Kemenkes Minta Masyarakat Uninstall Aplikasi eHAC dan Beralih ke PeduliLindungi

Kemenkes juga meminta masyarakat untuk beralih ke fitur eHAC yang ada di aplikasi PeduliLindungi

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 31 Agu 2021, 12:29 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2021, 12:29 WIB
Keluar-Masuk Jakarta Wajib Swab Antigen
Calon penumpang mengisi data validasi melalui aplikasi eHAC di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (17/12/2020). Penumpang yang ingin keluar masuk Jakarta wajib menunjukkan hasil swab antigen untuk menekan angka corona meski ada libur Natal dan Tahun Baru. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk menghapus (unistall) aplikasi eHAC lama, dan memasang aplikasi PeduliLindungi yang di dalamnya sudah memiliki fitur tersebut.

Pernyataan itu disampaikan oleh Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes Anas Ma'ruf, terkait dugaan kebocoran data di aplikasi eHAC yang sudah tidak digunakan lagi.

"Pemerintah meminta kepada seluruh masyarakat untuk men-download aplikasi PeduliLindungi, untuk memanfaatkan fitur eHAC yang digunakan untuk perjalanan," kata Anas dalam konferensi persnya, Selasa (31/8/2021).

"Pemerintah juga minta kepada masyarakat untuk menghapus, menghilangkan, delete, atau uninstall, aplikasi eHAC yang lama yang terpisah," kata Anas melanjutkan.

Terkait dugaan kebocoran data pengguna eHAC sendiri, Kemenkes menyebut bahwa mereka telah mengetahuinya dan sudah menindaklanjutinya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Baru Dugaan Kebocoran

Kemenkes menyatakan bahwa dugaan kebocoran data pada eHAC yang lama kemungkinan diakibatkan adanya dugaan kebocoran di pihak mitra. Namun, mereka tidak mengungkapkan siapa "mitra" yang dimaksud.

"Ini sudah diketahui oleh pemerintah dan saat ini pemerintah sudah melakukan tindakan pencegahan, serta melakukan upaya lebih lanjut, dengan melibatkan Kementerian Kominfo dan juga pihak berwajib," kata Anas.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati juga mengatakan bahwa laporan kebocoran data tersebut masih berupa dugaan.

"Sebuah insiden kebocoran baru 100 persen bisa dikatakan bocor jika sudah ada hasil audit digital forensik," kata Widyawati menambahkan dalam konferensi pers tersebut.

Kemenkes juga mengatakan, server data yang digunakan untuk eHAC PeduliLindungi berbeda dari eHAC yang lama.

Temuan Dugaan Kebocoran Data

Ilustrasi eHAC
Ilustrasi eHAC. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Peneliti dari vpnMentor baru saja mengungkap adanya dugaan kebocoran data dari aplikasi eHAC atau Electronic Health Alert Card. Sebagai informasi, eHAC merupakan aplikasi yang dibutuhkan untuk melakukan verifikasi penumpang selama bepergian.

Dikutip dari ZDNet, Selasa (31/8/2021), temuan ini dilakukan oleh peneliti dari vpnMentor yang dipimpin oleh Noam Rotem dan Ran Locar.

Dalam temuannya, vpnMentor menyebut eHAC tidak menggunakan protokol privasi yang baik, sehingga data sensitif dari lebih sejuta orang terekspos di open server.

Adapun Noam dan Ran mengatakan, temuan mengenai dugaan kebocoran data eHAC ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk mengurangi jumlah kebocoran data dari situs web maupun aplikasi di seluruh dunia.

"Tim kami menemukan catatan eHAC tanpa hambatan berarti, karena kurangnya protokol yang diterapkan oleh pengembang aplikasi. Setelah menyelidiki database dan memastikannya asli, kami menghubungi Kementerian Kesehatan Indonesia dan memberitahu temuan kami," paparnya.

(Dio/Isk)

Infografis Cara Cek Sertifikat Vaksin Covid-19 di Situs PeduliLindungi

Infografis Cara Cek Sertifikat Vaksin Covid-19 di Situs PeduliLindungi. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Cara Cek Sertifikat Vaksin Covid-19 di Situs PeduliLindungi. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya