Liputan6.com, Jakarta Agnez Mo angkat bicara tentang sebuah video yang menampilkan dua siswa SMPN 1 Ciawi Bogor menari dengan indah viral di media sosial.
Dalam berbagai postingan di Facebook, Instagram, TikTok, hingga Twitter pun banyak warganet yang malah mem-bully kedua siswa tersebut.
Baca Juga
Samsung Galaxy S25, S25 Plus, dan S25 Ultra Lolos TKDN, Siap Rilis di Indonesia Sebelum iPhone 16?
Hasil Liga Inggris Chelsea vs Fulham: Comeback Fantastis di Stamford Bridge, The Blues Kalah Dramatis
Gaya Mahal Cucu Jokowi Jalan-Jalan ke Solo Safari Saat Libur Natal, Anak Kahiyang Pakai Kaus Branded Rp7 Jutaan
Warganet banyak yang mencibir, SMPN 1 Ciawi membiarkan generasi muda muslim dipengaruhi dengan budaya asing.
Advertisement
Sementara lainnya mendukung kemampuan kedua siswa tersebut, mampu menampilkan dansa dengan indah.
Mengutip kanal Showbiz Liputan6.com, Agnez Mo pun melayangkan surat terbuka di kolom komentar unggahan klarifikasi SMPN 1 Ciawi Bogor pada 9 Januari 2023.
Dalam tulisannya tersebut, Agnez Mo mengingatkan sekolah kedua siswa tersebut untuk jangan pernah minta maaf ke publik karena sebuah prestasi.
“Hi, :) @smpn1ciawi_bogor this is Agnez Mo. Kalo boleh, sepertinya punya prestasi itu bukan sesuatu yang harus ‘minta maaf’ kok. Punya anak perprestasi itu dibanggakan aja:),” Agnez Mo mengawali surat terbukanya.
Diketahui, dua siswa yang dirundung warganet itu ternyata adalah atlet dance sport wakil Kabupaten Bogor di ajang Pekan Olahraga Provinsi Jawa Barat 2022.
Dear Devina dan Keysha, tetaplah menari. Kami bangga pada kalian 🫶💃🕺 pic.twitter.com/Wv8EzAAWoU
— Ade Kumala (@adekumala) January 18, 2023
Bernama Devina Anindita dan Keysha Aditia Putra Winardi, kedua siswa SMPN 1 Ciawi ini ternyata mengantongi medali emas dalam ajang tersebut.
Ingin Ketemu Secara Personal
Tak tinggal diam, Agnez Mo bersuara lewat Instagram Stories yang diunggah Senin (13/1/2023).
Mengunggah headline media daring, pelantun “Tanpa Kekasihku” menyayangkan segelintir masyarakat yang merespons negatif prestasi siswa SMPN 1 Ciawi.
Menurutnya, apresiasi terhadap prestasi membuat siswa makin bersemangat dan percaya diri.
“Karena menurut saya, biar itu bisa boost their confidence. Justru malah, yang kaya gini harus dibanggakan oleh sekolahnya, biar bisa jadi contoh jg buat yang lain, bahwa BERPRESTASI itu lebih penting dibandingkan hanya go viral aja,” cuitnya.
“Go viral karena PRESTASI itu sesuatu hal yang harus dibanggakan.. so please please please, support them always, and stand on their sides pada saat ada oknum2 tertentu dengan closed and judgmental minds yang pengen menjatuhkan mereka,” tulis Agnez Mo.
Advertisement
This is Truly Important
Pemilik album Whaddup A?! itu mengingatkan, dukungan sekaligus apresiasi pihak sekolah untuk siswa berprestasi sangat penting. Setelahnya, Agnez Mo ingin mengontak kedua siswa berprestasi tersebut.
“This is truly important. Kalo boleh, please let me know their contacts/IG. I want to congratulate them,” pungkasnya. Dalam hitungan menit, surat terbuka Agnez Mo ini kebanjiran dukungan dan apresiasi netizen.
“Susah emang kalo dikit2 dibilang memengaruhi budaya apa lagi bawa2 agama. Pemikiran yg sangat tertinggal. Lagian sudah 2023 masih aja ada orang yang berfikiran kolot. Go queen. Tell them, support anak2 bangsa yang berprestasi,” @chr**** menyahut.
“SAY IT LOUDER QUEEN. Banyak sekali anak berprestasi di sekolah tapi tidak ada apresiasi dari pihak sekolahnya,” @_azi**** menimpali. “Ayo dong para petinggi bogor. Knp yg berpresrasi seperti ini malah di exploitasi oleh oknum2 ga jelas ini?” @sim*** berkomentar.
Klarifikasi SMPN 1 Ciawi Bogor
Diberitakan sebelumnya, pihak SMPN 1 Ciawi Bogor menyampaikan klarifikasi setelah mendapat pesan WhatsApp berisi tudingan bahwa dua siswa berprestasi yang muncul dalam video viral telah dipengaruhi budaya asing.
“Generasi muda Muslim sudah mulai dipengaruhi dengan budaya asing. SMPN 1 Ciawi memasukkan kurikulum dansa dalam pelajaran ekstrakurikuler dalam materi pembelajarannya. Kenapa rakyat masih terlena melihat generasi penerus bangsa dirusak seperti ini?” ocehnya.
Padahal, kedua siswa yang dicap “generasi yang dirusak” itu atlet dance sport, cabang olahraga yang dinaungi Ikatan Olahraga Dansa Indonesia, juga diperlombakan bagi atlet-atlet difabel. Mereka mengikuti Dance Sport dengan menggunakan kursi roda.
(Ysl/Isk)
Advertisement