Polisi Ringkus Pemuda yang Retas Akun Barack Obama Dkk

Seorang warga Inggris ditahan karena dituding terlibat dalam peretasan Twitter yang menyebabkan pengambilalihan akun-akun publik figur pada 2020 lalu.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 22 Jul 2021, 17:26 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2021, 17:26 WIB
Aplikasi Twitter
Aplikasi Twitter. Ilustrasi: Dailydot.com

Liputan6.com, Jakarta - Seorang warga negara Inggris ditangkap polisi di Spanyol karena terlibat dalam peretasan Twitter pada Juli 2020. Saat itu, Twitter diretas dan membuat sejumlah akun politisi (salah satunya Barack Obama), selebritas, dan tokoh publik diambil alih.

Mengutip Reuters, Kamis (22/7/2021), WN Inggris yang ditahan bernama Joseph James O'Connor yang berusia 22 tahun. O'Connor ditahan dengan tuduhan berlapis.

Tak hanya terlibat dalam peretasan Twitter, O'Connor juga dituding terlibat dalam kasus pidana pembobolan komputer terkait dengan pengambilalihkan akun TikTok dan Snapchat. Selain itu juga insiden yang melibatkan sextortion dan cyberstalking terhadap remaja berusia 16 tahun.

Selain O'Connor, ada satu orang lainnya yang juga ditahan. Remaja yang ditahan bernama Graham Ivan Clark (18 tahun). Ia juga didakwa terkait peretasan Twitter pada 30 Juli 2020 di Distrik Utara California.

Clark dituding memainkan peran sentral dalam peretasan Twitter lalu. Ia menggunakan julukan Kirk#5270. Clark pun mengaku bersalah atas tudingan negara bagian Florida dan setuju untuk menjalani tiga tahun hukuman di penjara remaja.

Pihak berwenang menuding, Clark menjangkau banyak orang dan mengklaim bahwa dirinya bisa "mengatur ulang, menukar, dan mengontrol akun Twitter siapa pun sesuka hati. Ia akan melakukannya dengan imbalan transfer bitcoin."

Berupaya Bobol Akun Donald Trump

Twitter
Ilustrasi Twitter (Foto: Pixabay)

Dua orang yang direkrut Clark adalah Nima Fazeli dan Mason Sheppard. Keduanya setuju menjadi perantara untuk membantu menemukan pembeli untuk username Twitter dengan imbalan sejumlah biaya.

Baik Fazeli maupun Sheppard didakwa pidana dalam kasus tersebut pada 30 Juli lalu. Sementara, peran O'Connor dalam serangan tersebut terungkap setelah FBI mewawancarai remaja lain yang disebut sebagai "Remaja 2".

Ia mengatakan, O'Connor berkomunikasi mengenai mendapatkan akses ke akun Twitter tertentu, termasuk akun milik Presiden AS ke-45, Donald Trump.

Selanjutnya investigator kriminal California mulai mendapatkan sejumlah informasi mengenai keberadaan O'Connor yang menggunakan nama PlugwalkJoe.

Sekadar informasi, serangan Twitter pada Juli 2020 berdampak pada diambil alihnya akun Twitter terverifikasi, termasuk kandidat Pilpres Demokrat Joe Biden dan CEO Tesla Elon Musk.

Sejumlah Akun Politisi dan Tokoh Publik Diretas

Gadget Obama
Presiden Barack Obama menggunakan Notebook Dell Latitute E6420 saat berada di Air Force One (Sumber: Pete Souza, The White House)

Selain itu, akun Presiden AS ke-44 Barack Obama, bintang reality show Kim Kardashian, miliarder Bill Gates, Warren Buffett, Benjamin Netanyahu, Jeff Bezos, Michael Bloomberg, dan Kanye West juga ikut jadi korban.

Terduga peretas menggunakan akun-akun yang diambil alih untuk meminta uang digital. Twitter pun mengambil langkah untuk mencegah beberapa akun terverifikasi menerbitkan cuitan selama beberapa jam, hingga keamanan akun bisa dipulihkan.

Menurut pengaduan pipdana, akun pertukaran cryptocurrency seperti Binance, Gemini, dan Coinbase juga diretas. Begitu pula dengan akun-akun resmi perusahaan seperti Apple Inc dan Uber Technologies.

Pesan dari peretas yang dikicaukan akun-akun terverifikasi tersebut mengarahkan orang untuk mengirim mata uang kripto ke berbagai akun.

Dalam pengaduan, jumlah uang yang ditransfer adalah USD 117 ribu dari 415 transaksi. Selain itu, dua alamat bitcoin lainnya yang diunggah juga mengumpulkan tambahan USD 6.700 melalui 100 transaksi.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya