Liputan6.com, Jakarta - Nvidia secara resmi membatalkan rencananya untuk membeli perusahaan semikonduktor di sebagian besar smartphone asal Inggris, yakni ARM.
Kabar ini diumumkan langsung oleh Nvidia dan SoftBank pada Senin 7 Februari 2022. Satu setengah tahun lalu, Nvidia mengungkap keinginan mereka untuk membeli bisnis chip milik SoftBank tersebut.
Baca Juga
Saking ngebetnya, Nvidia rela membeli ARM secara tunai dan saham senilai USD 40 miliar atau sekitar Rp 570 triliun.
Advertisement
“ARM memiliki masa depan yang cerah, dan kami akan terus mendukung mereka sebagai pemegang lisensi hingga dekade mendatang,” kata CEO Nvidia Jensen Huang, dikutip Engadget, Rabu (9/2/2022).
Dia menambahkan, “Meskipun tidak menjadi satu perusahaan, kami akan bermitra erat dengan ARM. Saya berharap ARM menjadi arsitektur CPU terpenting dalam dekade berikutnya."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ditentang Regulator hingga Micorsoft
Informasi, rencana akusisi ini memang sudah ditentang oleh berbagai pihak, seperti Qualcomm dan Micorsoft.
Tak hanya itu, regulator Inggris juga menilai akuisisi ini dapat merusak persaingan dan melemahkan saingan, sehingga memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
"Kami khawatir Nvidia yang mengendalikan ARM dapat menciptakan masalah bagi para pesaing dengan membatasi akses mereka ke teknologi utama, dan menghambat inovasi di sejumlah pasar penting dan berkembang," kata Andrea Coscelli, kepala Otoritas Persaingan dan Pasar di Inggris.
Advertisement
Intel Arc Siap Tandingi Nvidia dan AMD
Di sisi lain, Intel baru saja mengumumkan kehadiran discrete graphics melalui Intel Arc yang disebut mampu memberikan performa grafis tinggi, sekaligus memberikan pilihan baru bagi industri.
Kemampuan grafis Intel Arc juga menjanjikan fitur mutakhir di industri ini, seperti hardware-accelerated Ray Tracing, teknologi upscalling berbasis AI Xe Super Sampling, dan teknologi Intel Deep Link.
Dengan berbagai kemampuan di atas, Intel menaruh harapan besar terhadap GPU Arc ini dapat bersaing dengan hegemoni GPU AMD dan Nvidia untuk laptop dan desktop di pasaran.
(Ysl/Isk)