Liputan6.com, Jakarta - Pengisi daya atau charger menjadi salah satu benda yang dapat ditemukan di kehidupan sehari-hari kita dengan sangat mudah. Mulai dari ponsel, laptop, tablet dan beberapa perangkat elektronik lainnya memiliki charger yang berfungsi untuk mengisi daya baterai perangkat tersebut.
Di artikel kali ini kita akan membahas charger ponsel, tepatnya apa saja yang harus kita perhatikan saat membeli pengisi daya smartphone. Jangan sampai, ketika kita membeli pengisi daya, terutama buatan pihak ketiga, malah akan berdampak buruk pada sistem pengisian daya atau baterai smartphone.
Simak artikelnya berikut ini:
Advertisement
Baca Juga
1. Spesifikasi
Kamu bisa menemukan spesifikasi di bodi charger atau kemasannya. Ada dua macam spesifikasi, yaitu input dan output.
Input
Input merujuk pada proses pengisian dari sumber listrik ke pengisi daya itu sendiri yang diperlukan untuk menghasilkan output.
Output
Output adalah hasil dari input yang telah disesuaikan sedemikian rupa, tergantung pada spesifikasi pengisi daya tersebut, yang dialirkan ke smartphone.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Membaca Spesifikasi
Misalnya, input dari sebuah charger adalah AC 100-240V~50/60Hz 0,5A Max.
Input itu berarti bahwa pengisi daya aman untuk dipakai pada tegangan 100-240V dengan frekuensi 50/60Hz. Di Indonesia, standar tegangan listrik adalah 220V pada frekuensi 50Hz.
Untuk output, biasanya tercantum beberapa informasi, contohnya:
- 5V = 3A
- 5V = 4A
- 5V = 4,5A
- 4,5A = 5V
- 9V = 2,5A
- 12V = 1,87A
- (22,5 W Max)
Berdasarkan contoh spesifikasi itu, dapat kita pahami bahwa keluaran maksimum dari pengisi daya itu adalah maksimum 22,5 Watt yang didapat dari perkalian antara tegangan (Volt/V) dengan arus (Ampere/A).
Advertisement