Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) kembali menggelar program HUB.ID Accelerator 2022 bagi startup digital di Indonesia.
Kran pendaftaran program akselerator startup ini resmi dibuka pada 11 Juni 2022 melalui laman www.hub.id dan ditutup pada tanggal 10 Juli 2022.
Baca Juga
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Timnas Indonesia Tak Perlu Khawatir dengan Rekor Bahrain di Piala Teluk 2024
Tolong Jangan Tinggalkan Dzikir Pendek Ini setelah Sholat Fardhu meski sedang Buru-Buru, Fadhilahnya Dahsyat Kata UAH
7 Potret Gemas Bercampur Haru Saat Baby Issa Pertama Kali Bertemu Adiknya yang Baru Lahir
Menurut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan, latar belakang penyelenggaraan program HUB.ID Accelerator 2022 adalah demi menyukseskan proses akselerasi transformasi digital Tanah Air.
Advertisement
Untuk mendukung upaya tersebut, diperlukan pengembangan ekosistem digital yang melibatkan tiga komponen penting. Antara lain infrastruktur, dukungan regulasi, dan ketersediaan talenta digital yang mumpuni.
“Seluruh teknologi digital yang tersedia di sekitar kita sekarang, sudah mulai banyak diisi oleh para pelaku industri teknologi digital dari dalam negeri. Kita patut bangga dengan semakin meningkatkan semangat digital entrepreneurship di kalangan anak muda, di mana banyak startup digital yang bertumbuh dan juga berkembang,” ujar Semuel melalui keterangannya, Senin (13/6/2022).
Kemkominfo sebagai leading sector dalam upaya percepatan transformasi digital berperan tidak hanya sebagai regulator dan fasilitator, melainkan juga akselerator.
Dalam hal ini Kemkominfo dituntut untuk mampu menyiapkan masyarakat agar bisa hidup di era ekonomi digital dengan berbagai program literasi digital, meningkatkan adopsi teknologi di sektor-sektor strategis, serta mendorong UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia.
Sementara Plt. Direktur Ekonomi Digital Kemkominfo, I Nyoman Adhiarna, memaparkan HUB.ID Accelerator merupakan program yang memiliki fokus untuk meningkatkan sinergi, kolaborasi, kerjasama bisnis, dan investasi bagi startup digital melalui peningkatan jumlah business matchmaking dengan pemerintah, BUMN, korporasi swasta, dan investor.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bidik 25 Startup
Adapun target startup digital yang akan difasilitasi adalah 25 startup digital dengan kriteria pada posisi seeds sampai dengan pre-series A.
"Banyak fitur-fitur program yang kita laksanakan di HUB.ID Accelerator dengan mengukur kebutuhan dari dua sisi, yaitu menyelaraskan sinergi kebutuhan startup digital dengan mitra bisnis dan investor," kata I Nyoman menjelaskan.
Startup digital yang dicari untuk mengikuti HUB.ID Accelerator adalah yang memiliki fokus bisnis pada sektor Financial Services, B2B & Enterprise Solution, Logistic/Supply Chain, SME Enabler, dan Agri & Aquaculture.
Sejak dilaksanakan tahun 2021, HUB.ID sudah melibatkan 43 startup digital dan 47 partner dari koperasi dan BUMN termasuk Pemerintah. Melalui program tahun lalu, Kemkominfo telah berhasil menjalankan 100 peluang kerjasama bisnis baru dan menghasilkan 30 kerjasama bisnis baru dan 2 investasi baru.
“HUB.ID diharapkan menjadi ekosistem bertemunya startup digital dengan mitra bisnis dan investor dan membantu menguatkan bisnis startup digital menjadi berkesinambungan melalui berbagai rangkaian pertemuan bisnis dengan seluruh jejaring (network) yang dimiliki HUB.ID,” kata Ketua Tim Fasilitasi Business Matchmaking Startup Digital, Luat Sihombing.
Pada program HUB.ID Accelerator 2022 kali ini Kemkominfo menggandeng MDI Ventures sebagai strategic partner.
COO/Portfolio Director MDI Ventures, G. N. Sandhy Widyasthana, menilai fenomena bubble burst yang terjadi setelah pandemic Covid-19 juga berimbas ke perusahaan konvensional seperti perbankan karena kehadiran bank digital.
Atas fenomena tersebut, ia menilai dibutuhkan penguatan bisnis yang dilakukan startup digital dan investor dengan melakukan analisis bisnis atas investasi.
"HUB.ID Accelerator adalah salah satu tempat untuk startup melakukan eksposur produk dan bisnis di hadapan banyak pihak yang ada dalam jejaring HUB.ID Accelerator. Banyaknya pertemuan bisnis ini mampu menjadi alat validasi strategi bisnis startup digital untuk menjadi lebih baik," Sandhy memungkaskan.
Advertisement
Kemkominfo Beri 500 Beasiswa Pelatihan IT untuk Fresh Graduate
Sebelumnya, Kemkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) menggandeng Binar Academy untuk menggelar program pelatihan peningkatan kompetensi bidang TIK yang diberi nama Fresh Graduate Academy.
Sesuai namanya, program ini digelar untuk mendorong para fresh graduate bisa bersaing di industri dalam maupun luar negeri.
Dalam program ini, Kemkominfo menyiapkan 500 beasiswa untuk menyiapkan para lulusan yang belum atau sedang tidak bekerja agar memiliki kompetensi profesional.
Menurut Kepala Pusat Pengembangan Profesi dan Sertifikasi Balitbang SDM Kemkominfo Hedi M. Idris, beasiswa ini merupakan bentuk komitmen Kemkominfo untuk meningkatkan kualitas SDM di bidang teknologi.
"Kami berkomitmen memberikan akses pelatihan teknologi di Indonesia salah satunya melalui program Fresh Graduate Academy. Kemkominnfo memberikan kesempatan bagi para fresh graduate yang belum atau tidak sedang bekerja agar memiliki kompetensi profesional. Harapannya model pembelajaran ini dapat turut mengembangkan kemampuan tiap peserta untuk jadi talenta digital kebanggaan Indonesia," tuturnya.
Dalam keterangan resmi yang diterima, Minggu (5/6/2022), Direktur Pengembangan Bisnis Binar Academy, Dita Aisyah menuturkan pihaknya menyambut positif program ini. Ia pun mengaku Binar Academy terbuka untuk bekerja sama dengan pihak lain dalam menggelar program serupa.
"Kami membuka ruang bagi pemerintah dan private sector untuk melaksanakan program beasiswa bagi pekerja maupun rekanan agar talenta-talenta yang mereka miliki mengembangkan skill mereka dan menjadi lebih produktif," ucapnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, kurikulum Binar Academy yang dibentuk untuk program Fresh Graduate Academy ini telah disertifikasi oleh Education Alliance Finlandia dan telah diadopsi oleh merek terkemuka dari berbagai industri.
Untuk mengikuti program ini, calon peserta harus memiliki kewarganegaraan Indonesia dengan maksimal usia 27 tahun pada saat mendaftar. Selain itu, para peserta juga harus lolos seleksi administrasi dan tes substansi secara online.
Saat ini, program beasiswa yang digelar ditujukan untuk bidang project management. Diharapkan, peserta yang mengikuti program ini bisa belajar membuat produk digital yang sesuai dengan customer pain points dan masalah sosial.
Selain itu, mengacu pada data laman LinkedIn, ada lebih dari 2.000 lowongan pekerjaan di bidang product management di Indonesia. Rencananya, program pelatihan ini akan berlangsung selama satu bulan mulai dari Juli hingga Agustus 2022, menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Sebagai informasi, program Fresh Graduate Academy ini bukan kali pertama digelar. Sebelumnya, ada beberapa topik pelatihan yang sudah diadakan, seperti Data Engineer, IT Support, Javascript with API, Graphic Design and Digital Imaging, serta Data Science for Beginner.
Google Siapkan 5.000 Sertifikat untuk Digital Talent Scholarship Kemkominfo
Di sisi lain, Kemkominfo menyediakan beasiswa pelatihan literasi melalui program Digital Talent Scholarship (DTS). Program ini dijalankan bermitra dengan Google sejak 2019 hingga saat ini.
Pada tahun ini, Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kemkominfo bersama Google menyiapkan sertifikat untuk 5.000 peserta DTS 2022.
"Kami mengawali kerja sama dengan Google di program DTS Pro-A (Professional Academy), di mana hingga saat ini kami telah melatih sekitar 4.800 pengembang Android dan 1.200 developer cloud," kata Kabalitbang SDM Kemkominfo, Hary Budiarto, dalam keterangan Kemkominfo, Rabu (25/5/2022).
Hary mengatakan, kedua pihak akan terus melatih talenta digital untuk bidang Android dan Cloud tahun ini.
Tahun 2022, program DTS 2020 terbagi atas 7 Akademi, antara lain: Fresh Graduate Academy, Professional Academy, Vocational School Graduate Academy, Thematic Academy, Government Transformation Academy, Talent Scouting Academy dan Digital Entrepreneurship Academy.
"Program pelatihan ini terbuka untuk masyarakat umum, baik mahasiswa, para lulusan, profesional, tenaga pendidik, ibu rumah tangga dan siswa Sekolah Menengah Kejuruan hingga aparatur sipil negara," kata Hary.
Kemkominfo juga bekerja sama dengan Google di program DEA (Digital Entrepreneurship Academy) yang berfokus untuk mempercepat transformasi digital bidang kewirausahaan.
"Sasaran audiens dari DEA adalah UMKM, ibu rumah tangga, maupun mereka yang masih belum mempunyai usaha namun bercita-cita untuk menjadi pengusaha. Hingga saat ini, Kemkominfo bersama Google telah melatih sekitar 18.000 orang melalui program DEA ini," kata Hary.
Advertisement
5.000 Beasiswa Sertifikasi Karier
Hary menyatakan Kemkominfo menyambut kembali tawaran kerja sama dari Google untuk melanjutkan program di Professional Academy (Android, Cloud dan Google Career Certificates), dan mengawali kerja sama di program FGA (Fresh Graduate Academy).
"Program FGA ini bertujuan untuk mempersiapkan para lulusan yang belum atau tidak sedang bekerja agar memiliki kompetensi profesional dan juga para profesional yang ingin menambah skill mereka dan berkesempatan memiliki sertifikasi global serta dapat bersaing baik di industri dalam maupun luar negeri," ujar Hary, menjelaskan.
Menurut Hary, Google akan memberikan 5,000 beasiswa Google Career Certificate untuk IT support dan Data Analytics. "Sertifikat tersebut terdiri dari 3.000 beasiswa untuk program FGA, dan sisanya 2.000 beasiswa untuk program PROA," katanya.
Ia berharap, peserta pelatihan akan memiliki kompetensi profesional dan mendapatkan sertifikasi global.
"Kami berharap masyarakat yang ingin memiliki kompetensi profesional di bidang teknologi untuk mengikuti pelatihan ini dan menyelesaikannya agar mendapatkan skills dan sertifikasi nasional maupun global yang pastinya akan berguna di dunia kerja," katanya.
Hary mengatakan, dukungan dari Google dan mitra-mitra lainnya. Ia juga berharap program DTS akan menghasilkan 600.000 talenta digital di Indonesia.
"Tentunya dengan adanya dukungan dari Google dan mitra-mitra kami lainnya, kami berharap DTS dapat menghasilkan 600 ribu talenta digital di Indonesia sampai tahun 2024," kata dia.
Dengan begitu, lewat program ini Kemkominfo bisa memenuhi kebutuhan talenta digital indonesia yang diprediksikan akan mencapai 9 juta talenta digital dalam 15 tahun.
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Advertisement