Liputan6.com, Jakarta - Dua turis Australia dilaporkan terpaksa angkat kaki lebih cepat dari Bali, usai menemukan sebuah AirTag tak dikenal, di dalam perlengkapan liburan mereka.
Pengalaman buruk itu dialami oleh Emily Sinclair, yang beberapa waktu lalu pergi ke Bali bersama pasangannya Jane untuk berlibur.
Baca Juga
Namun, Emily menemukan sebuah AirTag Apple telah diselipkan ke dalam tas mereka, ketika tiba-tiba muncul sebuah suara aneh terdengar di salah satu tas.
Advertisement
Temuan itu pun membuat keduanya ketakutan. Apalagi, tidak ada satu pun dari mereka yang menggunakan perangkat Apple.
"Kami langsung mengeluarkan baterainya dan membongkarnya dan melihat perangkat itu dibuat di Indonesia, jadi kami yakin itu dimasukkan ke dalam tas Jane di bandara pada saat kedatangan," kata Emily kepada 7News.
Mengutip Apple Insider, Minggu (2/4/2023), Emily mengaku keduanya sudah sering melakukan traveling, tetapi tidak pernah mengalami hal semacam ini sebelumnya.
"Tas kami tidak pernah tertinggal, dan kompartemen utama tas terkunci. Alat itu ditemukan di saku depan ransel Jane yang tidak bisa dikunci," kata Emily.
Usai temuan alat pelacak Apple itu, Emily dan Jane yang saat itu berada di Pantai Amed merasa khawatir akan ada orang yang mengejar mereka.
Dua turis Australia yang sudah menetap selama delapan malam itu akhirnya buru-buru naik taksi ke Kuta dalam tiga jam perjalanan, demi mencari suasana yang lebih ramai.
Tetap Merasa Tidak Nyaman
Namun, keduanya tetap merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk membayar lebih demi mengganti penerbangan mereka dan pulang lebih awal Senin pekan lalu. Padahal, mereka harusnya pulang ke Australia pada tanggal 1 April.
"Kami tidak tahu mengapa atau bagaimana benda itu bisa masuk ke dalam tas Jane, tapi kami merasa jika seseorang bersusah payah untuk meletakkannya di sana, mereka berniat untuk menggunakannya," tambah Emily.
"Jadi itu benar-benar membuat kami takut, dan kami hanya ingin pulang secepat mungkin."
Apple diketahui sudah memasukkan sejumlah fitur anti-stalker ke AirTag buatan mereka, termasuk mengeluarkan bunyi secara berkala, apabila terpisah dari pemiliknya untuk jangka waktu tertentu.
AirTag yang dibawa bersama seseorang bukan pemiliknya juga dapat memicu peringatan di iPhone. Masalahnya, Emily dan Jane tak memakai produk Apple.Â
Advertisement
Apple Sudah Punya Panduan Soal AirTag
Apple sebenarnya telah memiliki saran mengenai apa yang harus dilakukan apabila menemukan AirTag tak dikenal digunakan untuk melacaknya, atau jika Anda menerima peringatan yang melacak Anda di iPhone, dalam situs web-nya.
Dalam panduannya, Apple juga memberikan beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mematikan pelacak AirTag, pada kasus-kasus semacam ini.
Namun, jika masih merasa khawatir akan adanya perangkat pelacak, Anda bisa melaporkannya ke polisi setempat.
Namun, saat melaporkannya ke polisi, korban disarankan untuk tidak menghancurkan pelacak, karena sering kali perangkat itu, malah bisa dipakai untuk melacak balik pemiliknya dan jadi bukti yang memperberat mereka.
AirTag sendiri sebenarnya punya tujuan untuk membantu pengguna perangkat Apple, untuk lebih mudah menemukan barang yang dia cari dan disematkan pelacak tersebut, misalnya saat barang itu dicuri.
Â
Meski Berguna, AirTag Rentan Disalahgunakan
Sudah banyak kasus AirTag membantu mengembalikan barang yang hilang atau dicuri. Bahkan beberapa waktu lalu, mengutip Gizchina, Selasa (24/1/2023), AirTag membantu menemukan dan menyelamatkan anjing yang hilang.
Anjing Australian Shepherd bernama Seamus itu terbawa air saat terjadinya banjir California, Amerika Serikat, baru-baru ini. Iatidak sengaja jatuh ke saluran pembuangan air yang deras dan menjauh dari pemiliknya.
Namun meski punya tujuan yang berguna, sudah banyak kejadian pelacak Apple ini juga dipakai untuk aksi-aksi penguntitan atau stalking.
Sebagai contoh penggunaan AirTag yang buruk, di Indiana, Amerika Serikat, seorang wanita melacak kekasihnya dengan alat itu, lalu membunuh pacarnya dengan ditabrak memakai mobil pada 2022 yang lalu.
(Dio/Ysl)
Advertisement