Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, sejumlah warganet sempat dikejutkan dengan kehadiran akun Instagram CEO Apple Tim Cook. Hal ini mengejutkan, karena ia memang dikenal tidak aktif di platform milik Meta tersebut.
Usut punya usut, akun tersebut ternyata bukan milik Tim Cook. Mengutip informasi dari 9to5mac, Selasa (29/8/2023), akun dengan nama @tim.d.cook tersebut ternyata palsu.
Baca Juga
Padahal, akun tersebut sempat meyakinkan sejumlah orang. Bahkan, petinggi Apple seperti Lisa Jackson diketahui sempat mem-follow akun tersebut, termasuk beberapa karyawan perusahaan tersebut.
Advertisement
Akun itu memang diketahui berhasil mengecoh sejumlah orang karena dianggap mampu meniru Tim Cook. Sebagai contoh, di unggahan pertamanya pada 20 Agustus 2023, akun tersebut menampilkan dua foto yang diambil dengan iPhone pada World Photography Day.
Lalu di unggahan kedua, akun itu mengunggah iklan kampanye Apple yang bekerja sama dengan 3DPets. Pola ini mirip dengan Tim Cook yang diketahu tidak pernah mengunggah konten pribadi.
Saat ini, akun Tim Cook palsu tersebut diketahui sudah di-take down oleh Instagram. Karenanya, akun tersebut sudah tidak bisa lagi dicari di platform tersebut.
Tim Cook sendiri memang dikenal sebagai pribadi yang tidak bergabung di banyak media sosial. Sejak 2013, ia diketahui hanya memiliki akun Twitter dan Weibo asal Tiongkok.
Di sisi lain, Tim Cook sendiri mengaku dirinya tidak ingin orang-orang menggunakan iPhone. Pernyataan yang bertolak belakang dengan posisinya sebagai pimpinan Apple yang mengembangkan iPhone.
Tim Cook Ternyata Tak Ingin Orang-Orang Terlalu Sering Pakai iPhone, Ini Alasannya
Mengutip informasi dari Mashable, Minggu (9/4/2023), pernyataan tersebut Tim Cook ungkapkan ketika menjadi salah satu sosok yang ditampilkan dalam edisi perdana mengenai World Creativity Awards dari majalah GQ.
Pernyataan Tim Cook sendiri bukannya tanpa alasan. Ia menuturkan, Apple tidak diberi intensif agar pengguna iPhone berlama-lama menggunakan perangkat mereka.
Alih-alih berlama-lama di iPhone mereka, Tim menginginkan agar pengguna memanfaatkan perangkat tersebut untuk melakukan sesuatu yang belum tidak bisa mereka lakukan sebelumnya.
Menurut Tim Cook, Apple mendesain teknologi untuk memungkinkan orang-orang mencapai hal-hal yang sebelumnya tidak bisa mereka lakukan, menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak bisa mereka buat, serta mempelajari hal-hal yang belum mereka ketahui.
"Itulah yang mendorong kami. Kami tidak ingin orang menggunakan ponsel kami terlalu sering. Kami tidak diberi insentif untuk itu. Kami tidak menginginkan itu," tuturnya.
Untuk itu, ia bersama Apple menciptakan fitur Screen Time yang memungkinkan orang-orang memantau waktu mereka ketika menggunakan iPhone. Kehadiran fitur ini tidak lepas dari filosofi yang ia pegang sebagai seorang pribadi.
"Karena filosofi saya adalah, jika Anda lebih sering melihat ponsel daripada menatap mata seseorang, Anda melakukan hal yang salah. Jadi kami melakukan sejumlah hal seperti (fitur) Screen Time," ujarnya menjelaskan.
Advertisement
Bos Apple Tak Ingin iPhone Sekadar Jadi Alat Akses Media Sosial Tanpa Henti
Pernyataan serupa sebenarnya pernah Tim Cook lontarkan pada 2021. Ketika itu, ia melakukan wawancara dengan Bustle.
Dikutip dari Tech Spot, Tim membahas mengenai kekhawatirannya tentang pengguna yang memakai perangkat teknologinya terlalu sering. Untuk itu, Apple pun mengembangkan fitur seperti Screen Time, sehingga pengguna dapat memantau aktivitas di perangkatnya.
"Dan saya selalu khawatir tentang orang yang terlalu banyak menggunakan teknologi. Jadi, kami menghadirkan fitur Screen Time untuk memberitahu orang-orang waktu sebenarnya yang mereka habiskan di perangkatnya, karena biasanya, jumlah itu jauh lebih banyak dari yang mereka katakan," tutur Tim.
Selain itu, dia juga ingin agar konsumen Apple untuk memanfaatkan perangkatnya secara lebih produktif dan terhubung dengan orang lain. Sebagai contoh, untuk fotografi atau berkomunikasi dengan keluarga maupun teman lewat FaceTime, tak sekadar scrolling media sosial tanpa henti.Â
Ia pun mengatakan, teknologi seharusnya yang melayani manusia dan buka sebaliknya. Tim pun menyuarakan dukungannya pada Shine, aplikasi yang didesain untuk membantu pengguna melawan stigma soal kesehatan mental.
Sebagai informasi, kreator mekanisme infinte scrolling di media sosial, Aza Raskin, memang pernah mengutarakan permintaan maaf atas temuannya. Ia menyesal dengan temuannya membuat mekanisme scrolling yang ternyata membawa dampak negatif.
Awalnya, ia mengatakan, tujuannya membuat mekanisme tersebut adalah menciptakan pengalaman semulus mungkin untuk pengguna. Namun hal itu kini berubah menjadi alat untuk mengajak pengguna agar tetap online selama mungkin
Apple Potong Kompensasi untuk Tim Cook Sebesar Rp 530,4 Miliar
Di sisi lain, kompensasi Apple untuk sang CEO Tim Cook dipotong hingga lebih dari 40 persen besarnya. Yang mengejutkan, keputusan tersebut adalah rekomendasi dari Tim Cook sendiri.
Mengutip The Verge, Sabtu (14/1/2023), Tim Cook memang menargetkan kompensasinya akan berkurang hingga USD 35 juta atau setara Rp 530,4 miliar.
Pasalnya berdasarkan pengajuan peraturan baru, total penghasilan yang didapatkan Tim Cook turun dari USD 84 juta (setara Rp 1,2 triliun) di tahun 2022 menjadi USD 49 juta (setara Rp 742,6 juta) pada 2023. Penurunan tersebut terhitung lebih dari 40 persen.
Perubahan tersebut seluruhnya berasal dari penyesuaian nilai penghargaan ekuitasnya, yang merupakan bagian terbesar dari total kompensasi untuk Tim Cook.
Pada tahun 2022, nilai penghargaan ekuitas itu diperkirakan mencapai USD 75 juta, tetapi tahun ini perkiraan tersebut turun menjadi USD 40 juta.
Meski begitu, gaji pokok Tim Cook sebesar USD 3 juta dan insentif tahunannya sebesar USD 6 juta akan tetap sama, demikian lapor Bloomberg.
(Dam/Isk)
Advertisement