Ini Tips Privasi yang Perlu Diatur saat Pakai WhatsApp, Signal, dan Telegram

Pengguna WhatsApp, Telegram, dan Signal yuk ikuti tips berikut untuk menjaga privasi kamu ketika memakai tiga aplikasi chatting tersebut.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 29 Jan 2021, 13:52 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2021, 08:00 WIB
Signal
Ilustrasi Signal. (Liputan6.com/ Yuslianson)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah WhatsApp mengumumkan pembaruan kebijakan privasi untuk berbagi data dengan Facebook, jutaan pengguna migrasi ke Signal dan Telegram.

Signal dan Telegram dianggap lebih andal dan aman dalam hal melindungi privasi pengguna. Namun menurut ahli keamanan siber Zak Doffman, tidak ada yang benar-benar andal, setidaknya hingga pengguna mengubah beberapa pengaturan keamanan saat memakai ketiganya. Demikian dikutip dari Entrepreneur, Jumat (29/1/2021).

Perubahan pengaturan privasi ini untuk memastikan informasi pengguna bisa lebih terlindungi saat memakai WhatsApp, Telegram, dan Signal.

Berikut adalah tips privasi untuk masing-masing aplikasi pesan, yang perlu diterapkan pengguna:

1. WhatsApp

Di WhatsApp, pesan pribadi maupun group dilengkapi enkripsi end-to-end dan hanya pengguna yang bisa mengakses konten dari pesan.

Namun menurut Doffman, masalahnya ada pada metadata, yakni siapa, kapan, dan di mana dalam hubungannya dengan pesan, serta kontak dan informasi pengguna tentang perangkat.

"WhatsApp masih bisa dipakai, namun penting untuk mengubah konfigurasi agar tetap aman," kata Doffman.

- Pengguna harus menghindari konten-konten jahat yang diterima.

Misalnya saja, pastikan untuk tidak klik link atau lampiran yang tak diketahui asalnya.

- Nonaktifkan opsi simpan otomatis atas gambar yang diterima ke galeri ponsel.

Caranya: buka Setting - Penyimpanan dan Data (Storage and Data) - Download media otomatis, pilih opsi No Media untuk tiap opsi.

- Gunakan nomor PIN, kemudian aktifkan two-step verification

Hal ini bisa mencegah pihak luar membajak akun Anda dengan penipuan.

Caranya: Masuk ke Setting - Account - Two Step Verification dan pilih dan ikuti opsi ketika mengaktifkan pengaturan ini.

- Matikan backup

Pesan dilindungi enkripsi saat dikirim, namun ketika pengguna memakai opsi backup di WhatsApp, riwayat obrolan kamu akan diunggah ke Apple atau Google Cloud.

Nah, salinan ini tidak dilindungi enkripsi, jadi lebih baik tidak mem-backup-nya.

 

2. Telegram

Logo Aplikasi Telegram
Logo Aplikasi Telegram

Ketika pengguna mengakses Telegram untuk pertama kalinya, pengguna harus memasukkan nomor telepon.

Telegram akan meminta pengguna memasukkan konfirmasi melalui pesan yang dikirim via SMS. Masalahnya, ketika seseorang mencuri kode tersebut, akun pengguna bisa dibaca, termasuk konten di dalamnya.

Untuk itu jika mau aman memakai Telegram, berikut hal yang direkomendasikan:

- Aktifkan Two-step-verification (2FA)

Caranya masuk ke Setting - Privacy and Security - tambahkan Password

- Ubah pengaturan privasi

Pada pengaturan privasi, pilihlah opsi "hanya kontak" yang bisa berkomunikasi dengan kamu, sementara orang yang namanya tidak masuk dalam daftar kontak kamu, tidak bisa mengirim chat ke kamu.

Pengguna juga bisa membatasi siapa saja yang bisa melihat profil mereka, status online terakhir, dan siapa saja yang bisa menambahkan kontak kita ke group.

- Gunakan lock code

Penting untuk memastikan chat kita tak diakses oleh siapa pun, untuk itu pengguna Telegram perlu mengaktifkan lock code.

Caranya mudah: masuk ke Setting - pilih Privacy and Security - pilih Pascode Lock - masukkan kode kunci.

 

Selanjutnya

Telegram
Ilustrasi Telegram (Sumber: Iran Human Rights)

- Periksa sesi aktif akun kamu secara berkala

Kamu perlu tahu, pengguna Telegram bebas untuk memasukkan akunnya ke berbagai perangkat. Saya pribadi memasukkan akun Telegram ke satu smartphone, satu tablet, dan satu komputer.

Nah, ketiga login (sesi aktif) ini bisa dilihat pada pada Setting - Privacy and Security - Active Session.

Di sini kamu bisa mengenali jika ada login menggunakan perangkat yang tidak pernah kamu pakai. Kamu juga bisa mengakhiri sesi aktif tersebut.

- Secret chat dan enkripsi end-to-end

Telegram menawarkan secret chat yang melindungi obrolan satu perangkat dengan perangkat lainnya. Opsi ini tidak bisa dilakukan untuk group.

Untuk memulai secret chat, masuk ke chat normal dengan kontak yang kamu pilih, klik pada tiga titik di Android atau 'more' pada iOS kemudian pilih 'start secret chat'.

- Aktifkan pesan yang bisa terhapus otomatis

Salah satu hal menarik dari aplikasi Telegram adalah kehadiran opsi pesan yang bisa terhapus secara otomatis, sesaat setelah dihapus.

 

3. Signal

Aplikasi olah pesan Signal
Aplikasi olah pesan Signal

Pengaturan privasi di Signal agak mirip dengan Telegram. Berikut yang bisa dilakukan pengguna:

- Aktifkan registration lock

Registration lock akan mencegah orang lain memiliki akses ke riwayat percakapan pengguna, jika akun Anda dicuri atau dibajak.

Caranya buka Setting - pilih Privacy - di bagian paling bawah cari Registration Lock - aktifkan.

- Atur screen lock

Kamu bisa mengatur screen lock Signal sesuai dengan screen lock smartphone, baik itu menggunakan biometrik atau passcode.

Kamu juga bisa mengatur berapa lama waktu sebelum screen lock diaktifkan.

- Matikan previews

Dengan ini, pesan tidak akan muncul di layar utama perangkat

Caranya: buka Setting - pilih Notification - pilih Show, kamu bisa memilih untuk menampilkan nama dan pesan, hanya nama, atau tidak ada nama dan pesan yang tampil di notifikasi.

 

Selanjutnya

Aplikasi Signal
Aplikasi Signal (Foto: techsathi.com)

- Nonaktifkan screenshot

Pengguna bisa mengaktifkan opsi pelarangan (block) screenshot di dalam aplikasi.

Jadi ketika memakai Signal, pengguna tidak bisa men-screenshot layar di aplikasi ini, baik obrolan, maupun daftar kontak.

- Jadikan Signal sebagai aplikasi pesan default

Doffman mengatakan trik ini bisa dimanfaatkan pengguna Android, pasalnya perpesanan bakal lebih aman dan terenkripsi. Sementara SMS bawaan tidak dibekali enkripsi.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya