Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengatakan, kapasitas mesin CEIR (Centralized Equipment Identity Register) yang dipakai untuk mendaftarkan IMEI perangkat smartphone dan HKT baru di Indonesia masih tersedia.
Melalui Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Ismail, Kemkominfo memastikan, data terbaru IMEI untuk smartphone dan HKT hasil produksi dan impor sudah bisa dimasukkan.
Advertisement
Baca Juga
Namun nyatanya, vendor smartphone masih kesulitan untuk mendaftarkan IMEI produknya ke CEIR yang dikelola oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Bahkan, vendor smartphone Oppo Indonesia menyebut, apa pun yang terjadi pihaknya masih terus berusaha agar bisnis tetap berjalan.
"Apa pun yang terjadi dengan CEIR, intinya adalah ketika nanti terjadi sesuatu dan akhirnya Oppo Indonesia tidak bisa memproduksi, kami tidak bisa berjualan, dan tidak tahu ke depannya seperti apa," kata PR Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto A dalam QnA mengenai Oppo Reno4 F yang digelar virtual, Senin (12/10/2020) malam.
Namun, Aryo mengatakan, dengan segala kemampuan yang ada, Oppo dan asosiasi (APSI/ Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia) akan menanggulangi masalah ini.
"Asosiasi berjuang, semua terdampak. Tidak benar juga kalau bilang kondisi baik-baik saja," tutur Aryo.
Bukan Satu-satunya yang Alami Masalah
Menurut Aryo, Oppo bukan satu-satunya yang mengalami masalah. Ada beberapa vendor smartphone lain yang mengeluhkan hal yang sama.
Terkhusus untuk Reno4 F yang baru akan dirilis, Aryo mengaku Oppo Indonesia memperjuangkan agar perangkat tetap bisa diterima konsumen sesuai target yang ditentukan dan tanpa masalah.
"Kami akan berkomunikasi terus untuk menyelesaikan ini semua," kata Aryo.
Meski begitu, Aryo mengatakan, pihaknya pasrah dengan yang akan terjadi, jika nantinya CEIR masih bermasalah.
Advertisement
Pasrah
"Apa pun yang terjadi, atas nama Oppo Indonesia saya meminta maaf, itu bukan dari kami. Masa depan saya, saya tidak tahu, masa depan teman-teman produksi, promotor, kami tidak tahu," tutur Aryo.
Bahkan ketika ditanya bagaimana dengan kehadiran berbagai smartphone Oppo di masa depan, Aryo mengatakan dirinya memang takut jika hal tersebut jadi permasalahan yang harus dihadapi.
"Yang ditakutkan memang untuk ke depannya, misal di level penjual dan konsumen ada kelangkaan, ibaratnya ada permintaan tetapi kami tidak bisa produksi lagi. Tekanan paling berat memang ada di distributor dan konsumen," kata Aryo.
(Tin/Why)