Liputan6.com, Jakarta - Tragedi pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, Sabtu (29/10/2022), dilaporkan menelan 149 korban jiwa dan 150 orang lainnya luka-luka. Jumlah korban tewas dikabarkan akan terus bertambah.
Kejadian mengenaskan ini pun menyita perhatian warganet di seluruh dunia, di mana tagar 'Pray For Itaewon' (#PrayForItaewon), 'Pray For South Korea' (#PrayForSouthKorea) hingga keyword 'Rest In Peace' menjadi trending topic di Twitter.
Baca Juga
Ucapan duka dari warganet pun terus mengalir deras hingga berita ini naik.
Advertisement
Deepest condolences to the families and their loved ones who passed away in Itaewon🎗️#PrayForItaewon
— afi ⤮ (@agipppang) October 30, 2022
All my thoughts and prayers goes out to the victims, families and friends 🥀 #prayforItaewon #Itaewon pic.twitter.com/E2sbA1WLEs
— Ai 🧡🍪 (@kiyocityxx) October 30, 2022
Rest In Peace untuk para korban. My condolences to all families who lost their members today🙏#Itaewon #이태원 #prayforitaewon
— 윤세나 (@ysenaaaa_) October 30, 2022
Rest in Peace🙏this is so sad but i hope ateez postponed today's concert because of Itaewon incident. I hope everyone stay safe❤️#prayforitaewon
— 바다💙 (@samyankkkk) October 30, 2022
Kami turut berduka cita atas tragedi di ITAEWON, Rest in Peace..... 🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤😔🥺🥺🥺😥😥😭😭😭😭😭😭 #PrayForItaewon
— Vera Oktora (@veraoktora01) October 30, 2022
#prayforItaewon pic.twitter.com/pRBvPZwPjY
— ᴊɪʟʟᴀɴʏᴇᴇ (@Jillanyee) October 30, 2022
Banyak Perempuan Meninggal Dunia
Di antara korban luka, banyak di antaranya yang berada dalam keadaan kritis dan sedang diberi perawatan darurat. Banyak orang yang berpesta dilaporkan mengenakan topeng dan kostum Halloween.
Insiden tersebut terjadi pada sekitar pukul 22.20 waktu setempat atau pukul 20.20 WIB. "Banyak orang terjatuh saat festival Halloween, dan ada banyak korban," kata Kepala Departemen Pemadam Kebakaran Yongsan, Choi Sung-beom.
Banyak di antara korban jiwa tersebut kehilangan nyawa di dekat sebuah kelab malam. Ia menambahkan, banyak perempuan yang meninggal dalam kejadian itu.
Para saksi mata menggambarkan bahwa lokasi tersebut diwarnai kekacauan sebelum tragedi itu terjadi. Para polisi, yang berjaga dalam rangka mengantisipasi kejadian tak terduga, disebutkan mengalami kesulitan untuk mengendalikan massa.
Gambar-gambar di media sosial memperlihatkan ratusan orang, yang memadati gang sempit dan miring di Itaewon, terjepit serta tidak bisa bergerak. Sementara itu, para petugas penanganan darurat serta kepolisian Korea Selatan berupaya untuk membebaskan mereka dari himpitan.
Kronologi Awal Tragedi Halloween Maut di Itaewon Korea Selatan yang Tewaskan 149 Orang
Sekitar pukul 22:20 (13:20 GMT) pada hari Sabtu, kerumunan besar yang merayakan Halloween dijejalkan ke gang sempit di distrik hiburan Itaewon, demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (30/10/2022).
Banyak korban diinjak-injak ketika kerumunan besar mendorong ke depan, kata Choi. Banyak dari yang terluka berada dalam kondisi serius dan menerima perawatan darurat.
Lebih dari 400 pekerja darurat dan 140 kendaraan penyelamat dikerahkan untuk merawat yang terluka, kata Choi Cheon-sik, seorang pejabat di Badan Pemadam Kebakaran Nasional.
Polisi mengkonfirmasi puluhan orang diberi resusitasi kardiopulmoner (CPR) di jalanan, sementara yang lain dibawa ke rumah sakit terdekat.
Setidaknya 149 orang tewas dan 150 lainnya terluka selama insiden itu, dan pihak berwenang mengatakan jumlah korban tewas dapat meningkat lebih lanjut karena kru darurat melanjutkan upaya penyelamatan.
"Daerah itu masih kacau jadi kami masih berusaha mencari tahu jumlah pasti orang yang terluka," kata Moon Hyun-joo, seorang pejabat di Badan Pemadam Kebakaran Nasional.
Choi Seong-beom mengatakan jenazah 74 korban dikirim ke rumah sakit dan jenazah sekitar 46 orang dimasukkan ke kamar mayat darurat di gym terdekat.
"Orang-orang berlapis-lapis di atas yang lain seperti kuburan. Beberapa secara bertahap kehilangan kesadaran mereka sementara beberapa tampak mati pada saat itu," kata kantor berita Yonhap mengutip seorang saksi.
Advertisement
Korban Alami Henti Jantung
Para pejabat mengatakan sebelumnya bahwa 50 orang mengalami serangan jantung dan lebih dari 140 ambulans telah dikirim ke tempat kejadian untuk membantu para korban.
Al Jazeera melaporkan, banyak orang di kota itu akan begadang sepanjang malam "dengan rasa kaget, bertanya-tanya bagaimana ini bisa terjadi".
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menyerukan para pejabat untuk memastikan perawatan cepat bagi mereka yang terluka dan peninjauan keamanan lokasi perayaan.
Pemerintah metropolitan Seoul mengeluarkan pesan teks darurat, mendesak orang-orang di daerah itu untuk segera kembali ke rumah.
Beberapa video yang diposting di media sosial tampaknya menunjukkan orang-orang melakukan CPR pada korban yang tergeletak di jalan. Video lain tampak menunjukkan puluhan orang ditutupi lembaran plastik biru di pinggir jalan.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyebut insiden itu "mengerikan". "Semua pikiran kami bersama mereka yang saat ini merespons dan semua orang Korea Selatan pada saat yang sangat menyedihkan ini," tulisnya di Twitter.
Penyebab Masih Diselidiki
Seorang saksi mata mengatakan, kamar jenazah didirikan di sebuah gedung di seberang lokasi kejadian. Sekitar 48 jasad kemudian terlihat diangkut dengan tandu-tandu beroda dan dipindahkan ke sebuah gedung pemerintah untuk diidentifikasi, menurut saksi mata tersebut.
Beberapa saksi mata menggambarkan bahwa massa di lokasi itu semakin malam menjadi semakin tidak patuh dan tidak sabar.
Itaewon merupakan distrik yang populer di kalangan muda Korea Selatan dan orang asing. Pada Sabtu, puluhan bar dan restoran di daerah itu penuh dengan orang yang ingin merayakan Halloween.
Presiden Korsel Yoon Suk-yeol memimpin pertemuan darurat dengan para pembantu seniornya.
"Wilayah itu masih kacau, jadi kami masih berusaha memastikan jumlah orang yang cedera," kata Moon Hyun-joo, pejabat pada Badan Nasional Pemadam Kebakaran.
Pihak berwenang mengatakan mereka sedang menyelidiki penyebab tragedi itu.
Pesta Halloween tersebut merupakan yang pertama kalinya digelar dalam tiga tahun, setelah Korea Selatan mencabut pembatasan COVID-19 dan larangan berkumpul, seperti dilansir Antara.
Sebelumnya, tempat-tempat bisnis di kawasan itu mengalami dampak sangat buruk akibat pandemi.
"Biasanya kerumunan orang dalam jumlah besar terlihat ketika Natal dan pesta kembang api... tapi yang ini beberapa puluh kali lipat banyaknya," kata seorang warga bernama Park Jung-hoon (21 tahun), kepada Reuters di lokasi kejadian.
Korsel pada April mencabut jam malam pada bar-bar dan restoran maupun batasan kehadiran lebih dari 10 orang untuk acara kumpul-kumpul pribadi.
Kewajiban mengenakan masker di luar ruangan juga dicabut pada Mei.
Advertisement