Google Nyatakan Pailit di Rusia Gara-Gara Tak Bisa Beroperasi

Berdasarkan laporan terbaru dari Interfax, Google cabang Rusia dilaporkan telah mengajukan pailit pada otoritas setempat.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 20 Jun 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2022, 12:00 WIB
Google Plex
Suasana kantor pusat Google di Googleplex, Mountain View, Palo Alto, California. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Liputan6.com, Jakarta - Google cabang Rusia dilaporkan telah mengajukan pailit pada otoritas setempat. Informasi ini diketahui dari laporan Interfax berdasarkan pengajuan yang dilakukan perusahaan pada pengadilan.

Dikutup dari Reuters, Senin (20/6/2022), rencana pengajuan pailit ini memang sudah diketahui sejak Mei 2022. Alasannya, otoritas Rusia telah membekukan rekening bank cabang Google di negara tersebut.

"Penyitaan pihak berwenang Rusia atas rekening bank Google Rusia telah membuat kantor kami di negara tersebut tidak dapat berfungsi...Oleh karena itu, Google Rusia telah mengajukan kebangkrutan," kata juru bicara perusahaan.

Kendati demikian, Google menyatakan masih akan berupaya untuk menyediakan layanan gratis seperti Google Search, YouTube, Gmail, Maps, termasuk Android dan Play Store. Sebab, banyak pengguna di Rusia yang masih mengandalkan layanan mereka.

Untuk diketahui, dengan penyitaan rekening bank Google yang ada di Rusia membuat perusahaan tidak bisa membayar pemasok dan vendor, termasuk memenuhi kewajiban keuangan lainnya.

Google sendiri memang tengah kesulitan bertahan di Rusia sejak invasi negara tersebut ke Ukraina. Pada Maret 2022, Google telah menangguhkan penjualan iklan di Rusia.

Lalu, YouTube milik Google juga bergerak melarang iklan di kanal yang dimiliki oleh media terafiliasi pemerintah Rusia. Google pun memblokir kanal-kanal tersebut.

Selain itu, pada Desember 2021, Rusia juga menerapkan sanksi denda sebesar USD 98 juta pada Google atau setara dengan 8 persen pendapatan perusahaan di negara itu. Denda itu diberikan karena Google tidak bisa menghapus konten yang dianggap ilegal oleh Rusia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Perusahaan Teknologi Pertama yang Ajukan Bankrut di Rusia

Ilustrasi Mesin Pencari, Google Search
Ilustrasi Mesin Pencari, Google Search. Kredit: Photo Mix via Pixabay

Meski Rusia tidak melarang layanan Google di negaranya, Rusia telah melarang Facebook dan Instagram yang dimiliki Meta. Google mengatakan, layanan gratisnya akan tetap tersedia di negara tersebut. 

"Orang-orang di Rusia mengandalkan layanan kami untuk mengakses informasi berkualitas dan kami akan terus menyediakan layanan gratis seperti Google Search, YouTube, Gmail, Maps, Android, dan Google Play Store," kata juru bicara Google.

Sejauh ini, Google menjadi perusahaan teknologi besar pertama yang mengajukan kepailitan di Rusia akibat perang di Ukraina.

Perusahaan lain seperti Apple, Meta, dan Microsoft semuanya menangguhkan operasi di Rusia. Namun belum ada cabang-cabangnya di Rusia yang menyatakan kebankrutan.

Sebelumnya, startup pengiriman makanan Buyk mengajukan kebankrutan pada Maret lalu sebagai akibat dari sanksi ekonomi yang dijatuhkan pada negara tersebut.

Sementara, McDonald's mengumumkan akan meninggalkan Rusia dan menjual gerai restoran cepat sajinya setelah lebih dari 30 tahun beroperasi di negara itu. 

Layanan YouTube Terancam Diblokir di Rusia

Ilustrasi Google, cara bikin Google Form
Ilustrasi Google, cara bikin Google Form. (Photo by Benjamin Dada on Unsplash)

Di samping itu, Google mendapatkan kritik karena turut memainkan peran penting dalam menyebarkan ancaman terhadap Rusia di platform YouTube.

Pada Jumat, 18 Maret 2022, Rusia mendesak Google untuk berhenti mempromosikan apa yang dianggap pemerintah Rusia sebagai ancaman terhadap rakyat negara tersebut, di YouTube.

Tampaknya jika permintaan tersebut tidak dipenuhi Google, bisa saja Rusia memblokir layanan YouTube di wilayah Rusia.

Mengutip Gizchina, Minggu (20/3/2022), menurut regulator internet Rusia, Roskomanadzor, iklan di YouTube mempromosikan penangguhan terhadap sistem komunikasi Rusia.

Terlepas dari itu, regulator juga menuding YouTube mempromosikan penghentian jaringan kereta api di Belarusia. Selanjutnya, regulator juga mengklaim tindakan YouTube mewakili posisi Google yang anti-Rusia. Kendati begitu, regulator tidak membagikan informasi tentang akun yang berbagi iklan ini.

Untuk diketahui, YouTube sebelumnya memblokir video propaganda Rusia secara global pada awal bulan Maret ini. Terlepas dari itu, Rusia memblokir Instagram belum lama ini.

Menurut Rusia, Instagram telah ikut menyebarkan ujaran kebencian terhadap rakyat Rusia. Sebelumnya, otoritas juga memblokir akses Facebook di negara yang tengah menginvasi Ukraina itu. Kini, pelanggaran YouTube kian mengintensifkan pendirian Rusia terhadap perusahaan-perusahaan medsos asal Amerika Serikat.

Sandiaga Uno Kunjungi Google di Singapura, Bahas Tren Destinasi Wisata hingga Gaming

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi kantor Google Asia Pasifik di Singapura, dalam rangka membahas sejumlah isu terkait ekonomi kreatif di Indonesia.

Sandiaga bersama Google, menindaklanjuti inisiatif kerja sama dan pembangunan ekonomi kreatif di Indonesia, sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

Kunjungan tersebut digelar oleh Sandiaga, yang juga Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada Rabu kemarin di kantor Google Asia Pasifik di Maple Tree Business City, Jalan Pasir Panjang, Singapura.

Mengutip siaran pers Kemenparekraf, Kamis (2/6/2022), Menparekraf memenuhi undangan untuk hadir dan berdiskusi dengan President Google Asia Pasifik Scott Beaumont dan jajarannya.

Adapun, beberapa pokok bahasan keduanya antara lain seperti gaming, training, program Google Destinations, serta tren pencarian pariwisata di Indonesia.

"Melalui diskusi ini diharapkan akan lahir bentuk kerja sama, kolaborasi dan saling dukung antara stakeholder dan pemerintah sehingga dapat menjangkau lebih banyak lagi partisipan dan perhatian publik pada potensi ekonomi kreatif di Indonesia," kata Sandiaga.

Lebih lanjut, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan terima kasihnya kepada Google, yang telah menyatakan komitmen untuk berkolaborasi dengan Kemenparekraf, dalam hal game development, pelatihan, hingga sertifikasi pelatihan.

Sandiaga Uno juga mengapresiasi Google terkait tren pencarian destinasi wisata dalam mesin pencarinya, yang dinilai mampu menekan biaya promosi.

(Dam/Isk)

Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya