Top 3 Tekno: Fitur Proxy WhatsApp untuk Kirim Chat saat Internet Diblokir Terpopuler

WhatsApp merilis fitur baru yang memungkinkan pengguna bisa chat saat internet padam atau tengah diblokir, dengan dukungan proxy.

oleh Iskandar diperbarui 09 Jan 2023, 10:30 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2023, 10:30 WIB
Ilustrasi aplikasi WhatsApp
Ilustrasi aplikasi WhatsApp. (Photo by Dima Solomin on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - WhatsApp merilis fitur baru yang memungkinkan pengguna bisa chat saat internet padam atau tengah diblokir, dengan dukungan proxy.

Berita ini menjadi yang terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com, Minggu (8/1/2022) kemarin.

Informasi lain yang juga populer datang dari bangkai satelit NASA yang akan jatuh ke Bumi usai 38 tahun di luar angkasa.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Fitur Baru WhatsApp Bantu Pengguna Tetap Bisa Chat Meski Internet Padam

WhatsApp memulai 2023 dengan menyuguhkan update yang memperkenalkan dukungan proxy. Ini merupakan fitur untuk membantu pengguna menghindari kondisi saat internet padam.

"Untuk membantu mereka yang tidak bisa menjangkau orang dikasihi karena internet padam, kami meluncurkan dukungan proxy bagi pengguna di seluruh dunia," kata WhatsApp dalam keterangannya, dikutip Minggu (8/1/2023).

Menurut WhatsApp, pihaknya memberikan kendali di tangan pengguna untuk mengatur akses ke WhatsApp, jika koneksi mereka tengah diblokir atau terganggu.

WhatsApp juga menyebut, terhubung melalui proxy akan tetap menjaga privasi dan keamanan tingkat tinggi yang disediakan WhatsApp.

"Pesan pribadi Anda akan tetap dilindungi enkripsi end-to-end, memastikan pesan tetap berada di antara Anda dan orang yang diajak berkomunikasi dan tidak terlihat siapa pun, termasuk server proxy, WhatsApp, atau Meta," kata WhatsApp.

Fitur baru WhatsApp ini tersedia bagi pengguna WhatsApp di seluruh dunia, apa pun perangkatnya. Baik itu Android atau iOS.

Menurut WhatsApp, seluruh proxy yang tersedia untuk dipilih akan terhubung melalui server yang disiapkan oleh sukarelawan dan organisasi.

Baca selengkapnya di sini 


2. Bangkai Satelit NASA Bakal Jatuh ke Bumi Usai 38 Tahun di Luar Angkasa

Pecahkan 'Misteri' Gas, Eropa Siap Luncurkan Misi ke Mars
Ilustrasi satelit mengorbit di Planet Mars. (NASA)

Setelah hampir empat dekade di luar angkasa, satelit NASA, Earth Radiation Budget Satellite (ERBS) yang tidak aktif, akan jatuh kembali ke Bumi.

Selama 21 tahun dari waktunya di antariksa, ERBS secara aktif menyelidiki bagaimana Bumi menyerap dan memancarkan energi dari Matahari, dan melakukan pengukuran ozon stratosfer, uap air, nitrogen dioksida, dan aerosol.

Mengutip situs resmi NASA, Minggu (8/1/2023), pada Kamis, 5 Januari 2023, Departemen Pertahanan Amerika Serikat memperkirakan, satelit 5.400 pon itu akan kembali ke atmosfer pada 18.40 EST (Senin, 06.40 WIB).

NASA memperkirakan sebagian besar satelit akan terbakar saat bergerak melalui atmosfer, namun beberapa komponen diperkirakan akan bertahan ketika kembali ke Bumi.

Lembaga antariksa AS itu juga menyebut, risiko bahaya bangkai satelit akan menimpa sesuatu di Bumi juga dicatat sangat rendah, kira-kira satu dari 9.400.

ERBS diluncurkan dari Space Shuttle Challenger pada 5 Oktober 1984. Pesawat luar angkasa ERBS adalah bagian dari misi Earth Radiation Budget Experiment.

Benda itu membawa tiga instrumen, dua untuk mengukur anggaran energi radiasi Bumi, dan satu untuk mengukur konstituen stratosfer termasuk ozon.

Baca selengkapnya di sini 


3. Kekayaan Hilang Terbesar Sepanjang Sejarah, Elon Musk Resmi Cetak Rekor Dunia

Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)
Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)

Dikabarkan kehilangan harga hingga sekitar USD 200 miliar beberapa waktu lalu, Elon Musk akhirnya resmi "dianugerahi" rekor dunia dari Guinness World Records.

Guinness World Records pun mencatat CEO Tesla dan Twitter itu telah memecahkan rekor dunia untuk kehilangan kekayaan pribadi terbesar sepanjang sejarah.

Mengutip situs resmi, Guinness Worlds Records menyebut ia telah kehilangan sekitar USD 182 miliar sejak November 2021, seperti diperkirakan Forbes. "Meskipun sumber lain menunjukkan bahwa sebenarnya bisa mendekati USD 200 miliar," tulisnya, dikutip Minggu (8/1/2023).

Meski angka pastinya hampir tidak mungkin untuk dikonfirmasi, total kerugian Musk jauh melampaui rekor sebelumnya sebesar USD 58,6 miliar. Rekor itu dicatat berasal dari kehilangan kekayaan yang dialami investor teknologi Jepang Masayoshi Son, pada tahun 2000.

Forbes menyebut, kekayaan Elon Musk turun dari puncaknya USD 320 miliar pada 2021, menjadi USD 138 miliar pada Januari 2023, yang sebagian besar terdampak buruknya saham Tesla.

"Fundamental jangka panjang sangat kuat. Kegilaan pasar jangka pendek tidak dapat diprediksi," cuit Musk setelah pasar tutup tahun pada 30 Desember 2022.

Baca selengkapnya di sini 


Infografis Cek Fakta: Kumpulan Hoaks Seputar Covid 19 terbaru yang beredar di WhatsApp (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Cek Fakta
Infografis Cek Fakta: Kumpulan Hoaks Seputar Covid 19 terbaru yang beredar di WhatsApp (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya