Twitter Buka Suara Soal Pemblokiran Aplikasi Pihak Ketiga Tweetbot

Meski menyebut pemblokiran Tweetbot hingga Twitterific disengaja, tetapi Twitter tidak menjelaskan lebih rinci mengenai alasan di baliknya

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 18 Jan 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2023, 12:00 WIB
[Fimela] Twitter
Twitter | unsplash.com/@martenbjork

Liputan6.com, Jakarta - Twitter akhirnya buka suara soal pemblokiran layanan klien pihak ketiga seperti Tweetbot dan Twitterific, yang berlangsung beberapa waktu lalu.

Sempat tidak memberikan pernyataan selama beberapa hari, melalui unggahan di sebuah akun resmi, Twitter menyatakan mereka sengaja memblokir aplikasi pihak ketiga tersebut.

Namun, mereka tidak memberikan penjelasan lebih lanjut dan rinci mengenai alasan pemblokiran aplikasi seperti Tweetbot dan Twitterific.

"Twitter sedang menegakkan aturan API yang sudah lama berdiri. Ini mungkin menyebabkan sejumlah aplikasi tidak bekerja," tulis mereka melalui akun resmi perusahaan @TwitterDev, dikutip Rabu (18/1/2023).

Menurut pesan internal yang diterima the Information, seorang insinyur senior Twitter kabarnya memberitahu karyawan, pemadaman pihak ketiga ini disengaja, tetapi tidak pernah menjelaskan alasannya.

Kondisi ini, dilansir The Verge, membuat para pembuat aplikasi pihak ketiga Twitter ini, serta pengguna, kebingungan dan kesal.

Co-creator Tweetbot, Paul Haddad,sempat menukar kunci API dari aplikasi itu, membuatnya bisa diakses selama akhir pekan. Namun ini membuatnya dalam kondisi semi-berfungsi dan hanya melewati pemblokiran sementara.

Klien lainnya seperti Albatross dan Fenix versi iOS masih terus berfungsi. Sayangnya, tidak jelas apa yang dilakukan aplikasi tersebut yang tidak dilakukan oleh Tweetbot dan Twitterific.

"Kami masih belum mendengar apa pun dari siapa pun di Twitter pada tingkat apa pun," kata co-creator Tweetbot Paul Haddad kepada The Verge.

"Jika ada aturan lama yang tanpa disadari telah kami langgar selama lebih dari 10 tahun terakhir, kami ingin mengetahuinya sehingga, jika memungkinkan, kami dapat mematuhinya," imbuh pembuat Tweetbot itu.

Twitter Blokir Layanan Klien Pihak Ketiga?

Twitter/dok. Unsplash Claudio
Twitter/dok. Unsplash Claudio

Sebelumnya, Elon Musk kabarnya memblokir layanan klien pihak ketiga Twitter. Layanan klien pihak ketiga ini tidak lagi bisa mengakses API Twitter karena sejumlah alasan.

Menurut pesan internal Slack, sebagaimana dilihat oleh The Information, platform jejaring sosial microblogging ini menangguhkan layanan klien pihak ketiga Twitter.

Dengan begitu, aplikasi klien pihak ketiga seperti Tweetbot dan Twitterrific tidak bisa lagi dipakai untuk mengunggah cuitan Twitter.

Mengutip SEA Mashable, Senin (16/1/2023), seorang software engineer senior di Twitter yang namanya tidak disebutkan, mengatakan penangguhan layanan klien pihak ketiga sengaja dilakukan.

Klien pihak ketiga Twitter memang tidak bisa diakses sejak Kamis malam waktu AS. Pengembang menyebut, mereka belum memiliki update apa pun. Sementara, Twitter tidak segera menanggapi permintaan komentar atas hal ini.

Karena kendala tersebut, sejak Kamis malam, pengguna mengeluhkan mereka tidak bisa menggunakan aplikasi pembuat cuitan dari pihak ketiga seperti Tweetbot, Twitterrific, dan lain-lain.

 

Butuh Informasi Resmi

Ilustrasi twitter
Ilustrasi twitter. (Photo by Jeremy Bezanger on Unsplash)

Sekadar informasi, aplikasi pihak ketiga ini dipakai untuk menelusuri Twitter dan membuat cuitan tanpa software Twitter.

Co-creator Tweetbot Paul Haddad mengatakan, "Saya sangat menginginkan informasi resmi sekarang. Kami memiliki begitu banyak pelanggan dan langganan pembaruan Tweetbot untuk tiga tahun akan segera hadir dalam beberapa minggu."

Menurutnya, jika Twitter benar-benar memutus akses ke layanan klien pihak ketiga seperti Tweetbot, mereka butuh informasi resminya.

"Dengan begitu, kami bisa menghapus aplikasi dari penjualan menghindari adanya masalah, yang tentunya saya tidak ingin itu terjadi," kata Haddad.

Serupa, pada Minggu, 15 Januari 2023, Twitterrific mengunggah cuitan, "Tidak ada informasi resmi tentang apa yang terjadi dan kami memohon maaf atas gangguan yang terjadi."

Kendati kabarnya Twitter menghentikan akses API Twitter ke layanan pihak ketiga, tampaknya hal tersebut tidak menyeluruh.

Pasalnya beberapa aplikasi klien pihak ketiga seperti ALbatross dan Fenix masih bisa berfungsi untuk sejumlah orang, tergantung apakah memakainya di iOS atau Android.

Rencana Twitter Tutup Kantor di Sejumlah Negara

Twitter Berhentikan 50 Persen Karyawan
Kantor Pusat Twitter di San Francisco, California pada 4 November 2022. Setengah dari 7.500 karyawan Twitter diberhentikan pada 4 November, sebuah dokumen internal menunjukkan, ketika pemilik baru Elon Musk memulai perombakan besar-besaran dari perusahaan yang bermasalah. (AFP/Samantha Laurey)

Twitter di sisi lain dilaporkan berencana menutup sejumlah kantornya di berbagai negara. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengurangi biaya operasional perusahaan, sambil mencari cara agar perusahaan bisa mendapatkan uang.

Mengutip informasi dari Business Insider, Sabtu (14/1/2023), setidaknya ada 12 kantor internasional Twitter yang dilaporkan telah tutup atau akan ditutup. Bahkan, beberapa kantor di Amerika Serikat juga disebut akan ditutup dalam beberapa minggu ke depan.

Menurut sumber yang mengetahui rencana ini, beberapa kantor Twitter yang direncanakan akan ditutup berlokasi di Hong Kong dan Filipina, serta Meksiko dan Afrika.

Untuk informasi, karyawan-karyawan di kantor tersebut diketahui sudah terdampak pemutusan kerja yang dilakukan perusahaan pada November tahun lalu.

Tidak hanya itu, kantor pusat Twitter untuk wilayah Asia yang ada di Singapura juga dilaporkan sempat tutup. Bahkan, para karyawannya diminta keluar gedung karena perusahaan telat membayar uang sewa.

Namun dari sumber yang mengetahui masalah tersebut menuturkan, Elon Musk telah membayar sewa dan karyawan yang sempat meninggalkan gedung diminta kembali bekerja di kantor.

Seperti diketahui, Twitter sebelumnya memiliki lebih dari dua lusin kantor internasional yang berada di kota-kota besar di seluruh dunia, termasuk Paris, Madrid, Berlin, Mumbai, serta Jakarta.

Hanya dari laporan, perusahaan kini tengah membahas pembatasan kantor hanya untuk sejumlah karyawan saja, termasuk kantor yang berlokasi di Amerika Serikat seperti San Fransisco, New York, dan Los Angeles.

(Dio/Isk)

Infografis Cek Fakta Waspada Penipuan Bagi-bagi Hadiah ultah perusahaan
Infografis Cek Fakta Waspada Penipuan Bagi-bagi Hadiah ultah perusahaan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya