Xiaomi Larang Penggunaan Smartphone-nya di Sejumlah Negara, Kenapa?

Xiaomi dikabarkan memblokir penggunaan smartphone buatannya di beberapa negara-negara, apa alasannya?

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 13 Sep 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2021, 11:00 WIB
Logo Xiaomi di depan Headquarter Office di Beijing. Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani
Logo Xiaomi di depan headquarter office di Beijing. Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani

Liputan6.com, Jakarta - Xiaomi memblokir penggunaan smartphone mereka di beberapa negara. Hal tersebut dilakukan usai ada produk-produk Xiaomi yang masuk secara ilegal ke wilayah-wilayah negara yang termasuk dalam kebijakan ekspornya. 

Negara-negara yang masuk dalam kebijakan ekspor Xiaomi antara lain Suriah, Kuba, Iran, Sudan, Krimea, dan Korea Utara. Penyelundup ilegal dikabarkan memasukkan smartphone Xiaomi ke negara-negara ini untuk dijual.

Mengutip laporan Gizmochina, Senin (13/9/2021), belum jelas bagaimana perusahaan teknologi dan elektronik Tiongkok ini menentukan wilayah terlarang mereka, mengingat kehadirannya belum mencakup banyak negara.

Larangan tersebut diberlakukan sebagai bagian dari kebijakan ekspor Xiaomi. Kebijakan ini, melarang penjualan atau ekspor perangkat Xiaomi ke wilayah yang tidak disetujui, meski produknya masih bisa berfungsi dalam kondisi tertentu.

Perusahaan menerapkan kebijakan tersebut dengan mencegah diaktifkannya perangkat/ smartphone baru dari wilayah yang belum dimasuki Xiaomi secara resmi.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Cegah Penyelundupan

CEO Xiaomi dan logo baru perusahaan
CEO Xiaomi Lei Jun menunjukkan logo baru perusahaan (Foto: Xiaomi Indonesia).

Langkah itu diyakini sudah berdampak ke beberapa pengguna, karena perangkat mereka terkunci usai beberapa hari setelah digunakan.

Pengguna yang terdampak mungkin akan mendapatkan pemberitahuan bahwa kebijakan Xiaomi tidak mengizinkan penjualan atau penyediaan produknya ke wilayah pengguna itu, sehingga permintaan aktivasi akan ditolak.

Pengguna pun diminta untuk menghubungi penjual untuk informasi lebih lanjut.

Kepada Global Times, juru bicara Xiaomi mengatakan bahwa langkah mereka untuk mengunci ponsel pintarnya di beberapa negara tersebut, "tidak menargetkan pasar tertentu."

Mereka mengatakan, hal ini merupakan tata kelola lintas wilayah yang bertujuan mencegah penyelundupan melalui pasar tak resmi (grey market), dan melindungi keamanan data pengguna.

Dikaitkan dengan AS

Xiaomi
Tampilan Xiaomi Mi 11 Lite. (Foto: Xiaomi Indonesia)

Berdasarkan laporan media, grey market berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Sangat umum bagi pengguna membeli perangkat Xiaomi di satu wilayah untuk dipakai di wilayah lain.

Pemberitaan mengaitkan langkah itu dengan "yurisdiksi jangka panjang" Amerika Serikat, yang berspekulasi bahwa pemerintah AS menekan Xiaomi untuk memblokir ponsel yang digunakan di negara dan wilayah yang disanksi itu.

Sebagai tanggapan, Xiaomi menyatakan, mereka mengunci beberapa smartphone hanya sementara, demi mencegah dan menyelidiki potensi penyelundupan yang merugikan keamanan informasi pengguna dan hak-hak konsumen.

"Investigasi sudah mencapai hasil yang signifikan dan perangkat terdampak bisa dibuka lagi sekarang," kata juru bicara Xiaomi.

Gartner melaporkan bahwa pada kuartal kedua 2021, pengiriman ponsel pintar Xiaomi menduduki peringkat kedua di pasar global untuk pertama kalinya, yang didukung pertumbuhan pesat di pasar luar Tiongkok.

Infografis Duel Pasar Smartphone Tiongkok Vs Lokal

Infografis Duel Pasar Smartphone Tiongkok Vs Lokal
Infografis Duel Pasar Smartphone Tiongkok Vs Lokal
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya