BRIN: Membuat Ide Keren Jadi Produk Startup yang Diterima Konsumen Tidak Mudah

BRIN menyatakan dukungannya terhadap pengembangan startup di Indonesia.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 17 Feb 2022, 10:51 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2022, 10:51 WIB
Ilustrasi Startup
Ilustrasi Startup - Kredit: rawpixel via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengungkapkan bahwa proses untuk membuat sebuah startup tidaklah mudah.

Hal ini disampaikan Handoko dalam Pengumuman Pendanaan Perusahaan Pemula Berbasis Riset Gelombang Pertama oleh BRIN, secara virtual pada Kamis (17/2/2022).

"Biasanya kita punya ide di awal itu keren, tetapi proses untuk membuat ide yang keren itu menjadi suatu 'produk' yang bisa diterima oleh target konsumen kita tidak selalu mudah," kata Handoko.

Karena itu, BRIN menyatakan dukungannya terhadap pengembangan startup di Indonesia. Menurut Handoko, pandemi Covid-19 yang masih berjalan sekarang juga memunculkan berbagai peluang baru.

"Peluang-peluang baru itu biasanya yang bisa menangkap teman-teman kita, generasi muda, yang punya ide-ide yang keren-keren, itulah yang harus kita fasilitasi," kata Kepala BRIN.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tak Cuma Perlu Ide Cemerlang

Ilustrasi berpikir | Startup Stock Photos dari Pexels
Ilustrasi berpikir | Startup Stock Photos dari Pexels

BRIN sendiri baru saja membuka dan telah menyelesaikan pelaksanaan seleksi Pendanaan Perusahaan Pemula Berbasis Riset (PPBR). Penerima pendanaan pada gelombang I tahun 2022 berjumlah 9 PPBR.

"Ini merupakan kebanggaan bagi kami sebagai upaya memberikan peran aktif dalam memperkuat sendi ekonomi negara," kata Handoko.

"Sehingga publik menjadi semakin paham bahwa riset dan inovasi di Indonesia bukan hanya milik periset, tapi juga dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat, dan memberikan nilai tambah bagi komoditas ekonomi mikro," imbuhnya.

Handoko menambahkan, untuk membuat sebuah bisnis, maka juga dibutuhkan sebuah proses product development. Menurutnya, tahap ini adalah tahap yang krusial.

"Proses ini adalah bagian yang paling penting. Kalau kita mau jualan, mau bikin bisnis, itu tidak cukup dengan ide yang cemerlang, yang menurut kita cemerlang, tidak bisa," kata Handoko.

"Jadi ide itu harus diperkuat, di-develop, disesuaikan dengan target pasar riil, sesuai kondisi eksternal yang riil, dan sebagainya," Handoko menambahkan.

Maka dari itu, Handoko berharap para penerima pendanaan BRIN bisa mengikuti proses product development, yang juga akan dibantu oleh Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi.


7 Skema Pendanaan Riset dan Inovasi

Foto Laksana Tri Handoko, Kepala BRIN
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko. (Foto: Dok. BRIN).

BRIN sejak 2021 telah membuka tujuh skema pendanaan riset dan inovasi.

Pendanaan tersebut adalah Flagship Prioritas Riset Nasional (PRN) BRIN Tahun 2022-2024, Pendanaan Perusahaan Pemula Berbasis Riset, dan Fasilitasi Hari Layar Tahun 2022–2024.

Ada juga Pendanaan Riset Penanganan Covid-19, Fasilitasi Pusat Kolaborasi Riset, Pendanaan Ekspedisi dan Eksplorasi Tahun 2022–2024 dan Fasilitasi Pengujian Produk Inovasi Kesehatan.

Seluruh skema pendanaan dan fasilitasi yang ada tersebut tidak sekedar untuk membiayai kegiatan riset bagi periset yang ada di BRIN, namun juga dibuka dan bisa diakses oleh seluruh pihak secara kompetitif.

(Dio/Isk)


Infografis 4 Unicorn di Indonesia

Infografis 4 Unicorn di Indonesia
Infografis 4 Unicorn di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya