Liputan6.com, Jakarta - Sirclo dan Meet Magento Indonesia (MMID) resmi menyelenggarakan pameran e-commerce pertama sekaligus yang terbesar di Indonesia. Mengambil tema Building for the Future, event bertajuk E-Commerce Expo 2023: powered by Sirclo ini diadakan pada 25-26 Agustus 2023 di Qbig Convention Hall, BSD City.
Event ini disebut akan dihadiri oleh 2.000 peserta. Sesuai tajuknya, event ini akan memberikan wadah bagi para pelaku usaha berskala kecil hingga besar sekaligus tech enthusiasts memperoleh kemitraan dan memperluas wawasan praktis mengenai industri e-commerce.
Baca Juga
E-commerce Expo 2023 ini menghadirkan lebih dari 50 pembicara yang terdiri dari ahli, praktisi, dan perusahaan ternama untuk membagikan tren digital terkini melalui rangkaian seminar hingga workshop.
Advertisement
Beberapa di antaranya yang akan berpartisipasi adalah Adobe, KADIN, Sinar Mas Land, Biofarma, Oriflame, Statista, hingga IKEA Indonesia. Hal ini sejalan dengan misi Sirclo mengakselerasi kesuksesan pelaku usaha dari berbagai skala agar mampu bersaing.
"Hadirnya para pakar industri digital dalam acara E-Commerce Expo 2023 yang diselenggarakan oleh SIRCLO diharapkan dapat mendukung para praktisi bisnis maupun pegiat teknologi untuk memperluas pengetahuan serta strategi untuk mengakselerasi pertumbuhan usaha, hingga secara kolektif mampu mendongkrak potensi ekonomi digital di Indonesia," tutur founder dan CEO Sirclo Group Brian Marshal dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu (26/8/2023).
Event E-commerce Expo 2023 ini akan terbagi dalam tiga tema besar, yakni business, technology, dan innovation. Beberapa topik yang akan dibahas pun bervariasi, mulai dari tren online terkini, strategi bisnis omnichannel, e-commerce, social dan live commerce, digital marketing, hingga transformasi teknologi.
Hadirkan Para Mitra Strategis Sirclo
Acara ini juga menghadirkan beberapa mitra strategi dalam ekosistem digital Sirclo sebagai exhibitor yang memungkinkan pengunjung memperluas jaringan dan melakukan kolaborasi.
"Melalui 50 pembicara dari berbagai sektor, E-Commerce Expo yang diselenggarakan oleh SIRCLO menjadi kesempatan penting untuk menciptakan ruang kolaborasi dalam industri e-commerce," tutur CTO Enterprise Solutions Sirclo, Muliadi Jeo.
E-commerce Expo 2023 ini juga terselenggara berkat dukungan Digital Hub, kawasan yang dikembangkan Sinar Mas Land sebagai pusat komunitas, pendidikan, perusahaan multinasional dan startup yang bergerak di bidang teknologi digital.
"Kami sangat mendukung acara E-Commerce Expo yang diselenggarakan oleh Sirclo sebagai sebuah katalis dalam percepatan transformasi digital di Indonesia, di mana sinergi yang kuat antar para pakar teknologi serta pelaku bisnis merupakan kunci dalam pembangunan yang berkelanjutan," tutur CEO Digital Tech Ecosystem & Development Sinar Mas Land, Irawan Harahap.
Acara E-commerce Expo ini terbuka untuk umum dan bisa dihadiri secara gratis. Peserta yang tertarik bisa melakukan pendaftaran lebih dulu dan mengakses informasi lebih lengkap di situs resminya.
Advertisement
Biaya Layanan Platform E-Commerce Naik, Wajarkah?
Di sisi lain, baru-baru ini banyak platform belanja online atau e-commerce yang ramai diperbincangkan di media sosial mau pun media massa setelah berbondong-bondong melakukan penyesuaian terhadap biaya yang dikenakan terhadap penggunanya.
Walaupun cukup menuai pro dan kontra dari masyarakat, khususnya pengguna platform, pengenaan biaya layanan, biaya jasa aplikasi hingga biaya top-up dompet digital di platform belanja online ternyata telah menjadi standar baru yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan e-commerce.
Hal serupa juga disampaikan oleh Bima Laga selaku Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA). “Asal tidak terlalu membebani konsumen, kenaikan biaya jasa ini hal yang sangat wajar mengingat investasi di sektor digital ini sangat mahal dan harus update, terlebih lagi untuk keamanan transaksi para penggunanya," kata dia dikutip Kamis (4/5/2023).
“Biaya yang dikenakan juga masih wajar, selama tidak progresif dan tidak berbentuk persentase. Pengenaan biaya jasa aplikasi atau penanganan ini pun sudah melalui banyak pertimbangan, mulai dari harga barang hingga minat belanja masyarakat,” tambah Bima.
Untuk itu perusahaan harus dapat memastikan bahwa penarikan biaya ini adalah untuk keperluan peningkatan pelayanan. Selain itu, e-commerce yang menarik biaya jasa aplikasi baik kepada konsumen maupun penjual juga harus memastikan transparansi berapa besaran biaya yang akan mereka tarik dan juga akan digunakan untuk apa saja biaya tersebut nantinya.
Sejalan dengan hal ini, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah menjelaskan bahwa penerapan biaya tambahan saat bertransaksi melalui platform online dapat dilihat sebagai strategi dari tiap-tiap perusahaan dalam upaya meningkatkan efisiensi demi mendorong profitabilitas dan kontinuitas bisnis perusahaan.
Selain itu juga untuk meningkatkan beberapa aspek seperti pengalaman konsumen, layanan terbaik, inovasi, serta fasilitas apa saja yang dapat ditawarkan platform kepada konsumennya.
“Penyesuaian ini seharusnya tidak mengurangi jumlah pengguna atau pun kepercayan mereka. Selain kegiatan belanja online telah menjadi kebiasaan masyarakat, platform-platform e-commerce seperti Tokopedia pun pasti sudah memiliki pelanggan setia yang mengedepankan kenyamanan dan experience belanja di platform pilihan mereka,” jelas Piter.
(Dam)