yang Tuding Pengungsi Sebarkan Covid-19

Facebook menghapus iklan kampanye Donald Trump yang di dalamnya menyebut para pengungsi telah menyebarkan Covid-19 di AS.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 01 Okt 2020, 12:53 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2020, 12:53 WIB
Ilustrasi Facebook
Ilustrasi tentang Facebook. (Sumber Pixabay/geralt via Creative Commons)

Liputan6.com, Jakarta Facebook menghapus iklan kampanye Donald Trump yang di dalamnya menyebut para pengungsi telah menyebarkan Covid-19 di AS.

Salah satu iklan yang ditemukan oleh Business Insider di Facebook ad library (pustaka iklan) menyebut, "Joe Biden ingin meningkatkan jumlah pengungsi dari Suriah dan Somalia hingga 70 persen."

Dalam iklan juga video dengan teks adanya 'risiko kesehatan' dan 'hotspot teror' (terkait penularan Covid-19).

Kendati demikian, klaim tentang pengungsi sebagai penyebar Covid-19 tersebut tidak membubuhkan sumber yang terpercaya untuk dikutip.

Mengutip laman Business Insider, Kamis (1/10/2020), berdasarkan pustaka iklan Facebook , iklan kampanye tersebut telah menjangkau antara 500 ribu - 1 juta orang di North Carolina. Jumlah impresinya antara 60-70 ribu.


Ditayangkan Selama 1 Hari

Facebook
Ilustrasi Facebook (Foto: New Mobility)

Iklan ini telah dijlankan sejak 28 September dan dihapus pada 29 September. Kampanye iklan ini bernilai antara USD 900 hingga USD 999.

"Kami menolak iklan ini karena kami tidak mengizinkan klaim terkait dengan keselamatan fisik, kesehatan, atau kelangsungan hidup seseorang terancam oleh orang lain berdasarkan asal kebangsaan atau status imigrasi mereka," kata juru bicara Facebook Andy Stone dalam pernyataannya pada NBC.

Menurut informasi, kampanye iklan ini menjalankan 10 variasi dari unggahan tersebut yang beredar di Florida, Ohio, Michigan, dan beberapa negara bagian lainnya. NBC melaporkan, total ada 38 variasi iklan serupa.

Pustaka iklan Facebook menyebut, secara keseluruhan nilai iklan tersebut antara USD 150 - USD 20.000. Facebook juga menyebut, setidaknya jumlah impresi atas iklan-iklan serupa mencapai 1 juta impresi. 


Kampanye Trump Pernah Dihapus Sebelumnya

Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg, Founder sekaligus CEO Facebook, banyak disalahkan sebagian pihak karena membiarkan penggunanya membagikan tautan berita hoax di Facebook. (Doc: Wired)

Sebelumnya, Twitter menghapus video berdurasi empat menit didedikasikan untuk memberikan penghormatan kepada George Floyd yang diposting oleh tim kampanye pemilihan kembali Presiden Trump. 

Lalu kenapa video dan kicauan tim sukses Donald Trump tersebut dihapus dari Twitter? Juru bicara Twitter mengatakan, perusahaan telah mengambil tindakan tersebut setelah menerima keluhan soal pelanggaran hak cipta di konten video itu.

"Sesuai kebijakan perusahaan, kami menanggapi keluhan hak cipta valid yang dikirimkan kepada kami oleh pemilik hak cipta atau perwakilan resmi mereka," sebagaimana dikutip dari keterangan resmi Twitter via Cnet, Senin (8/6/2020).

Selain Twitter, platform media sosial lainnya, seperti Facebook dan Instagram juga menghapus video tersebut karena keluhan yang sama.

Dalam video berdurasi empat menit itu, Presiden AS ke-45 itu memberikan penghormatan terhadap George Floyd, seorang pria kulit hitam yang tewas karena tercekik lutut polisi.

Kejadian naas tersebut langsung viral dan memicu aksi protes di berbagai negara bagian di Amerika Serikat.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya