Kenang CEO Gojek Saat Masih Pakai Call Center

CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan, platform mereka sudah memiliki lebih dari dua juta mitra driver, serta lebih dari sejuta mitra usaha atau UMKM.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 27 Okt 2021, 18:45 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2021, 18:45 WIB
(Searah jarum jam) Co-Founder dan CEO Gojek Kevin Aluwi, Chief Transport Officer Gojek Raditya Wibowo, Chief Food Officer Gojek Catherine Hindra Sutjahyo, dan Head of Logistics Gojek Steven Halim saat diskusi inovasi tiga layanan utama Gojek, (27/10)
(Searah jarum jam) Co-Founder dan CEO Gojek Kevin Aluwi, Chief Transport Officer Gojek Raditya Wibowo, Chief Food Officer Gojek Catherine Hindra Sutjahyo, dan Head of Logistics Gojek Steven Halim saat diskusi inovasi tiga layanan utama Gojek, (27/10)

Liputan6.com, Jakarta - Berdiri sejak 11 tahun yang lalu, Gojek mengungkapkan hingga saat ini aplikasi mereka sudah diunduh hingga 190 juta kali.

Dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/10/2021), CEO dan Co-Founder Gojek, Kevin Aluwi, mengenang masa lalu saat Gojek masih beroperasi menggunakan call center untuk memesan layanannya.

"Awal-awal Gojek itu belum ada aplikasinya, di mana konsumen kita harus menelepon ke call center, kadang-kadang dapat, kadang-kadang tidak," kata Kevin.

Menurut Kevin, saat itu mereka telah melihat "potensi dan semangat yang sampai sekarang masih ada di Gojek untuk menjadi suatu perusahaan jauh lebih besar."

Kevin mengatakan, layanan aplikasi mereka baru dimulai di 2015, dan terus berkembang hingga merambah ke beberapa negara Asia Tenggara seperti Vietnam dan Singapura.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 Juta Mitra Driver

Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.

"Kalau kami bayangkan pas zaman-zamannya call center itu, kita tidak pernah punya mimpi sebesar ini. Ambisi ada, tapi mimpi untuk Gojek jadi seperti ini benar-benar di luar dugaan," ungkap Kevin.

Kevin menambahkan, hingga sekarang, platform mereka sudah memiliki lebih dari dua juga mitra driver, serta lebih dari sejuta mitra usaha atau UMKM.

"Aplikasi kami sudah diunduh 190 juta kali se-Asia Tenggara per Juni 2021," kata Kevin.

Masih Tahap Awal di Asia Tenggara

Layanan GoRide Instan hadir di Stasiun Juanda, Stasiun Sudirman, Stasiun Tanah Abang, dan segera menyusul di Stasiun Pasar Senen.Dok: Gojek
Layanan GoRide Instan hadir di Stasiun Juanda, Stasiun Sudirman, Stasiun Tanah Abang, dan segera menyusul di Stasiun Pasar Senen.Dok: Gojek

Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia memperkirakan kontribusi ekonomi ekosistem digital Gojek dan GoTo Financial (di luar Tokopedia) menjadi 1,6 persen dari PDB Indonesia.

Angka ini sekitar Rp 249 triliun di tahun 2021. Kontribusi ekonomi ini meningkat 60 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Riset yang sama juga menemukan bahwa mayoritas konsumen Gojek terbilang loyal, bahkan 86 persen pelanggan tetap terus menggunakan layanan Gojek meskipun tanpa promo.

Pada acara tersebut, Kevin mengakui bahwa meski mereka telah memimpin pasar Indonesia, namun di Asia Tenggara seperti Singapura dan Vietnam, mereka masih di tahap awal untuk mengembangkan layanannya.

"Perkembangan bisnis kami di Singapura dua kuartal terakhir luar biasa banget, dan kita sekarang dalam proses launching GoCar di Vietnam," kata Kevin.

"Mungkin kelihatannya kami sudah menyebar ke Asia Tenggara, tapi menurut kami ini masih tahap awal banget."

(Gio/Ysl)

Infografis Tips Aman Naik Ojek Online Saat Pandemi

Infografis Tips Aman Naik Ojek Online Saat Pandemi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tips Aman Naik Ojek Online Saat Pandemi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya