Liputan6.com, Jakarta Pesawat China Eastern Airlines penerbangan MU5735 jatuh di daerah Guangzi Zhuang Autonomous Region, Tiongkok, pada Senin siang kemarin waktu setempat. Diketahui, ada 132 termasuk kru yang berada dalam pesawat berjenis Boeing 737-800 tersebut.
Pesawat Boeing 737-800 sendiri merupakan bagian dari 737 NG atau dari seri Next Generation, dengan lebih dari tujuh ribu pengiriman sejak 1993. NG sendiri merupakan pendahulu 737 MAX.
Baca Juga
Untuk Boeing 737 MAX, masih dikandangkan di Tiongkok usai adanya pelarangan 20 bulan akibat dua kecelakaan yang menewaskan 346 orang, termasuk di Indonesia.
Advertisement
Dikutip dari CNA, Selasa (22/3/2022), Boeing 737-800 memiliki catatan keselamatan yang kuat setelah hampir tiga dekade penerbangan. Pesawat berkapasitas 162 hingga 189 kursi ini diluncurkan pada 5 September 1994.
Menurut Flightradar24, pesawat yang terlibat dalam kecelakaan di Tiongkok pada Senin kemarin, berusia enam tahun.
Kecelakaan fatal terakhir 737-800 terjadi Agustus 2020 ketika pesawat Air India Express melampaui landasan pacu dan jatuh saat mendarat di Bandara Internasional Calicut di negara bagian selatan Kerala dalam hujan lebat.
Kecelakaan pesawat ini menewaskan 21 orang. Sebuah laporan pemerintah menyatakan kesalahan pilot sebagai kemungkinan penyebabnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
China Eastern Airlines
Boeing 737-800 adalah pesawat berbadan sempit atau narrow dengan kapasitas kursi dua kelas. Pesawat ini memiliki panjang 129 kaki dan 6 inci. Lebar sayap pesawat ini sepanjang 117 kaki dan 5 inci. Kemudian, tinggi pesawat ini adalah 41 kaki dan 3 inci.
Boeing 737-800 dilengkapi dengan mesin model CFM-56 yang sama seperti pendahulunya Boeing 737-800. Pesawat ini diketahui terbang perdana pada 31 Juli 1997. Pesawat ini didapuk sebagai pesaing pesawat pabrikan Airbus tipe A320.
Mengutip Bisnis Liputan6.com, di Indonesia, pada 2019 lalu, ada lima pesawat Boeing Next Generation yang dikandangkan. Alasannya, karena ditemukan keretakan pada pesawat tersebut.
China Eastern Airlines sendiri merupakan maskapai penerbangan Tiongkok yang telah menjadi maskapai terbaik di dunia selama satu dekade.
Namun, mereka dianggap kurang transparan dibandingkan maskapai dari negara-negara sepeti Amerika Serikat dan Australia, di mana regulator merilis laporan rinci tentang insiden non-fatal.
China Eastern didirikan tahun 1988 dan menjadi satu dari tiga maskapai terbesar di Tiongkok, dengan salah satu armada pesawat termuda.
Mereka juga menjadi bagian dari SkyTeam Alliance, dengan operator Amerika Serikat Delta Air Lines memegang dua persen saham.
Â
Advertisement
Kecelakaan Pesawat di Tiongkok
China Eastern selama beberapa tahun terakhir, masuk di antara sepuluh peringkat maskapai penerbangan terbesar berdasarkan total penumpang yang diangkut.
Aviation Safety Network menyebut, kecelakaan pesawat fatal terakhir di Tiongkok terjadi di 2010, saat 44 dari 96 orang tewas di pesawat regional Embraer E-190 Henan Airlines, jatuh di dekat bandara Yichun
1994, sebuah China Northwest Airlines Tupolev Tu-154 jatuh dalam perjalanan dari Xian ke Guangzhou dan menewaskan 160 orang. Ini menjadi kecelakaan udara terburuk di Tiongkok menurut Aviation Safety Network.
Insiden di hari Senin kemarin menjadi kecelakaan fatal pertama China Eastern sejak tahun 2004, saat sebuah pesawat jatuh tak lama setelah lepas landas dari bandara di Tiongkok utara, dan menewaskan 55 orang.
Melalui laman resminya, Boeing juga telah menyatakan pernyataan duka cita mereka atas jatuhnya China Eastern Airlines Flight MU5735. "Kami bekerja sama dengan pelanggan maskapai kami dan siap mendukung mereka," tulis Boeing.
"Boeing sedang berkontak dengan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS dan ahli teknis kami siap membantu penyelidikan yang dipimpin oleh Administrasi Penerbangan Sipil China."
(Dio/Isk)
INFOGRAFIS: Deretan Kecelakaan Pesawat di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir
Advertisement