5 Prediksi Soal Privasi Data di 2021, Perusahaan Makin Banyak Kumpulkan Informasi Pengguna?

Pada tahun 2021, vendor perangkat dan layanan digital akan makin banyak mengumpulkan data. Berikut adalah 5 prediksi para ahli Kaspersky mengenai privasi di 2021.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 04 Feb 2021, 06:30 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2021, 06:30 WIB
Ilustrasi data pribadi, perlindungan data pribadi, privasi pengguna.
Ilustrasi data pribadi, perlindungan data pribadi, privasi pengguna. Kredit: Tayeb MEZAHDIA via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang 2020, infrastruktur dan keterhubungan terhadap layanan digital begitu krusial dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Kesadaran ini membuat pergeseran sikap terhadap privasi dan cara pandang masyarakat, organisasi, dan pemerintah akan pentingnya privasi data.

Pakar privasi Kaspersky pun berbagi visi mengenai perubahan dalam bidang privasi data pada 2021. Dari diskusi tersebut, ada satu tren yang jelas, yakni vendor dari berbagai layanan akan mulai mengumpulkan data yang jenisnya beragam.

Dengan begitu pemerintah akan menanggapinya dengan berbagai regulasi baru. Para pengguna pun akan melihat privasi data sebagai proposisi nilai yang bersedia mereka bayar.

Berikut adalah 5 prediksi mengenai privasi data pada 2021:

1. Konsumen bersedia membayar demi terlindunginya privasi

Pada tahun 2021 yang juga masih merupakan masa pandemi, peningkatan pengumpulan data dari berbagai layanan akan terjadi. Publik pun akan mulai sadar untuk menjaga privasi mereka.

Organisasi pun menanggapi dengan menawarkan produk yang berfokus pada privasi. Jumlah dan keragamannya pun akan terus bertambah. Sementara, pengguna pun bersedia mengeluarkan uang demi terlindunginya privasi data mereka.

2. Vendor perangkat kesehatan pintar akan makin banyak kumpulkan data

[Fimela] Ilustrasi privasi
Ilustrasi provasi di Media Sosial | unsplash.com/@benji3pr

Prediksi kedua adalah makin banyak dan beragamnya data yang dikumpulkan oleh vendor penyedia perangkat kesehatan. Data yang dikumpulkan oleh fitness tracker, pemantau tekanan darah, dan perangkat lain memberikan wawasan yang sangat berharga.

Data-data ini banyak dimanfaatkan dalam berbagai hal, termasuk oleh pemasar asuransi. Dengan kesehatan jadi perhatian publik, permintaan atas data-data tersebut diperkirakan akan terus berkembang.

3. Makin banyak aturan seputar privasi data

Kepemilikan akses atas data pengguna membuka banyak peluang. Misalnya untuk memerangi pelecehan anak, membuat lalu lintas kota lebih efisien, hingga yang negatif: membungkam perbedaan pendapat.

Namun sebagian besar organisasi swasta menolak berbagi data ini. Pemerintah pun diprediksi akan merespon dengan lebih banyak peraturan yang menghalangi privasi online.

 

4. Perusahaan akan temukan lebih banyak sumber data

Menjaga Privasi
Ilustrasi Swafoto Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Analisis perilaku konsumen berbasis data merupakan permainan yang berbahaya, namun juga sangat menguntungkan bagi perusahaan.

Untuk itu, perusahaan akan menemukan sumber data yang makin kreatif, bahkan cenderung mengganggu demi mendorong akurasi mesin analisis perilaku.

5. Akan ada alat pemproses data yang lebih canggih

Ketika perusahaan lebih sadar mengenai data apa yang mereka butuhkan dan konsumen menolak memberikan data tersebut, alat privasi lebih canggih bermunculan dan banyak digunakan.

Sementara organisasi besar memainkan peran untuk menjamin kebaruan standar privasi pengguna yang lebih ketat, perangkat keras yang lebih canggih akan muncul.

Hal ini memungkinkan pengembang untuk membuat tool yang mampu memproses data tingkat lanjut, sehingga dapat mengurangi jumlah data yang dibagikan oleh pengguna dengan organisasi.

Pakar privasi di Kaspersky Vladislav Tushkanov mengatakan, privasi data menjadi topik yang panas bagi pemerintah, perusahaan, dan pribadi.

"Kita sebagai konsumen memang tidak memiliki kendali penuh atas data kita. Tapi ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk memperoleh kembali sebagian dari kendali dan privasi atas data pribadi yang kita miliki," kata Tushkanov.

(Tin/Isk)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya