Liputan6.com, Jakarta - Di era modern seperti saat ini, di mana para pelanggan dibanjiri dengan terlalu banyak informasi dan rentang atensi yang semakin lama semakin menurun, platform video streaming seperti Vidio dituntut untuk engage dengan para pelanggannya secara terorganisir dan terkonsep, dengan menggunakan saluran komunikasi yang relevan dan sesuai.
Namun, di sisi lain, platform juga menyadari bahwa salah satu tantangan utama bagi mereka adalah membangun komunikasi yang bermakna (kontekstual) dan menjangkau pelanggan di setiap titik poin dalam lifecycle journey mereka.
Baca Juga
Berangkat dari situasi tersebut, ditarik sebuah kesimpulan bahwa dalam membangun engagement dengan para pelanggan, diperlukan adanya rekomendasi yang dipersonalisasi, yang sesuai dengan kesukaan dan preferensi para pelanggan, dengan menggunakan saluran komunikasi yang paling aktif mereka gunakan.
Advertisement
Dan dalam melakukan hal ini, brand pertama-tama harus punya pemahaman yang luas & mendalam tentang para pelanggan-nya, dan karena alasan itulah, Vidio memanfaatkan platform berbasis wawasan, seperti MoEngage.
“Memahami preferensi konten hiburan para pelanggan adalah prioritas utama kami, dan kami optimis bahwa MoEngage akan membantu upaya Vidio dalam mendalami pemahaman mengenai pelanggan, sehingga mampu mendorong kami untuk semakin engage dengan mereka, melalui pengalaman yang berkesan dan dipersonalisasi di seluruh saluran komunikasi pilihan,” kata Chief Product Officer Vidio, Hadikusuma Wahab, dikutip Rabu (21/6/2023).
Melalui kerjasama dengan MoEngage, Vidio dapat mengembangkan kerangka kerja komunikasi yang terkonsep, yang dapat menjangkau dan engage dengan para user, dengan menggunakan suguhan konten yang dipersonalisasi dan rekomendasi seputar tontonan favorit, seperti original series, film, atau pertandingan olahraga, yang akan segera tayang di platform Vidio, yang telah disesuaikan dengan preferensi para pelanggan.
Country Head Indonesia MoEngage, Roy Simangunsong, menuturkan bagi sebuah platform video streaming terkemuka seperti Vidio, perusahaan memahami betapa pentingnya memberikan pengalaman pelanggan yang hyper-personalized, relevan, terhubung, dan mulus--untuk memastikan customer engagement yang sukses.
“Kami senang dan merasa terhormat menjadi bagian dari perjalanan pertumbuhan dan perkembangan Vidio ini. Kami berdedikasi untuk berbagi wawasan yang tepat dan diperlukan untuk memastikan pengalaman yang kaya dan relevan, yang layak didapatkan oleh para pelanggan Vidio,” ucapnya memungkaskan.
Kolaborasi dengan Google, Vidio Buka Kesempatan Magang Bagi 250 Lulusan Program Bangkit Terpilih
Sebelumnya, Vidio bekerjasama dengan Google dalam program Bangkit untuk memberikan pelatihan terstruktur yang berkualitas tinggi guna menghasilkan lulusan-lulusan berkaliber untuk perusahaan kelas dunia.
Program kesiapan karier ini dirancang dalam kemitraan dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Kampus Merdeka, serta perusahaan teknologi terkemuka Indonesia, salah satunya Vidio.
Dengan kerja sama ini, Vidio sebagai hiring partner menyediakan kesempatan bagi 250 lulusan program Bangkit untuk dapat menjalani magang di perusahaan. Selama menjalani program Bangkit, mahasiswa akan dibekali dengan lebih dari 900 jam pengetahuan di bidang teknologi, soft skills, dan bahasa Inggris.
Total pembelajaran yang diterima mahasiswa pun mencapai 20 SKS yang setara dengan kegiatan perkuliahan selama satu semester.
Adapun Lead Program Bangkit, sekaligus perwakilan Google Indonesia, Dora Songco, menyebut bahwa Bangkit ingin menciptakan lebih banyak talenta muda yang bisa langsung diserap untuk membantu transformasi digital Indonesia.
Menurut Dora, Vidio merupakan mitra yang tepat untuk mempekerjakan lulusan Bangkit karena memiliki kesamaan visi dengan Google, yaitu memberikan wawasan profesional berkualitas.
“Vidio memiliki program yang benar-benar dirancang agar pesertanya mendapatkan keterampilan saat internship dan menciptakan digital talent siap kerja. Itulah mengapa kami ingin bekerja sama dengan mereka,” ujar Dora dalam gelaran Grow with Google Indonesia di Jakarta, Kamis (15/6/2023).
Advertisement
Program Bangkit Memberikan Nilai Tambah Bagi SDM di Bidang Teknologi
Hal senada juga diungkapkan oleh pihak Vidio yang menyambut baik kemitraannya dengan Google melalui program Bangkit.
Monika Rudijono, Managing Director Vidio, mengatakan program Bangkit dapat memberikan mahasiswa tingkat akhir eksposur dan keterampilan khusus di bidang digital. Hal ini membuat lulusannya lebih siap kerja dan cocok dengan talent yang dicari perusahaan saat ini.
“Harapannya, semakin baik sumber daya manusia yang diterima Vidio, kian baik pula tim internal dan output kami,” tutur Monika.
Untuk mewujudkan strategi perusahaan di bidang teknologi, Vidio sendiri membutuhkan beberapa talenta atau posisi khusus yang relevan. Beberapa di antaranya software engineer, data scientist, product manager, dan UI UX designer.
“Tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa kami akan membutuhkan talenta untuk posisi lainnya di kemudian hari,” ia memungkaskan.
Digital Talent yang Dibutuhkan Vidio
Selain skill, terdapat beberapa sikap yang dipertimbangkan Vidio dalam merekrut calon peserta magangnya.
Menurut Chief Human Resources Vidio, Alvien Khairullah, perusahaan juga memerlukan talenta yang dapat bekerja sama dalam tim dan lingkungan baru secara positif, bisa mengimplementasikan ilmu yang didapat dalam lingkungan kerja, serta bagaimana mereka mampu mengatasi suatu masalah.
“Melalui Bangkit, kita melihat peluang untuk memperluas jangkauan talenta yang sesuai dengan kebutuhan digital. Lewat programnya yang memang menumbuhkan keterampilan di bidang digital, kami dapat mengembangkan pengetahuan mereka lebih lanjut,” kata Alvien.
Advertisement