Liputan6.com, Jakarta - Mobile Marketing Association (MMA) kembali menggelar forum MMA Impact Indonesia. Mengingat saat ini tengah terjadi pandemi COvid-19, maka MMA Impact Indonesia 2020 pada 24 dan 25 November 2020 digelar secara virtual.
MMA Impact Indonesia merupakan bagian dari rangkaian acara tahunan yang diselenggarakan MMA Global.
Acara ini dihadiri oleh berbagai industri termasuk brand marketer, agensi, media, penerbit, perusahaan telekomunikasi, dan perusahaan teknologi.
Advertisement
Baca Juga
Semua pihak hadir untuk mempelajari dan mendiskusikan tren dan tantangan yang akan datang di industri pemasaran mobile.
Acara virtual pada tahun ini bertujuan membantu pemasar meningkatkan dan membangun kemampuan pemasaran modern mereka. Oleh sebab itu, tema tahun ini adalah "Shape The Future of Modern Marketing".
"Acara ini menjadi platform dengan berbagai peserta dari sejumlah negara dan juga brand, agensi, tech enabler, provider, dan ekosistem pemasaran lain untuk berbagi, belajar, berdiskusi, dan mengimplementasikan solusi dengan data-data penting yang dapat membantu industri untuk membentuk masa depan," kata Country Manager Indonesia MMA, Shanti Tolani, dalam pembukaan MMA Impact Indonesia 2020 pada Selasa (24/11/2020).
Semua pihak yang terlibat dalam acara ini memiliki tujuan utama membantu ekosistem digital tumbuh, serta memastikan para pemasar tidak tertinggal.
Tantangan dan Peluang di Masa Pandemi
Sementara Board of Member MMA, Sutanto Hartono, mengungkapkan 2020 merupakan tahun yang unik, dan penuh tantangan. Pandemi Covid-19 menjadi tantangan besar bagi bisnis di berbagai industri, termasuk di sektor pemasaran.
Mengingat tantangan dan peluang di tengah pandemi, forum MMA Impact pun didesain untuk membantu meningkatkan kemampuan para pemasar.
"Forum MMA Impact didesain untuk membantu kemampuan pemasaran modern bagi para pemasar," tutur Sutanto yang merupakan Managing Director EMTEK dan CEO Vidio.
Dari sisi tantangan, katanya, bagian pemasaran harus memangkas biaya serta peluncuran berbagai produk pun tertunda atau bahkan terpaksa dibatalkan karena pandemi.
Di sisi lain, pandemi membuat industri harus melakukan akselerasi besar dalam adopsi platform digital disebabkan pembatasan sosial secara fisik. Hal ini pun mendorong pertumbuhan besar dalam hal jumlah pengguna dan konsumsi di e-commerce, layanan video, pembayaran elektronik, dan media sosial.
"Seiring dengan akselerasi adopsi digital platform, jelas ini menjadi tantangan dan mengharuskan kita untuk lebih tangkas dalam mengadopsinya," Sutanto menandaskan.
(Din/Isk)
Advertisement