Liputan6.com, Jakarta - Netflix telah memastikan rencananya untuk menghadirkan paket berlangganan dengan iklan. Informasi ini diketahui dari pernyataan Co-CEO Netflix Ted Sarandos dalam laporan terbaru The Hollywood Reporter.
Dikutip dari The Verge, Sabtu (25/6/2022), langkah ini diambil karena perusahaan merasa telah meninggalkan salah satu segmen pelanggan yang begitu besar, yakni mereka yang merasa Netflix terlalu mahal dan tidak keberatan dengan iklan.
Baca Juga
"Kami (tengah) menambahkan paket dengan iklan; kami tidak menambahkan iklan ke Netflix seperti yang Anda kenal sekarang. Kami menambahkan paket beriklan untuk mereka yang ingin harga lebih rendah dan mau menonton iklan," tuturnya.
Advertisement
Kendati demikian, ia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai rencana Netflix ini. Namun dari laporan The Wall Street Journal, Netflix disebut akan bekerja sama dengan Google dan NBC Universal untuk menghadirkan paket dengan iklan ini.
Perlu diketahui, rencana Netflix untuk menghadirkan paket baru dengan iklan ini memang sudah terdengar sejak beberapa bulan lalu. Terlebih pada April 2022, CEO Netflix Reed Hastings menuturkan, perusahaan terbuka untuk menambahkan iklan ke layanan mereka.
Padahal, ia diketahui selama bertahun-tahun menolak untuk memasang iklan Netflix. Karenanya, pernyataan ini pun sempat mengejutkan industri media dan periklanan.
"Mereka yang telah mengikuti Netflix tahu bahwa saya menentang kerumitan periklanan dan penggemar berat kesederhanaan berlangganan. Namun sebanyak saya menggemarinya, saya penggemar pilihan konsumen yang lebih besar," ujarnya
Ia pun menjelaskan, konsumen mungkin lebih senang dengan biaya berlangganan aplikasi Netflix yang lebih rendah, tapi toleran terhadap iklan. "Mendapatkan apa yang mereka inginkan akan sangat masuk akal," tuturnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Netflix PHK 300 Karyawan Usai Kehilangan Banyak Pelanggan
Di sisi lain, Netflix melakukan PHK sebanyak 300 karyawannya. PHK kali ini adalah bagian dari layoff kedua perusahaan, di mana sebelumnya Netflix memutus kontrak 150 pekerjanya pada Mei 2022.
Mengutip The Verge, Jumat (24/6/2022), PHK kali ini berdampak pada berbagai tim yang berbeda dan paling banyak karyawan yang ada di Amerika Serikat. Meski begitu, ada juga karyawan-karyawan global Netflix yang terkena PHK.
Juru bicara Netflix Bao Nguyen dalam pernyataannya membenarkan perusahaan telah melakukan PHK karyawan.
"Hari ini dengan hati yang sedih, kami melepaskan sekitar 300 karyawan. Kami terus berinvestasi dalam jumlah signifikan dalam bisnis ini. Kami membuat penyesuaian ini, sehingga biaya kami tumbuh sejalan dengan pertumbuhan pendapatan kami yang lebih lambat," kata Nguyen.
Ini adalah putaran pemutusan hubungan kerja terbaru, setelah laporan pendapatan kasar kuartal 1 Netflix. Di mana, perusahaan mengumumkan bahwa pertumbuhan pendapatan melambat dan Netflix kehilangan pelanggan untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.
Nguyen menolak berkomentar lebih lanjut terkait apakah perusahaan merencanakan PHK tambahan dalam waktu dekat.
Tidak menyebut soal Netflix PHK Karyawan, sebelumnya Co-CEO Netflix Red Hastings dan Ted Sarandos dalam email kepada The Hollywood Reporter mengatakan, "Kami berencana untuk kembali ke jalur bisnis yang lebih normal ke depannya."
Advertisement
Sebelumnya Netflix PHK 150 Karyawan
Sebelumnya, Mei lalu, Netflix melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sekitar 150 karyawan serta memutus kerjasama dengan belasan kontraktor, menyusul laporan pendapatan yang mengecewakan.
Sebuah sumber yang mengetahui situasi ini memberi tahu The Verge, dikutip Rabu (18/5/2022), bahwa langkah tersebut mencakup setidaknya 26 kontraktor yang bekerja di situs web Tudum yang berfokus pada penggemar--berfungsi sebagai pelengkap konten Netflix.
Sebelumnya, Netflix memecat sekitar 25 karyawan pemasaran, termasuk belasan karyawan yang bekerja di Tudum. 26 pekerja yang diberhentikan saat ini diberitahu tentang PHK melalui e-mail, yang menurut juru bicara Netflix Erika Masonhall dikirim oleh perusahaan kontraktor.
Perusahaan mengatakan kepada The Verge bahwa sebagian besar karyawan Netflix yang terkena PHK berada di Amerika Serikat (AS).
"Seperti yang kami jelaskan tentang pendapatan, pertumbuhan pendapatan kami yang melambat berarti kami juga harus memperlambat pertumbuhan biaya kami sebagai sebuah perusahaan. Sayangnya, kami melepaskan sekitar 150 karyawan hari ini, sebagian besar berbasis di AS," ungkap Masonhall.
Ia menyebut keputusan ini terutama didorong oleh kebutuhan bisnis ketimbang kinerja individu, yang membuat perusahaan sangat sulit karena tidak ada dari karyawan yang ingin mengucapkan selamat tinggal kepada rekan kerja yang hebat.
Kehilangan 200.000 Pelanggan
"Kami bekerja keras untuk mendukung mereka melalui transisi yang sangat sulit ini. Sejumlah kontraktor keagenan juga terkena imbas dari berita yang diumumkan pagi ini. Kami berterima kasih atas kontribusi mereka untuk Netflix," pungkas Masonhall.
Sebelumnya, Netflix mengungkapkan bahwa pada kuartal pertama (Q1) tahun 2022, mereka kehilangan 200 ribu pelanggan secara global, dibandingkan kuartal empat (Q4) 2021.
Perusahaan Amerika Serikat itu juga memperkirakan akan ada kerugian yang lebih besar di kemudian hari, bahkan sampai dua juta pelanggan di kuartal kedua.
"Pertumbuhan pendapatan kami sudah sangat melambat," kata Netflix dalam suratnya kepada para pemegang saham, seperti dilansir The Verge, dikutip Rabu (20/4/2022).
Platform streaming itu melanjutkan, pandemi hanya "mengaburkan gambar," dengan adanya banyak masalah yang tersembunyi di bawah permukaan.
Perusahaan pun menunjuk persaingan yang lebih ketat dari layanan over the top (OTT) yang menawarkan harga lebih murah seperti Disney Plus dan Prime Video.
Selain itu, Netflix juga menyalahkan terbatasnya ruang berekspansi di banyak negara karena faktor teknologi yang di luar kendalinya, seperti adopsi smart TV dan harga data, serta banyaknya pengguna yang berbagi akun.
(Dam/Ysl)
Advertisement