Elon Musk Bantah Cerita yang Sebut Ia Pernah Ingin Jadi CEO Apple

Elon Musk menjelaskan bantahannya tentang kisah dari buku yang menyebut dia ingin menjadi CEO Apple sebagai syarat ketika perusahaan itu mengakusisi Tesla.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 01 Agu 2021, 18:07 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2021, 18:00 WIB
Elon Musk
Elon Musk, founder Tesla dan SpaceX. Sumber: Business Insider

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk, CEO Tesla dilaporkan pernah menyatakan diri ingin menjadi CEO Apple menggantikan Tim Cook. Informasi ini diketahui dari buku reporter The Wall Street Journal, Tim Higgins berjudul Power Play: Tesla, Elon Musk, and the Bet of the Century.

Dikutip dari The Verge, Minggu (1/8/2021), dalam buku itu disebutkan Tim Cook pernah berencana mengakuisisi Tesla pada 2016. Menjawab ajakan itu, Elon Musk menerimanya, tapi dengan satu syarat, dia ingin menjadi CEO.

Awalnya, Tim mengira Elon ingin tetap menjadi CEO Tesla paska-akusisi, tapi ternyata yang dimaksud adalah menjadi CEO Apple. Menerima jawaban tersebut, Tim pun akhirnya menolak mentah-mentah rencana tersebut.

Namun laporan dalam tulisan itu dibantah oleh kedua pihak. Melalui kicauannya di Twitter, Elon mengatakan percakapan seperti itu tidak pernah terjadi karena dia dan Tim tidak pernah berbicara langsung.

"Cook dan saya tidak pernah berbicara atau berkirim pesan," tulisnya lewat akun @elonmusk. Kendati demikian, dia memang mengatakan sempat ingin bertemu dengan Tim untuk membicarakan soal kemungkinan Apple membeli Tesla.

Saat itu, Tesla bernilai hanya sekitar enam persen dari valuasinya saat ini, dan terkait pertemuan tersebut ia mengatakan tidak ada syarat akusisi apapun. Hanya Tim menolak pertemuan, sehingga mereka tidak pernah bertemu.

Hal senada juga diungkapkan oleh Tim dalam wawancara terbarunya. "Kau tahu, saya tidak pernah berbicara dengan Elon, meski saya sangat mengagumi dan menghormati perusahaan yang dia bangun," tutur Tim.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pandangan Higgins

Mobil Tesla made-in-China akan diekspor ke Eropa
Foto yang diabadikan pada 26 Oktober 2020 ini menunjukkan kendaraan Tesla Model 3 yang diproduksi di China (made in China) di gigafactory Tesla yang terletak di Shanghai, China timur. (Xinhua/Ding Ting)

Terkait bantahan keduanya, Higgins sebagai penulis mengatakan Elon Musk sudah diberi kesempatan untuk mengomentari tulisan tersebut, tapi dia tidak melakukannya.

Menurut Higgins, berdasarkan orang-orang yang mendengarnya, kisah ini diceritakan di dalam Tesla ketika perusahaan tengah berjuang dengan Model X.

Tesla Setop Terima Bitcoin untuk Transaksi Pembayaran

Di sisi lain, beberapa bulan lalu, Tesla berhenti menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran. Menurut CEO Tesla, Elon Musk, perusahaan menghentikan penggunaan Bitcoin untuk transaksi karena khawatir akan berkontribusi pada konsumsi bahan bakar fosil yang lebih besar.

Tesla menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran sejak akhir Maret 2021. Elon Musk mengungkap, Tesla tidak akan lagi menjual simpanan Bitcoin senilai USD 1,5 miliar yang dibeli awal 2021.

Mengutip The Verge, Jumat (14/5/2021), Tesla menjual sebagian dari Bitcoin tersebut pada kuartal pertama 2021, yang akhirnya mengumpulkan laba perusahaan.

Tesla menyebut, kemungkinan melanjutkan menerima Bitcoin dan mempertimbangkan menjual lebih banyak Bitcoin, jika proses penambangan Bitcoin lebih ramah energi.

Perusahaan juga melihat, mata uang kripto lain menggunakan kurang dari 1 persen energi per transaksi Bitcoin

"Tesla menangguhkan pembelian kendaraan menggunakan Bitcoin. Kami peduli dengan meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil untuk transaksi dan penambangan, terutama batu bara yang menghasilkan emisi terbesar dibanding bahan bakar lainnya," kata Tesla, dikutip dari akun Twitter Elon Musk.

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya